CHAPTER 23

3 3 0
                                    

happy reading ❤️❤️

-

Alin menatap diri nya di depan cermin, hari ini mood nya sangat baik bahkan senyum nya tak pernah luntur.. entahlah apa yang membuat nya sebahagia ini.

dirasa cukup ia mengambil tas sekolah nya dan berjalan menuju ruang makan.

"pagi semuanya, orang cantik datang"seru nya

"pagi juga sayang"

"pagi adek Abang"

"pagi juga pendek"

seperti nya kalian tau siapa yang mengucapkan kalimat terakhir itu, Yap. Alan.

"mama liat tuh Alan, ngeselin"adu alin pada sang mama

Aqila hanya menghela nafas melihat sang putra keduanya "Alan, jangan mulai ini masih pagi" ucap nya yang diangguki Alan

"alin, sekarang duduk terus sarapan"lanjut nya

dengan senang hati alin langsung mendudukan diri nya dikursi kosong sebelah mama nya.

"cih ngadu"cibir Alan

"cih bodo amat"ucap alin menirukan nada bicara Alan

"makan. gak baik makan sambil bicara" mendengar ucapan sang papa mereka semua langsung makan.

"papa, Alin udah.. mau berangkat dulu"ucap alin ketika selesai dengan makanannya

"Satya juga udah, mau berangkat"

"Alan juga"

"iya, kalian hati-hati di jalan dan buat alin kamu berangkat nya sama satya dan Alan"ujar reynald

"ih apaan gak mau papa.. alin mau bawa mobil sendiri, masa bareng Abang terus"protes alin

"intinya mulai sekarang kamu berangkat nya sama Abang kamu"perintah Reynald mutlak

"mama"rengek nya kepada Aqila

Aqila tersenyum lembut kepada sang putri " turutin kata papa ya sayang, papa khawatir sama kamu "

"tapi alin udah besar ma, bisa jaga diri bukan anak kecil"

"tapi bagi papa dan mama kamu masib anak kecil"sahut Reynald

"bagi Abang juga gitu, kamu tetep jadi adek kecil Abang"

"iya, bener itu" tambah Alan

"itu kamu denger sendiri kan, jadi sekarang kamu berangkat sama Abang ya"ucap Aqila

"iya, alin sama Abang" ucap nya menyetujui, percuma mau membantah juga gak akan bisa

"yaudah, kalau gitu kita berangkat dulu ma, pa.. assalamualaikum"pamit Satya yang di ikuti kedua adik nya.

"waalaikumsalam"

-

seperti biasa ketika sampai di SMANTI (SMA Nusa Bhakti) semua murid akan heboh dengan semua cibiran yang mereka tunjukan keoada alin, alin hanya memutar bola mata malas nya.. sudah biasa hingga ia pun terkadang jengah ingin membalas tapi tak ada guna lebih baik Ia gunakan waktu nya untuk yang lain, seperti berhalu dengan suami virtual nya mungkin.

"Lin, Abang duluan nya kamu sama Alan"ujar Satya ketika sampai dikoridor menuju kelas nya

"iya Abang, semangat belajar nya"

Satya tersenyum dan mengecup singkat dahi adik nya itu "Iya kamu juga"
pandangan nya beralih pada akan "gue titip lan.. harus selamat sampai kelas"

alan mendengus, kalau sama alin Abang nya itu lembut kalau sama dia lah boro-boro "iya" ucap nya singkat lalu menarik tangan alin

AKAD "Aksa Adlina"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang