happy reading ❤️
-
"Satya, papa ingin bicara"ujar Reynald ketika sudah melihat istri nya masuk.
Satya mengangguk dan berjalan mengikuti langkah Reynald
sedangkan Aksa dan Devan hanya berdiam diri di depan ruangan alin.
"mending kita pulang dulu sa, nanti kesini lagi" saran Devan
Aksa menggeleng "Lo aja, gue gak"
"ck, Lo gak liat nih baju Lo udah gak layak pake. ada darah nya juga lagi" ucap Devan
Aksa bahkan tidak tau jika baju nya terkena darah alin tadi.
"gue gapapa"
"pala kau yang gapapa. udah ayo pulang dulu buat bersihin badan terus kesini lagi, biar gak di sangka gelandangan nyasar"
tanpa menunggu jawaban Devan langsung menarik tangan Aksa.
sedangkan di taman rumah sakit Reynald dan Satya duduk di salah satu bangku yang ada.
"siapa yang ngelakuin?"tanya Reynald
Satya menggeleng " Satya gak tau pa, tapi Satya janji akan cari tau pelaku nya"
Reynald mengangguk "harus, papa harap secepatnya. apa mungkin ada yang kamu curigai?"tanyanya
"iya pa, ada yang sebenarnya Satya curigai cuma belum bisa Satya tuduh jadi pelaku soalnya belum ada bukti"ucap satya
"siapa?"
"Clara, XI IPS⁵"
karena memang hanya orang itu yang tidak suka dengan alin, jadi kemungkinan besar dalang dari kejadian ini dia.
"awasin dan cari bukti"tegas Reynald
"yaudah kita ke tempat adikmu, liat kondisinya"setelah itu mereka berjalan kembali kearah ruangan alin.
---
"sayang nya mama, bangun nya jangan buat mama khawatir"ucap Aqila dengan lembut
sudah sedari tadi ia disini tapi alin belum menunjukkan tanda-tanda sadar nya.
Alan yang disini kanan alin, hanya menatap nya tanpa berbicara.
"lan, bener kan adik kamu gak papa?"tanya Aqila pada Alan
Alan mengusap tangan sang mama "alin gapapa kok ma, dia belum sadar karena efek dari obat"jelas Alan
Aqila mengangguk
"sshh"
suara ringisan itu mengalihkan pandangan Aqila dan Alan.
"Alan, panggil dokter adik kamu udah sadar" ucap Aqila
Alan langsung mencari dokter di luar.
"sayang, mana yang sakit?" tanya Aqila
Alin yang sudah membuka mata nya penuh menatap sekitar.
"Alin dimana ma?" tanya nya balik
"kamu dirumah sakit, jangan bikin Mama khawatir lagi ya?" ucap Aqila
rumah sakit? ah. ia baru ingat kerjadian yang terjadi sebelum ia pingsan.
alin tersenyum ke arah Aqila "mama, maafin alin ya kalau udah bikin khawatir. janji gak lagi"
Aqila langsung memeluk "mama sayang kamu, mama gak mau kehilangan kamu lagi"
Alin mengagguk dalam pelukan.
tak berselang lama pintu terbuka dengan dokter dan alan di belakang nya.
"permisi ibu, boleh saya periksa terlebih dahulu"ucap dokter
Aqila langsung berdiri memberi ruang untuk dokter "iya silakan dok"
"apa masih ada yang sakit?" tanya dokter kepada alin
"kepala nya aja yang sakit, dokter"ujar alin
"selebihnya?" alin menggeleng
dokter itu mengangguk "itu wajar, sebab kamu mengalami benturan keras dikepala tapi untung nya luka yang kamu dapat tidak terlalu serius"
"apa saya boleh pulang dok?"tanya alin dia sudah tidak tahan berada di ruangan bernuansa putih ini.
"ENGK BOLEH!" itu bukan dokter yang menjawab tapi kedua orangtuanya dan kakaknya.
bahkan Reynald dan Satya masih di depan pintu, tapi sepertinya mereka mendengar sebab menolak permintaan alin
alin menatap kesal kearah keluarga nya, sedangkan sang dokter menatap geli pada keluarga ini.
"baiklah alin, seperti apa yang keluarga mu katakan, kalau kamu belum boleh pulang dan di haruskan menginap disini beberapa hari kedepan" jelas dokter
" ih alin mau pulang"rengek nya
"gak boleh, kamu disini dulu sampai pulih"ucap reynald
"mama"
"no honey kamu stay disini dulu"
"Abang"
"sekali gak ya tetep gak"tegas Satya yang diangguki Alan
"ish, gak asik"gerutu alin
dokter itu terkekeh "istirahat yang cukup dan jangan lupa obat nya diminum. dalam waktu dua hari kamu bisa pulang, kalau begitu saya permisi"
setelah dokter itu keluar, Reynald dan Satya berjalan menghampiri alin.
"mama.. mau pulang" rengek alun
Aqila tersenyum dan mengusap lembut rambut putri nya "kamu dengerkan kata dokter tadi, istirahat disini dulu baru boleh pulang"
"tapi bosen kalau disini, dirumah aja"
"gak boleh, kamu tetap disini sesuai ucapan dokter lagi" ucap reynald
alin menatap papa nya itu" papa mah.. gak like"
"udah disini aja, lagian kan ada mama, papa, sama Abang kamu juga"bujuk Aqila
alin ini memang paling susah kalau harus berada di rumah sakit. membujuknya juga harus ekstra.
"iya dengerin mama itu, besok gue minta vio sama Kayla kesini juga"tambah alan
"Gak mau. maunya pulang"
"nurut dong. kan buat kesehatan kamu juga, emang mau sakit terus?"
Alin menggeleng ketika mendengar pertanyaan Satya
"yaudah disini dulu, kalau udah sehat baru pulang. nanti Abang beliin jajan yang banyak kalau udah sehat"tawar Satya
"gue juga nanti nambahin lah, apa yang Lo mau gue beliin, gimana?"tambah Alan
Mata alin berbinar mendengar itu, kapan lagi bisa dapat jajan sepuasnya dan juga apapaun yang dia mau secara cuma-cuma.
"bener nih?" tanya nya memastikan
"iya bener"
"oke, Alin mau Disini. tapi sesuai kata dokter tadi cuma dua hari gak lebih. terus habis keluar dari sini Alun boleh minta apa aja" ujar alin
Satya dan alan mengangguk sebagai jawaban. ya walaupun harus merelakan uang jajan nya lebyap tapi tak apalah demi alin.
Reynald dan Aqila tersenyum melihat ketiga anak nya yang kini sudah beranjak dewasa.
"iya, kalau gitu makan sama minum obat nya yang teratur biar cepet sembuh"
"iya ma."
berbeda dengan alin dan Aqila yang kini bercerita. Satya dan alan langsung menghadap ke arah reynald yang ada disofa pojok ruangan.
"pa, jatah jajan nya ditambah ya?"ujar alan
"buat apa?" tanya Reynald bingung
"papa kan denger tadi kalau alin mau minta sepuasnya sama alan. nah kalau gak ditambah yang ada alan gak jajan dong" jelas alan dengan wajah memelas
Reynald mengangkat bahu acuh "lah itu mah urusan kamu, bukan papa"
bahkan setelah itu Reynald langsung sibuk dengan laptop nya.
Satya terbahak mendengar itu.sedangkan alan misa misu gak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKAD "Aksa Adlina"
General FictionAdlina atau sering dipanggil Alin adalah seorang gadis cantik yang dapat membuat semua kaum Adam jatuh hati padanya. tapi kecantikan nya tidak ampuh untuk seorang Aksa Pradipta cowok tampan, yang juga memiliki bejibu fans , tapi ia memiliki sifat...