20

1K 130 1
                                    

"Hei jangan takut, kita akan keluar dari sini." Ucap Chan.

Hyunjin hanya terdiam. Menatap nanar ke arah Chan. Mencoba mencari arti dari prilaku Chan sekarang. Hyunjin bingung. Apakah Chan itu memiliki tujuan baik terhadapnya atau memiliki tujuan yang sama dengan teman temannya yang lain.

Hyunjin menjauhkan dirinya dari Chan. Namun Chan tetap mendekatkan dirinya secara perlahan ke arah Hyunjin.

"Hei, jangan takut. Aku tidak ada maksud jahat terhadapmu." Jelas Chan sembari tersenyum. Senyumnya terlihat tulus kali ini.

Hyunjin tertegun. Dia percaya kali ini Chan jujur terhadapnya. Hyunjin merangkak ke arah Chan dan memeluk tubuh kokoh Chan. Dia menangis sembari mendekap tubuh Chan.

"Maafkan aku, Chan." Jawab Hyunjin sembari tersedu sedu. Belum bisa dia hentikan tangisannya itu.

"Maaf untuk apa, Hyunjin?" Tanya Chan sembari mengusap punggung Hyunjin.

"Karena telah merenggut nyawa manager mu." Kini tangis Hyunjin semakin keras. Dia takut jika Chan akan marah padanya.

Hyunjin gila? Mungkin. Karena saat ini nyawanya berada dalam genggaman Chan serta kawan kawannya. Namun dia malah memikirkan perasaan Chan. Sungguh, cinta membuat Hyunjin hilang akal. Atau lebih tepat obsesi Hyunjin membuatnya hilang akal.

Di luar dugaan Hyunjin, reaksi Chan saat mendengar manager nya terbunuh  adalah senyuman hangat. Hyunjin tentu terkejut akan hal itu. Dengan wajah penuh tanya Hyunjin bertanya pada Chan. "Apa kau tidak marah atau setidaknya kecewa pada apa yang ku lakukan?"

"Tidak juga, aku bahkan sudah mengetahui hal itu dari awal." Chan masih bertahan dengan senyum indahnya.

Mata Hyunjin membulat. Bagaimana bisa Chan mengetahui hal itu? Dan mengapa dia malah membebaskan Hyunjin pada saat itu? Pertanyaan itu kini berterbangan di dalam kepala Hyunjin.

"Kau pasti bertanya kenapa aku melepaskanmu begitu saja, kan?" Jawab Chan. Hyunjin kembali terkejut. Chan seolah bisa membaca pikirnnya. Seperti cenayang.

"H-hah bagaimana kau bisa...?"

"Ya itu rahasia kami, Hyunjin. Namun kami semua sudah mengetahuinya." Chan yang sedari tadi tersenyum, kini menundukkan kepalanya. Terlihat murung jika dia seperti itu.

"A-ada apa, Chan?" Hyunjin memberanikan diri untuk mendekat ke arah Chan. Tangan kanannya terangkat untuk membelai surai Chan.

Chan mengangkat wajahnya perlahan. Nampak jelas tersirat penyesalan di wajah Chan.

"Maafkan aku, Hyunjin." Ucap Chan lirih.

"Untuk apa? Kau tak ada salah apapun padaku, Chan." Kini Hyunjin panik. Mengapa harus Chan yang meminta maaf kepadanya.

"Karena aku membawa mu kesini. Membawa mu dekat pada kematian." Sontak Hyunjin terkejut. Tubuhnya seketika mundur, menjauhi sosok Chan.

"Kematian? Kematian apa?" Tanya Hyunjin dengan sedikit histeris.

"Kami berencana untuk membunuhmu, Hyunjin." Hyunjin semakin takut setelah mendengar penuturan Chan. Masih tak percaya dengan apa yang terlontar dari mulut orang yang dipujanya itu.

"U-untuk apa membunuhku? Apa untungnya bagi kalian membunuhku? Apa karena aku telah membunuh manajerku? Kalian ingin balas dendam?" Rentetan pertanyaan terlontar dari bibir Hyunjin.


Chan hanya dapat tertunduk. Seraya mulut tebalnya menggumamkan kata maaf. Pelan sekali. Lawan bicaranya pun tak sanggup mendengar apa yang dia bicarakan.

"Jawab,Chan!" Hyunjin berteriak. Menagih penjelasan pria yang ada di depannya. Matanya menatap tajam ke arah Chan. Namun tubuhnya enggan untuk mendekat ke arah Chan. Dia tetap teguh menempatkan tubuhnya disana.

Chan kini mengangkat kepalanya. Mencoba memberi penjelasan. Mulutnya kini melontarkan kata-kata agar Hyunjin lebih jelas mendengar penuturannya.

"K-kami ingin menjadikan mu bahan makanan. Maaf, Hyunjin." Ucap Chan lirih. Yang kemudian diikuti dengan menundukkan kepalanya. Tanda menyesal.

Bagaimana dengan Hyunjin? Dia hanya diam. Tak tau harus berbuat apa. Dunianya runtuh saat itu juga.



















Thanks for reading. Hope u enjoy it🌼🌼🌼🌼🌼🌼😊😊😊😊😊😊😊😊❤❤❤❤❤❤

obsession (Chanjin)⚠️ (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang