CHAPTER 15

12 4 0
                                    

happy reading..❤️❤️

-
Dari posisi alin berdiri ia bisa menyaksikan dengan jelas seorang Aksa yang merupakan musuhnya si biang onar dan slalu bikin emosi tiap ketemu, kini menjelma menjadi raja jalanan bahkan yang alin lihat sekarang bukan seperti Aksa yang biasanya.
dari sorot mata laki-laki itu alim tak bisa mengungkapkannya , alin tersentak ketika dua motor besar itu melajukan motornya dengan kecepatan maksimal agar bisa menjadi seorang pemenang.

Aksa menepati posisi depan ia melajukan motornya hingga batas maksimal, ia tak pernah memberi celah untuk rivalnya itu menang ,hingga di tikungan terakhir motor Aksa lebih dulu memasuki garis finish
tak lama setelah itu motor Alex melewati garis finish,

sorakan penonton kian menggema ketika melihat siapa pemenangnya, sebenarnya mereka tak heran jika seorang Aksa menang karena disetiap balapan Aksa lah yang slalu jadi pemenang oleh karena itu ia juga dikenal sebagai King of the Road.

Aksa menuruni motor dan berjalan kearah Alex "gimana?"tanya Aksa dengan senyum meremehkan

Alex yang melihat itu pun hanya bisa mengumpat dalam hati, ia dan Aksa memang sudah lama menjadi rival entah bermula dari apa masalahnya itu tidak ada yang tahu.

"Lo cuma beruntung hari ini"

"oh cuma beruntung, berarti nasib gue bagus terus dong soalnya tiap Lo ngajak duel gue terus yang menang"

"anjing Lo"

"ganteng gini dikata anjing wah sawan nih orang"

"Lo.."

"gak usah banyak bacot dah gue cuma mau nagih taruhannya"potong Aksa

Alex langsung melempar kunci motor yang ia gunakan tadi pada aksa, dengan senang hati Aksa menerima nya

"thanks, btw besok kalau mau ngajak duel sekalian aja mobil apa kalau perlu rumah juga gapapa"ujar Aksa yang langsung meninggalkan Alex sendiri.

Alex yang melihat Aksa menjauh segera mengambil handphone yang ada disaku celananya dan mencari satu nama,
"Lo habisi dia dijalan"
tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya Alex langsung memutuskan panggilannya dan berjalan menjauh dari sana.

Devan dan Ilham adalah orang yang paling semangat ketika melihat Aksa mendekat tak tanggung-tanggung suara toa pun mereka keluarkan.

"WIDIH PAK BOS KITA MENANG LAGI NIH"

"IYA JATAH TRAKTIR MENINGKATKAN PESAT NIH"

"SIAPA DULU PAK BOS, MAU LAWAN KOK DIA YA LANGSUNG KALAH LAH"

kurang lebih begitu lah suara toa mereka bahkan semua orang memperhatikan tapi namanya Devan dan Ilham itu orang yang udah putus urat malunya jadi no problem.

sedangkan yang lain hanya bisa menggeleng kepala melihat tingkah laku mereka,

"traktirannya mna nih"soal makanan jangan ditanya si Devan nomor satu dia mah.

"pilih aja tempatnya"

"yang banyak duit mah bebas, tinggal gesek langsung keluar"Aksa terkekeh mendengar ucapan dewa

"langsung otw lah"ujar Ilham yang langsung menuju motor nya

"skuy gas pol"

"gue izin dulu"ucap Alan, spontan semua mata menuju kepadanya

"ini udah jam 11 lebih, dan gue bawa alin jadi sorry gak bisa"jelas alan

"si babang alan ngikut betar ngapa"

"gak bisa gue gak tenang kalau bawa nih anak keluar sampe malem gini"

"kan ada kita 100% dijaga ketat"

"tetep gak bisa pasti lo juga tau alasannya, kalau gitu gue duluan"ujar Alan dan berlalu meninggalkan tempat itu, sebenarnya ia tak enak hati tapi mau bagaimana lagi ia tak tenang bila membawa alin keluar hingga larut apalagi ingat ancaman sang Abang nya tadi.

"lan, kalau mau ngumpul dulu gapapa kok"ujar alin ia tak mau menjadi penghalang Alan bersama teman-temannya

"gak kita pulang aja ini udah jam 11:20"

"tapi nanti mereka marah  kalau Lo gak ngikut"

"tenang mereka juga tau kenapa gue gini, yaudah naik gih"ucap alan ketika sampai disamping motor nya.

alin menaiki dengan perlahan dengan kedua tangan yang ia tumpukan pada pundak alan, ketika sudah dirasa siap Alan langsung melajukan motornya membelah jalanan malam yang mulai sepi.

tak menunggu waktu lama untuk sampai didepan rumahnya, bisa dilihat bahwa sikembar sudah disambut didepan pintu utama dia Satya, ya Satya berdiri didepan pintu utama bagaikan patung tanpa merubah posisi.

alin menuruni motor yang langsung diikuti Alan juga mereka berjalan dengan alin yang berada didepan.

"bang Satya sehat? gak lagi kemasukan kan?"tanya alin karena sejak awal mereka datang Satya hanya berdiri melihat kearah mereka tanpa bergerak.

"masuk"

"jawab dulu pertanyaan alin tadi"

"masuk alin"

"gak ma.."

"Abang gak suka dibantah"potong Satya dengan suara yang datar dan dingin

alin hanya menundukkan kepalanya dan melangkah melewati pintu utama untuk menuju kamarnya sesuai perintah Satya.

ketika sudah memastikan alin masuk ke kamar Satya menatap akan dengan tajam setajam silet sedangkan yang ditatap hanya bisa menelan ludahnya dengan kasar.

abis dah gue malem ini -batin alan

"lan.."

"iya maaf bang, Alan gak sengaja tadi pulangnya larut kayak gini sumpah soalnya tadi keasikan ngobrol jadi lupa waktu"cerocos Alan sehingga memotong ucapan Satya

"bagus kalau udah tau salahnya, masuk gih"

Alan cengo mendengar perkataan Satya
ini mimpi kah biasanya kalau dia membawa alim pulang sore saja langsung kena semprot lah ini santuy" serius bang"

"sebelum berubah pikiran terus gue tonjok Lo "

"eh jangan ia ini masuk"dengan cepat alan langsung berlari menuju kamarnya tapi langkahnya terhenti di anak tangga ketiga setelah mendengar perkataan Satya.

"Lo malam ini aman tapi gak kalau Lo ulang lagi"perkataan yang kuat akan nada intimidasi siapa pun yang mendengar itu langsung mati berdiri

"i..iya bang"tanpa menengok Alan langsung melanjutkan langkahnya, daripada ia lebih lama terjebak dengan abangnya itu.

hufs Alan langsung merebahkan badannya ke king size nya lelah itu yang ia rasakan hari ini, tak lama rasa kantuk datang tanpa melepas sepatu Alan langsung memejamkan matanya agar dapat masuk ke dunia mimpinya.

-

Hay...
semoga suka sama chapter yang ini.
maaf kalau alur gak jelas atau banyak
typo dyang bertaburan.😁😁

dan jangan lupa vote dan komennya
karena biar aku tambah semangat buat up
kelanjutan chapter nya..

dan untuk silent reader aku mau bilang makasih juga walau kalian gak meninggalkan jejak tapi kalian mau luangin waktu kalian buat baca cerita ku.

salam D

AKAD "Aksa Adlina"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang