CHAPTER 21

5 3 0
                                    

happy reading..❤️❤️

-
"lan.. pulang"cicit alin dengan pelukan yang masih erat itu.

"bentar, kita nunggu bang sat dulu"jawab Alan

Alin menggeleng "gak mau, mau nya sekarang"bahkan air mata yang tadi berhenti kini mulai keluar lagi

"gendong mau?"tawar Alan bukan ia tak mau tapi masalah ia tak membawa kendaraan sendiri, dan mobil yang di gunakan tadi kuncinya pada Satya.

alin mengangguk sebagai jawaban, tangannya terulur kearah Alan.

dengan senang hati alan menggendong alin seperti koala, alin mengeratkan tangannya pada leher Alan dan kepala nya ia sembunyikan pada leher Alan.

alan terkekeh geli melihat sifat manja saudara kembar nya itu, belum beberapa menit dalam gendongannya suara dengkuran halus dari Alin terdengar .

Satya menatap lawan nya sudah tak berdaya lagi dihadapannya, ia berjongkok "sekali Lo hina dan juga sentuh dia lagi habis Lo "ujar nya penuh nada intimidasi

sebelum pergi Satya memberikan bonus kepada Alex berupa tendangan pada perutnya.

sedangkan Aksa dengan luka disekujur tumbuhnya hingga pakaiannya sudah berantakan berhasil mengalahkan semua anak buah Alex,
"alin knpa?"tanya Satya yang menghampiri adik nya

"gapapa cuma tidur kok bang"ucap alan "gimana seru gak bang berantemnya"

"seru banget sampe gue gak dapet luka"ujar Satya percaya diri

Alan mendengus kesal bagaimana mau mandapat pukulan Abang nya saja tidak mau memberi celah barang sedetik saja.

"bang, maaf"ucap Aksa yang mendekat

"iya gapapa seenggaknya Lo udah berusaha"jelas Satya

"sa, sayang banget dah tuh muka kagak ada gantengnya lagi mana penampilan nya udah kayak gembel lagi"tawa alan pecah

Aksa menatap tajam alan "diem Lo, sebelum Lo yang gue tonjok"

"hehe maap lah"

"eum.."semua mata memandang alin yang sedang mencari posisi nyaman digendong an alan

"langsung pulang aja kasian alin, Lo masih kuat buat bawa motor gak"tanya Satya pada Aksa

"tenang bang, cuma luka gini masih bisa kok"

"yaudah kita duluan kalau gitu"

•••

Mata alin terbuka melihat asing terhadap sekitarnya.

kamar? perasaan tadi gue dijalan terus digendong Alan kok jadi disini?

tanpa pikir panjang alin langsung beranjak dan keluar dari kamar nya.

tujuan pertamanya adalah kamar Satya tapi saat dibuka kosong tidak ada penghuninya sama seperti hatinya yang kosong saat ini.

lalu ia beralih pada kamar saudara kembarnya, masuk tanpa rintangan dan membuat pemiliknya terkejut setengah ginjal.

"tau bangsat gak Li?"tanya Alan ketus

alin hanya menunjukkan cengiranya "kayak Lo"

Alan mengendus kesal, sabar lan orang sabar jodohnya Ariana

"lan, gue mau tanya kok kita udah ada dirumah?"tanya alin

sumpah itu pertanyaan tergoblok yang pernah author denger.

"ada pertanyaan yang lebih berbobot lagi gak?"tanya balik Alan

"ih jawab aja sih"

"lah Lo tanya aneh banget, udah tau dirumah berarti ya kita udah pulang lah"

"kok bisa?"

"Lin, goblok Lo kambuh nya?"alan menyentuh kening alin"aman kok"

"ih apaan sih"

"lah Lo tuh aneh pake banget, ya jelas bisa lah orang kita punya rumah "

iya juga sih,  alin membaringkan tubuhnya di samping dan langsung memeluk Alan yang sedang fokus pada handphone yang ada digegamannya.

Alan yang mendapat perlakuan itu hanya cuek dan tetap fokus pada handphone nya, tapi fokus nya teralih ketika mendengar isakan kecil dari samping nya.

"eh Lo kenapa?"tanya Alan ia bahkan langsung melempar handphone nya entah kemana dan bagaimana nasibnya.

alin tidak menjawab melainkan mengeratkan pelukannya.

"Lin.. jangan buat gue khawatir "ujar alan lembut, sejail nya dia kepada alin kalau melihat kembaran nya itu dalam keadaan seperti ini ia juga ikut merasakan sakit nya walau tak secara langsung.

"Lo jelek tau kalau nangis mending Lo ngomel aja "celoteh alan

"udah dong, Lo gak usah diinget lagi kejadian tadi ataupun yang dulu lupain aja"

"tapi adek takut bang"lirih alin

Alan tertegun ketika mendengar ucapan alin sebegitu takutnya hingga kata-kata yang tak pernah terucapkan itu kembali lagi.

"stt... tenang disini ada Abang Satya sama bang alan yang slalu lindungi adek"balas Alan

"janji"

"iya janji, udah sekarang jangan nangis lagi.. gimana kalau Abang traktir ice cream mau gak?"tawar Alan

alin mendongak melihat wajah tampan didepannya"mau"

"yaudah siap-siap gih"

belum menjawab alin lebih dulu melarikan diri.

"untung sayang"gumam Alan melihat kelakuan alin.

setelah beberapa menit bersiap dua pintu kamar yang bersebelahan itu terbuka bersama, mereka yang keluar saling tatap satu sama lain melihat penampilan mereka.

alin kini mengenakan Hoodie oversize merah maroon , celana jens hitam, sepatu berwarna putih yang melekat di kaki mungilnya serta Sling bag hitam dan jangan lupakan kacamata yang menambah kesan imut nya.

sedangkan alan ia memakai kemeja merah maroon motif kotak yang sengaja tak ia kancing hingga memperlihatkan kaos hitam polos nya, celan jens hitam, sepatu yang sama seperti alin dan juga topi hitam menambah kesan Tampa nya.

mungkin ini yang dinamakan kembar, ikatan batin yang kuat.

"goals couple" ujar alin dan mereka tertawa bersama .

"yuk lah keburu malem"Alan mengaitkan tangannya dengan alin.

"mau ke mana itu?"tanya Satya yang baru masuk kedalam rumah

"mau beli ice cream bang"sahut alan

"emang kamu udah baik kan dek?"tanya Satya pada alin

"alin baik-baik aja bang, emang nya kenapa?"

Satya menghela nafas "yaudah, tapi jangan sampe malem terus buat Lo lan, jaga alin dengan baik"

"siap komandan"seru keduanya.

"yaudah bang kita berangkat dulu"

"iya hati-hati dijalan"

"Abang mau nitip gak?"tanya alin

Satya menggeleng "Abang cuma mau kamu sama alan sampe rumah dengan selamat"

bukan nya lebay atau bagaimana, baru tadi sore mereka di hadang hingga adu hantam jadi wajar ketika Satya takut terjadi sesuatu pada kedua adiknya , terlebih lagi pada alin.

AKAD "Aksa Adlina"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang