Aelion-10.4

10.7K 922 47
                                    

Kalian, belum pernah baca cerita yang gimana? Coba komen mana tau aku bisa buatin.

Kalian, belum pernah baca cerita yang gimana? Coba komen mana tau aku bisa buatin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tau gak? Mereka berdua role modelnya Damian sama Queenze😭, gatau kenapa tapi cocok banget tauuuuuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tau gak? Mereka berdua role modelnya Damian sama Queenze😭, gatau kenapa tapi cocok banget tauuuuuu. Apalagi yang cowoknya itu mau lakuin apapun biar si cewek jadi miliknya.

Author Pov.

Queenze berlari dengan cepat ke arah Auly yang sudah menunggunya di Hall. Dia panik, terlebih dia takut kalau Damian akan melenyapkan nyawa seseorang lagi.

"Dimana dia!?" Seru Queenze panik, Auly langsung menariknya dan membawanya ke sebuah ruangan.

"Dia nyandera seseorang, lo apain dia sampai jadi gila gitu!?"

"Gue putusin!"

Auly berdecak, Damian benar-benar gila. Dia datang dan langsung memukul orang tanpa pandang kulit, dan ujungnya dia malah menyandera seorang OB yang sudah berumur di sebuah gudang.

"Dia disana, lo masuk dan hentikan dia" Queenze mengangguk dan langsung masuk ke dalam gudang.

Gelap, dan pengab terasa. Queenze berusaha mencari saklar di dinding "Dimana sih!?" Gumam Queenze panik dan terburu.

Tak lama saklar di dapatnya.

Ctek.

Mengerjab untuk menyesuaikan pencahayaan yang masuk. Queenze melotot seketika melihat apa yang Damian lakukan.

"DAMIAN STOP!?" Serunya geram. Damian yang tadinya sedang menusuk perut OB itu menggunakan pisau lantas mendongak.

Wajahnya sembab dengan air mata, namun ekspresinya kaku dan dingin.

"Hiks..kamu mau apa!? Masih sudi nemuin aku yang uda gak perjaka ini iya!?..hiks.." Serunya pilu, air mata kembali jatuh. Dia menggengam erat pisau di tangannya.

Dia tak terima di putusi hanya gara-gara keperjakaan. Damian tak perduli soal keperjakaan dulu, dia hanya perduli dengan kesenangan dan kebebasan.

"Kamu gila ya, lepasin itu gak!?" Queenze geram sekali, Damian benar-benar keras kepala dan Queenze tak tau cara membujuknya lagi.

Damian menggeram kesal, dia mendorong tubuh sekarat kakek OB tadi kemudian berdiri "ENGGAK!! AKU GAMAU!!" Teriaknya. Dia menjatuhkan pisau di tangannya lalu mengambil pistol dari balik jasnya.

Queenze menatap tak percaya Damian, pistol itu bukan mainan dan Damian memiliki benda itu "Damian itu bahaya!!"

"BIARIN!!"

DOR! PRANG!

Tembakan terlepas, tepat mengenai kaca di sebelah Queenzs sampai pecah. Queenze pucat...kedua tangannya berkeringat. Peluru itu hampir saja mengenai sisi kanan wajahnya.

Brugh!

Kakinya lemas, dia jatuh berlutut dengan tubuh yang gemetar. Sedangkan Damian menegang, dia baru saja melayangkan tembakan ke arah Queenze.

"Si..al.." Lirih Queenze, dia hampir mati. Damian segera melempar pistol itu dan berjalan cepat ke arah Queenze.

"Queen-"

Queenze tersentak dan segera mundur, menghindar dari Damian yang hendak menyentuhnya "M-maaf..jangan bunuh aku.." Racaunya tak terkendali.

Tubuhnya bergetar hebat, peluru itu hampir melubangi wajahnya. Peluru itu hampir membunuhnya, Damian mengepalkan kedua tangannya dan tetap mendekat.

Dia berlutut dan langsung memeluk erat tubuh Queenze. Tak perduli dengan Queenze yang memberontak, Damian tetap memeluknya.

"LEPAS!! Jangan bunuh aku..jangan..ampun..jangan bunuh aku.." Racau Queenze semakin menjadi. Damian merasakan sakit di dadanya, Queennya takut padanya.

Queenze takut sama Damian..Queenze tak mau disentuh Damian "Maaf...maafin aku..aku gak sengaja..maaf Queen maaf.." Lirih Damian, dia semakin mengeratkan pelukannya.

Queen diam, diam bukan karena perkataan Damian. Dia diam karena jantungnya sakit, napasnya mulai memberat "Ugh..s-sakit.." Rintih Queenze.

"Queen!? Hey kamu kenapa sayang?" Damian berusaha untuk tenang, tapi tak bisa. Queenze meremat kemeja Damian dan mengerang kesakitan.

"S-sakit..j-jantung..haaaaah..s-sakit.." Rintihnya semakin memilukan, Damian panik. Dia segera menggendong bridal Queenze dan membawanya keluar.

Berlari panik, tanpa memperdulikan puluhan orang yang sudah menanti di depan. "Kakak!? BRENGSEK LO APAIN KAKAK GUE DAMINJING!?" Gerald segera mendekat.

"Minggir, Q-queen butuh pertolongan!!" Damian benar-benar panik dan khawatir.

"Sayangnya, kau harus ditahan karena kasus penyanderaan dan percobaan pembunuhan." Damian menegang, 3 orang polisi sudah berada di belakangnya.

"T-tapi..Queenze-" Queenze berpindah tempat, dia kini berada di gendongan Gerald dan sudah pingsan.

"Silahkan nikmati waktumu di penjara, tak ada kesempatan bagimu untuk bersama kakakku lagi." Setelahnya Gerald pergi berlalu dengam cepat.

Damian mematung, dia masih diam bahkan ketika polisi itu memborgol tangannya. Dadanya kosong...kosong saat Queenze dibawa pergi darinya.

"Queen.." Bisiknya sedih.

Damian akan diadili disana. Dan Ziyek akan turun tangan lagi dalam urusan putranya itu.
























Tbc..

Syalalalala

My Crybaby Boy [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang