"kak Grace!" Caroline yang duduk di kursi makan.
"ada apa, Caroline?" tanya kak Grace sembari menyiapkan makanan ke meja makan.
"kak Grace, Caroline senang deh kak Grace bisa di samping Caroline lagi." Ucap Caroline dengan senyum lebar.
"kak Grace juga senang bisa bersama Caroline lagi. Kak Grace juga minta maaf karena udah tinggalin Caroline begitu aja." Kak Grace duduk dihadapan Caroline.
"gak apa-apa, kak, yang penting kak Grace udah janji gak bakal pergi lagi."
"iya Caroline, kak Grace janji." Ucap kak Grace sembari memegang tangan Caroline.
Hari ini adalah salah satu hari yang paling berarti bagi Caroline. Bisa bertemu kembali dengan seseorang yang sudah ia anggap seperti ibu nya sendiri yang membuat Caroline merasa bahagia kembali. Kini rasa rindu Caroline terhadap ibunya bisa terobati oleh hadirnya kak Grace di samping Caroline.
"ayo dimakan, masakan kak Grace pasti enak." Ucap kak Grace.
Caroline menyantap makanan yang ada di hadapannya, "mmmm...."
"gimana? Enak gak?" tanya kak Grace.
"enak banget..." Ucap Caroline dengan mulut yang penuh dengan makanan sembari mengangkat jempolnya.
Tak ada angin tak ada hujan, kak Grace meneteskan air matanya. Apa yang membuatnya menangis? Caroline bingung, apa yang harus ia lakukan?
"kak Grace kenapa? Makanannya beneran enak kok, aku gak bohong," ucap Caroline gugup.
"enggak. Kak Grace jadi ingat kak Gordon. Kamu persis mirip dia kalau lagi makan masakan ku, dia pasti mengucapkan 'enak banget' dengan mulutnya yang penuh dengan makanan sambil mengangkat jempolnya." Ucap kak Grace sembari menghapus air matanya.
"kak Grace, Caroline minta maaf, ya!" Caroline dengan wajah merasa bersalah.
"kamu gak usah minta maaf, Caroline. Kamu gak salah. Kak Grace hanya kangen kak Gordon." Kak Grace tersenyum ke Caroline dengan air mata yang Terus menetes.
"iya kak, Caroline juga kangen kak Gordon. Kak Gordon selalu membelikan es krim kesukaan Caroline kalo dia datang ke rumah pak Hilman pada waktu itu. Dia juga selalu menganggap Caroline seperti anaknya sendiri, sama seperti kak Grace." Ucap panjang Caroline.
"tiga tahun yang lalu, kak Gordon mempunyai anak perempuan bernama Charlote. Pada saat itu dia berusia dua belas tahun. Kak Gordon sangat memanjakan anaknya itu dan kak Grace juga selalu bermain bersama Charlote karena kak Grace sangat suka anak-anak." Kak Grace bercerita singkat.
"lalu Charlote sekarang dimana?" tanya Caroline.
"di hari ulang tahunnya yang ke tiga belas, ibu nya membawa Charlote ke restoran sebagai perayaan ulang tahunnya. Ibu nya mengendarai mobil untuk menuju restoran itu bersama Charlote. Di malam yang sama, kak Gordon menunggu sang istri dan anaknya di restoran tersebut dengan berniat memberi kejutan untuk anak semata wayangnya. Dua puluh menit menunggu, kak Gordon mendapat telepon dari pihak kepolisian bahwa sang istri dan anak perempuannya itu mengalami kecelakaan dan mereka tewas di tempat. Kak Gordon sangat merasa terpuruk karena peristiwa itu. Sang istri dan anaknya meninggalkannya begitu cepat. Dan Kini, mungkin memang sudah saatnya kak Gordon kembali bersama sang istri dan anaknya di surga sana." Ucap kak Grace sembari menghela napas.
Kini Caroline mengerti, mengapa kak Grace dan kak Gordon menganggap Caroline seperti anaknya sendiri. Dua orang yang disayangi mati di waktu yang sama, pasti sangat sakit rasanya.
Ternyata kak Gordon mempunyai pengalaman hidup yang pahit. Kak Gordon pasti sudah bahagia karena bertemu anak dan istrinya di atas sana.
Semua orang memang pernah mengalami rasanya kehilangan seseorang yang ia sayangi. Kehilangan sang ibu, ayah, saudara, sahabat, semua orang pernah dan mungkin akan mengalaminya. Maka dari itu, sayangilah orang-orang yang berada di sekitarmu selagi masih ada di sisi mu.
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTERMINATOR
Action[On Going] Seorang anak yang dendam kepada organisasi misterius karena telah membunuh ayahnya untuk menolong seorang anak setengah penyihir. Kini dirinya memutuskan untuk menjadi anggota superhero untuk meneruskan perjuangan sang ayah, yaitu melindu...