Dar!!!
Caroline terkejut mendengar suara tembakan Herry Walter yang menembak perut Joe dengan jarak yang dekat. Caroline semakin emosi melihat sepupunya itu merintih kesakitan dalam keadaan tertembak dan terjatuh ke lantai. Sudah tak bisa menampung emosinya dengan melihat ini semua, Caroline memejamkan matanya dan berusaha mengeluarkan kekuatannya.
Mata Caroline menghitam keseluruhan dan dirinya berhasil mengeluarkan kekuatannya dan asap hitamnya itu keluar dari tubuhnya. Caroline mengarahkan tangan kanannya ke arah Herry Walter dan asap itu menyerang Herry Walter. Asap hitam itu menyelimuti badan Herry Walter yang seakan badannya terikat oleh asap.
"Car!! Lepaskan! Kamu bisa membunuh nya! Ingat, kita bukan pembunuh, Car!" Teriak pak Hilman.
Teriakan itu sama sekali tidak mempengaruhi Caroline untuk menghentikan apa yang dilakukannya itu. Mungkin Caroline tidak peduli dengan perkataan pak Hilman. Orang seperti Herry Walter memang pantas untuk mati, pikir Caroline.
Herry Walter terlihat sangat kesakitan dengan penuh asap di sekujur tubuhnya. Caroline semakin terlihat tak terkendali dengan mengarahkan kedua tangannya ke arah Herry Walter untuk menyerang Herry Walter dengan asap hitamnya yang lebih tebal. Semua orang yang berada di gudang itu berusaha untuk menenangkan Caroline agar menghentikan perbuatannya itu.
"Jack! Saatnya!!" Teriak pak Hilman dengan keras.
Sebuah anak panah melesat dari luar gudang dan menancap ke pundak Caroline. Caroline melihat anak panah yang ditempelkan suntikan bius itu menancap di pundak kirinya. Pandangan Caroline menjadi tak terlihat jelas dan badannya terasa lemas. Asap kekuatannya perlahan masuk ke tubuh Caroline dan warna matanya kembali normal. Dengan perlahan, Caroline menjatuhkan dirinya ke lantai dalam keadaan suntikan bius yang masih menempel di pundaknya itu.
Terbangun dari efek biusnya, dengan perlahan Caroline membuka matanya. Caroline terbangun dengan masih di tempat yang sama. Melihat seseorang yang baru saja tertembak sedang berdiri dihadapannya membuat Caroline terkejut. Bukankah Joe sudah ditembak Herry Walter?
"Joe! Kamu-" ucap Caroline yang tak tuntas.
"Aku baik-baik aja, Car. Armor ini anti peluru. Perutku hanya terbentur peluru." Ucap Joe sembari memperlihatkan perutnya yang biru.
Ucapan Joe itu membuat Caroline merasa lega. Ternyata sepupunya itu terselamatkan oleh armor ayahnya.
Kak Grace memeluk Caroline yang baru bangun dari efek biusnya itu dengan erat, "Maaf, Caroline. Kita harus membius kamu. Ini demi kebaikan kamu dan kita semua." Ucap kak Grace.
"Iya, Car. Kamu harus berhati-hati menggunakan kekuatanmu." Pak Hilman yang berada di samping kak Grace.
Caroline menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya.
Mengingat kejadian sebelumnya, Caroline langsung menengokan kepalanya ke sebelah kiri. Melihat Herry Walter yang sedang tergeletak pingsan membuat perasaan Caroline sedikit terpuaskan. Caroline berharap agar Herry Walter tak terbangun lagi dari pingsannya itu.
"Ayo! lebih baik kita pergi sebelum anak buah Herry Walter mengetahui ini semua." Ucap kak Grace.
"Kamu masih kuat kan, Car?" Tanya Joe.
"Aku kuat kok."
Melihat seseorang berada di samping Joe dengan wajah yang memar itu selamat, membuat Caroline menghembuskan nafas lega nya.
"Hei, kamu baik-baik aja kan?" Tanya Caroline kepada seorang laki-laki berkacamata dengan wajah yang memar.
"Saya baik-baik saja. Perkenalkan, namaku Shawn." Ucap seorang laki-laki itu sembari mengulurkan tangannya ke arah Caroline.
![](https://img.wattpad.com/cover/208511405-288-k888697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTERMINATOR
Action[On Going] Seorang anak yang dendam kepada organisasi misterius karena telah membunuh ayahnya untuk menolong seorang anak setengah penyihir. Kini dirinya memutuskan untuk menjadi anggota superhero untuk meneruskan perjuangan sang ayah, yaitu melindu...