5

1.5K 165 7
                                    




"Ada apa, Hyunjin? Apa rasanya tidak enak?" Tanya Chan. Dia menyadari perubahan raut wajah Hyunjin setelah memakan daging itu.

"Ah tidak rasanya lezat. Aku hanya kagum saja." Hyunjin melanjutkan makannya.

Mereka semua makan dengan lahap. Terlalu lahap untuk laki-laki yang berbadan ideal.

Setelah itu, mereka mulai membereska alat makan mereka. Mereka bermain "batu gunting kertas" untuk menentukan siapa yang akan mencuci semua alat makan ini. Hyunjin juga ikut serta dalam permainan ini.


Korban untuk mencuci piring sudah ditentukan. Changbin terpilih menjadi tukang cuci piring. Changbin terlihat kesal karena dia terus terusan menjadi tukang cuci piring. Sementara yang lain tertawa terbahak bahak melihat temannya menjadi korban.


"Today isn't your lucky day" kata Han. Changbin akhirnya pasrah dengan nasibnya hari ini.


Hyunjin akhirnya kembali ke kamarnya untuk istirahat. Lelah di tubuhnya mulai terasa. Dia membaringkan tubuhnya.




























Sinar matahari menjalar melalui celah tirai di kamar Hyunjin. Menerpa wajah cantik Hyunjin. Membuat Hyunjin terbangun dari tidurnya. Dia mengusap matanya dan merenggangkan tubuhnya. Kemudian dia rapikan tempat tidur itu.


Mungkin Hyunjin memang orang yang berkecukupan, namun hal ini tidak menjadikannya malas. Dia tetap melakukan segala sesuatu nya sendiri. Selain itu Hyunjin juga tidak betah melihat lingkungan sekitarnya berantakan.

Setelah selesai dengan aktivitasnya di kamar, Hyunjin keluar dari kamarnya. Dia segera menuju dapur untuk membuat sarapan.


Keadaan dapur masih sepi. Hyunjin berjalan ke arah kulkas dan memeriksa bahan makanan yang bisa dia olah. Saat ingin membukanya, dia merasakan ada tangan yang mencengkram tangannya.



"Mau apa, cantik?" Hyunjin terkejut melihat Changbin yang tiba tiba memegang tangannya.


"Aku ingin memasak sarapan untuk kalian semua." Jawab Hyunjin lembut.


"Aku saja yang memasak, ini giliranku memasak sarapan." Changbin menatap Hyunjin dingin. Aura gelap menyelimuti diri Changbin. Seketika badan Hyunjin bergetar. Dia melepaskan tangannya dari Changbin.



"A-a-apakah ada yang bisa kubantu?" Changbin hanya membalas dengan tatapan tajam dan dingin. Tidak ada senyum yang terbentuk dari bibirnya.


Hyunjin yang mengerti bahwa jawaban Changbin adalah tidak, langsung mendudukkan dirinya di kursi. Dia hanya duduk mematung mengamati Changbin.



Tak lama setelah itu Chan datang. Dia menghampiri Hyunjin dan duduk di sampingnya.


"Pagi, Hyunjin" seraya melemparkan senyum. Ah manis sekali senyum yang dihiasi lesung pipi itu. Seketika Hyunjin menjadi terbuai.

"Hyunjin?" Chan melambaikan tangannya di depan wajah cantik Hyunjin.



"Ah...iya, pagi Chan" Hyunjin memberikan senyumnya yang paling indah.

Rupanya Chan membalas dengan mengelus pipi gembil Hyunjin.


Blush



Pipi Hyunjin seketika memerah. Chan yang menyadari itu terkekeh kecil melihatnya.



"Wah wajah merahmu lucu sekali!" Hyunjin tertunduk malu. Dia tidak sanggup mengangkat kepalanya.

"Hei jangan sembunyikan wajah cantikmu." Chan mengangkat dagu Hyunjin. Wajahnya semakin memerah ketika wajahnya berhadapan langsung dengan wajah pucat Chan.


"Kau ini cantik, jangan malu akan hal itu." Kini seluruh wajah Hyunjin memerah. Namun dia masih bisa memberi senyuman terbaiknya.


Chan yang gemas dengan tingkah Hyunjin, mengelus pipi yang sedari tadi sudah memerah. Tak lupa mengacak surai hitam Hyunjin.



Pagi terindah dalam hidupku batin Hyunjin.



Brak



Bunyi piring itu mengagetkan Hyunjin dan Chan.



"Hei jangan bermesraan terus. Makanlah sarapan kalian. Aku akan membangunkan yang lain." Hyunjin dan Chan sontak tertawa mendengar perkataan Changbin.


Kini Changbin datang bersama anggota yang lain. Selain Changbin, semua anggota terlihat enggan untuk bangun dari tidurnya.



"Ah ada apa ini?"












Thanks for reading guys. I hope you like it❤❤❤❤❤❤❤ .
Maaf ya masih jelek😭😭😭😭

obsession (Chanjin)⚠️ (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang