Wahai Bapack Damian, anda di masa depan lagi gila, dimasa lalu lagi gila juga✨.
Author Pov.
Gerald menggerutu di sepanjang langkahnya, dia harus pulang sore karena remedial Matematik yang gurunya berikan.
Mana kakak bagongnya bawa motornya pulang lagi, Gerald kan jadi harus jalan kaki. Sunyinya jalan di petangnya langit membuat Gerald sedikit takut.
Perlu diketahui kalau Gerald ini takut hantu, jadi dia mempercepat langkahnya agar segera sampai ke rumah.
Gerald melewati gang sepi yang tak ada pemukiman sama sekali di dalamnya. Ini salah satu jalan alternative agar segera sampai ke rumah.
"Huhuuu bagong gue takut" Rengek Gerald seraya memanggil Queenze, jika seperti ini biasanya Gerald akan memeluk erat Queenze dari belakang.
Karena kakaknya itu gak takut sama hantu-hantuan, kakaknya lebih takut sama Damian. Hening dan hanya suara langkah kaki Gerald saja yang terdengar.
Tapi..
"Huhuuu bagong gue takut, huaaaaaa bagong ada yang ngikutin gueeeeee" Gerald memilih untuk berlari sambil menangis, tanpa tau jika asal suara bukan dari belakangnya melainkan.
Tap.
Dari depannya.
Gerald berhenti, air mata sudah membanjiri wajahnya. Di depannya ada seorang berhodie dan bertopeng berdiri dengan sebilah pisau di tangannya
Tubuhnya gemetar dengan kedua tangan yang saling menggenggam "Hiks..jangan bunuh aku..huhuuuu Kak Queen tolong Gerald...huaaaaa Kak Queenzeeeee" Gerald histeris, dia tak bisa berpikir jernih lagi.
Orang di depannya meletakan jari telunjuknya ke arah bibir, menandakan agar Gerald diam. Gerald tak perduli dan memilih untuk berbalik dan berlari dari arah dia datang.
"HUAAAAAAA KAKAAAAAAK TOLONG GERAAAAAALD!!" Teriak Gerald histeris, apalagi ketika langkah kaki seseorang dari belakang seperti ikut berlari.
Terjadi aksi kejar-kejaran, Gerald berdoa agar ada saja yang menolongnya, dia tak mau mati muda dan meninggalkan Kakak Bagong tercintanya.
"Huhuuuu maafin Gerald yang uda durhaka sama Kakak..hiks..Gerald janji bakalan jadi anak baik, huaaaaaaa Kakaaaaaaaak"
Seseorang dibalik topeng itu menyeringai, dia hampir menusukan pisaunya ke punggung Gerald sebelum klakson motor menghentikan langkahnya.
Dia langsung mundur dan berbalik, berlari menjauhi Gerald yang sedang menangis bahagia di pelukan Queenze "Huaaaaa kakaaaaaak, Gerald hampir mati huhuuuuuuu" Queenze mengelus kepala Gerald berulang.
Menenangkan adiknya yang gemetar hebat, air mata dan racauan tak hilang dari bibirnya. Untung Queenze segera pergi setelah mendapat perintah dari Amira untuk menjemput Gerald.
"Ssh..tenang, kakak disini" Bisik Queenze, tatapannya terpaku pada punggung berhodie yang berlari di depan sana. Dia tanda punggung itu milik siapa.
Lihat saja besok, Queenze akan membuat perhitungan dengannya.
.
.
.
Damian menggigit kuku jempolnya lumayan kuat, dia mondar-mandir di taman belakang. Rencananya gagal 2 kali, penembakan yang dilakukannya pada Jilbert saat acara Fanmeeting kemarin, dan rencana penusukan Gerald.Dua-duanya tak ada yang berhasil, tapi hari ini Damian ingin mencoba menyatakan perasaanya pada Queenze. Dia sudah tak bisa menahan perasaan menggebunya terhadap gadis itu.
Tap tap.
Senyum lebar langsung terbentuk, Damian mendekat begitu Queenze sampai. Memegang kedua bahu Queenze dengan lembut "Queen datang" Ucapnga lembut dan bernada.
Queenze diam, dia tak mengelak sentuhan dari Damian "Apa yang lo mau Damian?" Tanya Queenze datar disertai tatapan dinginnya.
Damian masih mempertahankan senyum manisnya dan menyatakan perasaanya "Aku suka sama kamu, kamu mau jadi pacar aku?" Ujarnya semangat.
Binar di kedua matanya tak redup, malah semakin cerah dan berkilau. Queenze mendengus dingin, menepis kuat tangan Damian dan mundur.
"Untuk apa yang sudah lo perbuat pada Gerald, sampai dia trauma dan harus masuk rumah sakit. Maaf saja, tapi gue gak akan pernah mau memiliki hubungan sama orang gila kayak lo"
Queenze muak, pagi harinya di gemparkan dengan masuknya Jilbert ke rumah sakit karena luka tembak di bahunya. Gerald sakit dan sedikit trauma sampai harus masuk rumah sakit.
Semua terjadi semenjak kedatangan Damian, setelah ini apa yang akan terjadi? Kematian Talia kah? Atau kematian orang tuanya.
Queenze tak mau berurusan dengan Damian lagi "Gue baik sama lo, itu sekedar karena gue kasihan. Gue gak pernah ada rasa sama lo, mending lo jauh-jauh dari gue" Ujad Queenze dingin kemudian berbalik.
Tapi tertahan karena Damian menahan tangannya, matanya berkaca-kaca dengan raut wajah menyedihkan "Q-queen..jangan gitu...hiks..tapi apa salah Dami..Dami kan gak ada lukai kamu..Huhuuuu Queen jangan tolak Dami.." Mohonnya.
Queenze memejamkan matanya, dia sudah hampir luluh dengan perlakuan lembut dan kemanjaan Damian, tapi...tidak dengan memiliki hubungan dengan remaja itu.
Gadis itu melepaskan tangan Damian dengan kasar "Menjauh dariku" Ucapnya dingin kemudian menjauh.
Damian mengepalkan kedua tangannya, senyum depresi terbentuk "Haha...HAHAHAHAH" Queenze berhenti melangkah begitu mendengar tawa gila Damian.
"Kamu gak capek apa, sok jual mahal terus. Apa gak cukup semua yang aku kasih sama kamu? Kamu tinggal nunduk dan ikutin semua yang aku mau, Hahaha bukannya semua perempuan itu sama aja? Lebih suka uang dan harta" Damian berucap sesantai itu.
Membuat Queenze shock dan geram "Dengar ini Damian, gue gabakal pernah mau lihat muka lo lagi!! Sampai lo gila ataupun bahkan sampai lo gangguan mental sekalipun!!" Rutuk Queenze dingin.
Sebelum meninggalkan Damian yang menegang di tempatnya, kenapa....kenapa rasanya sangat sakit. Damian sudah biasa menolak para gadis, tapi...beginikah rasanya ditolak.
Damian jatuh terduduk, dia meremat kuat rumput dibawahnya "Hiks...Queen..Dami cuma mau Queen..hiks..Queen jahat....HUAAAAAA QUEENZEEEEEE"
Burung gereja menjadi saksi betapa hancur dan jatuhnya batin maupun mental Damian. Obsesi dan rasa cintanya menupuk terlalu tinggi dan dalam.
Sampai merusak kinerja otaknya dan menbuatnya rusak.
Tbc..
Lo gila di masa depan, ya karena lo juga gila di masa lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crybaby Boy [End]
Teen FictionFirst Story dari Mawkish Damian, terserah mau baca ini dulu atau Mawkish Damian dulu. [COMPLETE] Queenze Agata si Badgirlnya Candayana, harus berurusan dengan Damian Aelion. Si Murid baru yang tergila-gila padanya. Sudah Cengeng, manja, sedikit gila...