23

1K 128 9
                                    

Ke enam pemuda yang tengah mengejar Hyunjin pun berbalik. Melihat ke arah sumber suara dengan wajah terkejut mereka.

"Hyung, kau serius? Dia mangsa kita. Kau mau melepaskannya?" Ucap Seungmin.

"Aku serius. Dia tidak berhak untuk berakhir mengenaskan di sini." Ucap Chan tegas.

"T-tapi kita kehabisan stok makanan. Aku tidak mau mati kelaparan!" Ucap Felix gelisah.

"Hanya ada satu cara. Kita harus memiliki pengganti manajer sialan itu." Ucap Changbin. Seringai muncul di wajahnya.

"Mungkin Chan hyung yang harus menggantikan si jalang itu!" Ucap Jeongin.

"Tidak! Mangsa kita bukan Chan, mangsa kita Hyunjin! Mengapa harus Chan hyung yang menggantikan?" Ucap Seungmin sembari menahan air matanya.

"Kalau begitu kau saja yang menjadi makanan selanjutnya, Seungmin!" Ucap Han dengan entengnya. Seungmin seketika bungkam. Tak ingin dia menjadi bahan makanan manusia yang ada disini. Sementara Jeongin yang mendengar pernyataan tadi, mengepalkan kedua tangannya. Geram mencoba menahan amarahnya.

"Haha kau tidak ingin kan, Kim Seungmin?" Ucap Han remeh. Seungmin hanya menunduk sebagai jawaban.

"Ayo cepat kita eksekusi Chan hyung!" Ucap Changbin diikuti dengan teman temannya yang lain yang telah bersiap dengan alat mereka masing masing. Chan hanya menunduk. Dia pasrah. Seakan siap dengan akhir hidupnya yang sudah tak lama lagi.

Hyunjin panik. Tak tega rasanya karena Chan akan habis karena dirinya. Hyunjin mendekat ke arah mereka yang akan menyerang Chan. Memegang kaki Seungmin yang berada paling belakang di antara teman temannya.

"Tolong lepaskan hiks Chan! Jangan sakiti dia hiks! Tolong lepaskan dia!" Ucap Hyunjin lirih.

Seungmin yang sedari tadi digelayuti kakinya, menatap nanar ke arah Hyunjin. Kemudian menghentakkan kakinya.

"Semua ini karena kau, brengsek!" Ucap Seungmin penuh amarah.

Namun Hyunjin tak pantang menyerah. Dia tetap kekeuh memeluk kaki Seungmin.

"Lepaskan, Hyunjin! Pergi sekarang! Lanjutkan hidupmu!" Ucap Chan lantang. Namun tersirat kesedihan di dalamnya.

"Tapi aku tak mau hiks kau pergi, Chan!" Ucap Hyunjin.

"Pergi sekarang, Hyunjin! Jangan buat perjuangan ku sia sia." Ucapan Chan itu kini membuat hati Hyunjin terenyuh. Chan benar. Dia harus bertahan hidup untuk Chan.

Setelah percakapan itu, kini terdengar teriakan Chan. Teriakan itu terdengar memekikkan telinga. Terdengar seakan memohon pertolongan. Membuat Hyunjin yang tengah berlari, segera menoleh ke arah Chan.

"CHAN!" Ucap Hyunjin histeris. Kaki Hyunjin seketika lemas. Membuatnya terduduk di lantai yang dia pijak. Serta menangis sekeras yang dia bisa.

Air matanya tak mampu lagi dia tampung. Dia terus berteriak histeris. Hingga tak sadar kini tengah ada sekelompok yang mengelilinginya.

"Sudah selesai menangisnya, manis?" Ucap Lee Minho.

Hyunjin mendongak ke arah suara. "Apa yang akan kalian lakukan, hah?!" Ucap Hyunjin kesal.

"Hei brengsek! Kau pikir satu manusia akan cukup untuk kami, hah?!" Mereka yang mengelilingi Hyunjin, memasang wajah mengerikan. Tak lupa pula mengangkat senjata mereka masing masing.

Sementara Hyunjin yang sedang ketakutan, tak sanggup menahan kesadrannya. Matanya mulai menggelap dan kemudian tak sadarkan diri.

.

.


.


"Haaaa" Hyunjin teriak. Kemudian dia bangkit. Melihat ke sekitarnya.


"Mengapa aku ada di kamarku?"























Thanks for reading. Hope u enjoy it❤❤❤❤❤❤😊😊😊😊🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼












obsession (Chanjin)⚠️ (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang