"Bun, jadi sebenarnya Bunda selama ini tahu kalau Ayah anggota EXTERMINATOR?" tanya Joe yang berbaring di kasurnya.
"Bunda tahu semua tentang EXTERMINATOR. Bahkan kostum EXTERMINATOR itu Bunda yang membuatnya." Ucap Ibunda Joe yang berada di sampingnya.
"berarti Bunda juga tahu kalau Ayah mati dibunuh oleh Herry Walter?" tanya Joe yang kedua kalinya.
"Bunda minta maaf, Joe. Bukannya Bunda tidak ingin memberi tahu kamu, tapi Bunda hanya ingin menunggu waktu yang tepat untuk memberi tahu semua ini ke kamu."Joe masih merasa sedikit kecewa kepada Ibundanya. Tetapi bagaimanapun masalahnya, merasa kecewa di saat seperti ini tak akan membuat keadaan menjadi lebih baik.
"iya ,Bun. Joe mengerti kok dengan keadaan Bunda pada saat itu." Joe tersenyum kecil.
Ibunda Joe mengelus rambut Joe, "terima kasih ya, nak."
Joe hanya mengangguk mendengar sang Bunda dengan suara halusnya berterima kasih kepadanya.
"sudah tengah malam, Joe. Lebih baik kamu tidur lagi." Ucap sang Ibunda kepada Joe.
***
Matahari sudah memperlihatkan dirinya, Joe bangun dari tidurnya dan beranjak dari kasur. Pagi hari dengan udara yang cerah dan sejuk, Joe berniat untuk berolahraga di halaman belakang rumah kak Grace. Mungkin Joe akan melatih kemampuan beladirinya yang sudah lama tidak ia latih dari semenjak sang Ayah tiada. Joe memulai pemanasannya dengan gerakan-gerakan kecil.Saat Joe sedang berlatih, Jack menghampirinya dengan membawa busur panahnya.
"Joe! Boleh bergabung?" Ucap Jack.
"Tentu, Jack."
Jack berlatih panahannya di samping Joe dengan mengarahkan anak panahnya ke arah sebuah pohon besar. Jack memang terlihat sangat mahir melakukannya, meluncurkan anak panah dengan mudah layaknya Hawk Eye yang berusia muda.
"Jack, gue belum berterima kasih di saat kemarin lu tolong gue." Joe sembari melakukan gerakan pemanasan.
"Jangan berterima kasih, Joe. Semua yang kalian lakukan kepada Caroline itu tidak ada apa-apanya dibandingkan kejadian kemarin." Jack yang tetap fokus berpanah.
"kini kita semua keluarga. Sudah seharusnya kita melindungi satu sama lain." Ucap Joe.
"ya, siapa yang menyangka. Minggu lalu gue memanah dua orang asing yang gue sangka orang itu pembunuh, dan kini orang itulah yang menemani gue layaknya keluarga. Rasanya sangat lega memiliki keluarga yang sangat peduli satu sama lain." Jack dengan wajah terharu.
"Kalo boleh tahu, Keluarga lu saat ini di mana?" tanya Joe.
"orang tua gue menghilang di saat gue kecil, mungkin di saat gue berusia 4 tahun. Mereka menitipkan gue di rumah paman, pada saat itu ayah gue bilang kalau mereka akan segera kembali. Tetapi, setelah sepuluh tahun gue tinggal di rumah paman, mereka tidak pernah kembali. Mungkin perkataan paman gue benar kalau mereka sudah mati." Ucap panjang Jack.
"kini paman lu di mana?"
"Dia di Saniro." Jawab Jack.
"apakah dia tahu kalau lu di sini?" pertanyaan Joe kesekian kalinya.
"dia tak pernah ingin tahu tentang gue. Yang dia tahu hanyalah bagaimana caranya untuk membuat gue menderita."
"maksudnya?" Joe kebingungan dan menghentikan gerakan pemanasannya.
"dia seorang pengangguran. Dia hanya menonton di rumah setiap harinya dengan minuman keras di tangannya. Selama sepuluh tahun gue selalu melakukan apa yang di perintahnya. Jika gue membantahnya, dia menyiksa gue habis-habisan. Maka dari itu, gue memutuskan untuk kabur dari rumah itu dan ikut bersama kalian." Cerita singkat Jack.
Joe tak menyangka, si pemanah ternyata memiliki kehidupan yang begitu keras. Joe banyak belajar kehidupan dari orang-orang disekitarnya ini. Tak semua manusia memiliki kehidupan normal.
"ternyata semua orang memiliki kehidupan pahitnya masing-masing." Ucap Joe.
"ya, begitulah dunia. Terkadang kita harus kabur dari kehidupan itu agar mendapatkan kehidupan yang lebih baik." Jack menurunkan busur panahnya.
"Eh, ngomong-ngomong lu bisa jago memanah dari mana?" ucap Joe yang mengganti topik pembicaraan.
"Saat di Saniro, kita harus berburu hewan untuk mendapatkan makan. Dan gue sudah berburu menggunakan panah ini di saat gue berusia lima tahun." Jawab Jack.
"Joe! Jack!... sarapan sudah siap. Ayo cepat!" teriak Bunda Joe memanggil dari teras belakang rumah.
"oke, bun.!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EXTERMINATOR
Action[On Going] Seorang anak yang dendam kepada organisasi misterius karena telah membunuh ayahnya untuk menolong seorang anak setengah penyihir. Kini dirinya memutuskan untuk menjadi anggota superhero untuk meneruskan perjuangan sang ayah, yaitu melindu...