2

1.8K 192 2
                                    

Di sinilah Hyunjin sekarang. Di sebuah ruangan bercat putih. Cat putih itu kini mulai kusam. Di sekelilingnya terdapat banyak lelaki berbadan tegap. Memakai seragam biru yang serupa satu sama lain.

Ya, Hyunjin sedang berada di kantor polisi. Dengan kaus yang robek serta lebam masih menghiasi pipinya. Terkadang suara isak tangis yang sesekali terdengar.

Di sampingnya terdapat Bang Chan. Bang Chan di tetapkan sebagai saksi untuk masalah ini. Sementara anggota Stray kids kembali ke gedung agensi mereka.

"Jadi namamu Hwang Hyunjin?" Tanya lelaki yang tengah duduk di depan Hyunjin. Matanya menatap lekat Hyunjin. Namun jemarinya tetap sibuk diatas keyboard komputernya.

"Yaaa namaku hiks Hyunjin." Kemudian tangan Hyunjin mengusap kasar air mata di pipinya.

"Jadi bagaimana awalnya dia ingin memperkosa mu?" Hyunjin pun menjelaskan cerita bagaimana dia bisa membunuh manajer Bang Chan. Tentu saja cerita itu hanya karangan Hyunjin.

"Baiklah, berarti kau hanya ingin membela diri mu?" Tanya polisi yang ada di depannya. Hyunjin mengangguk mantap.

"Baiklah kamu saya lepaskan. Saya akan menghubungi jika ada yang harus ditanyakan untuk kasus ini." Bang Chan dan Hyunjin diijinkan pergi.

Mereka berdua akhirnya keluar dari gedung itu. Hyunjin keluar lebih dahulu disusul dengan Bang Chan mengekor di belakangnya.

"Hei..umm..Hyunjin. Itu namamu bukan?" Pemilik nama itu pun memutar badannya menghadap ke arah suara.

"Ya ada apa?" Jawabnya lirih dengan mata yang sayu.

Bang Chan menatap sekilas mata Hyunjin. Cantik batinnya. Bang Chan menggelengkan kepalanya.

"Apa pipimu masih sakit? Ku lihat lebam di muka cukup besar." Tanya Bang Chan dengan wajah khawatir.

"Ya aku baik-baik saja." Namun Hyunjin sedikit meringis sembari menahan sakit di pipi gembilnya.

"Um...apa kau mau ikut ke agensi ku sebentar? Aku ingin mengobati luka mu."

"Ah..baiklah." Hyunjin pun mengikuti langkah Bang Chan. Sesekali memandang punggung Bang Chan. Punggung yang tegap sekali. Sesuai dengan ekspektasi Hyunjin. Ingin sekali dia memberikan sentuhan lembut pada punggung itu.

Namun hal itu harus dia tahan. Agar dia mendapat yang lebih dari ini. Ya, Hyunjin masih melangsungkan rencana nya saat ini.

Akhirnya mereka berdua sampai di dalam gedung. Di sana Bang Chan dan Hyunjin disambut oleh anggota Bang Chan serta staf yang lain. Mereka masih berdiskusi tentang kematian manajer Bang Chan.

"Kau duduk di sini dulu. Aku ingin menyelesaikan masalah yang tadi." Hyunjin pun menurut. Dia menempatkan bokongnya di salah satu kursi yang ada di ruangan rapat itu sembari memeluk tas ransel itu.


Sementara Bang Chan dan yang lain mendiskusikan tentang kejadian yang menimpa manajernya dan acara pemakaman untuk memberi penghormatan terakhir.

Entah ini adalah takdir atau hari keberuntungan Hyunjin. Ternyata manajer itu tinggal sendirian. Tidak ada keluarga serta orang tua yang mendampinginya.

Rencana Hyunjin semakin dipermudah saja.

"Hyunjin ayo ikut aku." Pinta Bang Chan dengan lembut. Hyunjin beranjak dari kursinya dan mengikuti Bang Chan.

Bang Chan membawa sekantong es batu yang sudah dilapisi dengan kain. Dengan telaten dia mengompres pipi lebam Hyunjin.

Jantung Hyunjin berdetak sangat kencang. Jantung itu seperti melompat keluar dari tempatnya. Sekuat tenaga Hyunjin sembunyikan ekspresinya itu.

Tak terasa acara mengompres pipi tadi sudah selesai. Bang Chan beranjak dari tempatnya dan mengambil kaus dari tasnya.

"Ini pakailah." Bang Chan memberikan kausnya pada Hyunjin.

Hyunjin terdiam. Dia masih terbuai dengan perilaku manis Bang Chan.


"Baiklah akan aku pakaikan." Tiba-tiba tangan Bang Chan menggapai kaus Hyunjin dan menariknya ke atas.


"Ahhh..."








Thanks for reading guys❤❤❤❤❤

obsession (Chanjin)⚠️ (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang