Penyesalan

284 331 10
                                    

Mungkin ini awal yang baik untuk Joe sebagai anggota EXTERMINATOR. Mempertemukan kembali si manusia setengah penyihir dengan si pemanah yang sudah lama tak bertemu, membuat Joe semakin membulatkan niatnya untuk meneruskan perjuangan sang ayah, yaitu melindungi Caroline yang kini sedang terancam nyawanya. Mungkin sebentar lagi nyawa Joe yang akan terancam nyawanya oleh dosen jika tidak segera bangun dari tidurnya. Jam menunjukan jam 08.15 yang artinya 5 menit lagi bus kampus datang menjemput.

"Joe!! Bangun!!!" teriak bunda Joe sembari menyiapkan sarapan di meja makan.

"hmmmmmm....." Joe menggeliat sambil melihat alarm yang sudah satu jam lalu berdering.

"HAAHH TELAT...!!!"

Joe beranjak dari kasurnya dan langsung mengganti bajunya tanpa mandi.

"Joe sarapan dulu!" bunda mengambil piring.

"Joe sarapan di kampus aja bun, udah telat soalnya" Joe sembari mengambil sepatu.

"belum juga di jemput , sarapan dulu aja, Joe"

"tiin! tiin!" suara klakson bus yang menunggu di depan rumah.

"nah udah datang. Berangkat ya, bun" Joe sembari cium kening bunda tanpa menyantap sarapannya.

Selama perjalanan di dalam bus, Joe hanya melamun memikirkan mana pernyataan yang akan Joe beritahu terlebih dahulu kepada bunda nya. Entah kenyataan suaminya mati karena telah terlibat urusan yang rumit atau kenyataan Joe yang telah menjadi anggota EXTERMINATOR, yang dimana ayahnya mati sebagai anggota tersebut. Cepat atau lambat Joe harus memberitahu kebenarannya kepada bunda walaupun Joe yakin seribu persen bunda pasti akan pingsan mendengarnya. Mungkin bunda akan mengeluarkan ratusan pertanyaan jika mengetahui kebenaran tersebut, tapi yang pasti pertanyaan itu akan ditanya bunda setelah pingsannya.

"kiiiik..!"
Suara rem bus yang meleburkan lamunan Joe itu menandakan bahwa bus telah sampai tempat tujuan.

Joe melangkah menuju gerbang kampus dan duduk di sisi taman sembari menunggu jam kelas dimulai. Joe mengeluarkan ponselnya lalu mendengarkan lagu. Saat Joe sedang tenangnya mendengarkan sebuah lagu, tiba-tiba semua orang mengarahkan pandangannya ke mobil Porsche 911 Turbo yang memasuki gerbang kampus. Satu kampus memandanginya seolah menunggu orang hebat itu keluar dari mobil mahalnya itu. Tidak lama, pintu Porsche 911 itu terbuka.

"Apa!!!" Joe terkejut melihat orang yang keluar dari mobilnya itu.

Ternyata ekspektasi Joe salah. Dia bukan orang hebat, melainkan orang bejat yang memamerkan mobil mewahnya. Joe tidak tahan melihat wajah si pembunuh itu tersenyum munafik sembari menutup pintu mobilnya. Entah apa yang ingin dilakukan Herry Walter di Vosmor University, mungkin dia ingin memberi motivasi omong kosongnya itu.

"hei, Joe! ngelamun mulu." Seseorang menepuk pundak Joe.

"lu ngagetin aja,"

"ayo ke kelas, sebentar lagi jam biologi dimulai." Ucap temannya itu.

Sebelumnya, perkenalkan satu-satunya teman Joe yang selalu mendampinginya di saat Joe berduka atas meninggal ayahnya itu. Namanya Shawn Morelli. Mungkin kalian berfikir dia adalah orang Italia. Ayahnya memang orang Italia tetapi Shawn lahir dan besar di Vosmor. Shawn adalah satu-satunya teman Joe di kampus, karena Joe tidak terlalu suka bergaul dengan teman-teman di kampusnya. Joe pertama kali bertemu dengan Shawn saat Shawn sedang di pukuli dan Joe menolongnya dari bullying teman-temannya itu. Mungkin karena Shawn memakai kacamata tebalnya yang menjadikan dirinya berpenampilan seperti anak culun. Maka dari itu, kini mereka selalu berdua layaknya Batman dan Robin yang berkaca mata tebal.

"eh ngomong-ngomong ngapain Herry Walter ke kampus?" tanya Joe yang berjalan menuju kelas.

"ya, mungkin dia jadi tamu di seminar kampus"

EXTERMINATORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang