Rasanya sangat tidak mungkin melihat seseorang yang sudah mati kembali hidup dan berdiri dihadapannya. Caroline masih tak percaya dengan apa yang sedang dilihatnya saat ini. Sang Ibunda yang telah mati tertembak dihadapannya, entah bagaimana kini dia kembali hidup.
“mamah…” Caroline memeluk mamahnya yang ternyata masih hidup.
“ya anakku…” ucap mamah Caroline.
“Fina, bagaimana bisa?” tanya pak Hilman yang setengah mati kebingungan.
“peluru yang ditembakkan oleh anak buah Herry Walter hanya menyerempet kepalaku, Hilman. Dan pada saat itu ada seseorang yang menolongku ke rumah sakit” Mamah Caroline sembari memperlihatkan luka di kepalanya.
Caroline sangat bahagia dengan kembalinya sang Ibunda yang telah lama diduga mati oleh semua orang. Caroline tak menyangka bahwa hari ini adalah hari yang sangat bahagia bagi dirinya dengan kembalinya sang Ibunda di sampingnya.
“aku gak nyangka kalo mamah masih hidup.” Ucap Caroline yang meneteskan air mata.
“iya, nak. Maaf ya mamah udah membiarkan kamu hidup sendirian seperti ini. Mamah sudah berusaha mencari kamu.” Ucap Mamah Caroline.
“Gak apa-apa, mah. Yang penting mamah sudah ada sini. Caroline juga akan berjanji mulai saat ini Caroline akan melindungi mamah.” Caroline yang mengeratkan pelukannya.
“kini Caroline sudah bisa mengendalikan kekuatannya itu, Fina.” Ucap pak Hilman.
“benarkah?” Mamah Caroline yang terlihat terkejut.
“iya, mah. Caroline gak akan membiarkan Herry Walter mendekati kita lagi.” Ucap Caroline.
“oh, ya. Fina, kenalkan, ini anak dari Tari, Joe Prayoga.” Ucap pak Hilman.
“Joe, anak Tari Prayoga? Kamu sudah dewasa ternyata.”
“iya, tante.” Ucap Joe.
“oh, ada Jack juga disini. Terima kasih ya, Jack, sudah mau membantu menjaga Caroline.” Ucap Mamah Caroline.
“enggak masalah kok, tante.” Ucap Jack yang masih terlihat terkejut dengan hidupnya kembali Mamah Caroline.
“jadi selama ini kamu tinggal dimana?” tanya pak Hilman.
“aku tinggal di dekat sini. Ayo kita ke rumahku dulu, kalian terlihat kelelahan.” Jawab Mamah Caroline.
Mereka bergegas ke rumah Mamah Caroline untuk beristirahat. Memang terasa seperti mimpi saat melihat wajah sang Ibunda dari dekat. Kini Caroline merasa hatinya sangat berbunga-bunga dengan dengan kehadiran seseorang yang sangat penting bagi hidupnya.
“Hilman, saya ingin berterima kasih karena sudah menjaga Caroline untuk tetap aman. Aku tak tahu harus bagaimana membalas budi kalian.” Ucap Mamah Caroline sembari berjalan menuju rumahnya.
“tidak apa-apa, Fina. Aku sudah menganggap Caroline seperti anakku sendiri.” Ucap pak Hilman.
“iya, tante. Itu memang sudah tugas EXTERMINATOR.” Ucap Joe.
***
*sesampainya di rumah Mamah Caroline*
“disinilah selama ini Mamah tinggal, Car.” Ucap Mamah Caroline sembari berjalan menuju teras depan rumahnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTERMINATOR
Aksi[On Going] Seorang anak yang dendam kepada organisasi misterius karena telah membunuh ayahnya untuk menolong seorang anak setengah penyihir. Kini dirinya memutuskan untuk menjadi anggota superhero untuk meneruskan perjuangan sang ayah, yaitu melindu...