Keluarga

280 316 8
                                    

Jack memandang Caroline dengan tatapan khawatir. Jack bertanya-tanya kepada diri sendiri, mengapa semua ini terjadi kepada seseorang yang ia sayangi?. Memang tidak mudah terlahir sebagai anak setengah penyihir. Untuk saat ini, Jack hanya bisa melindunginya dengan cara tetap selalu berada di sisinya. Tidak lama, wanita pemilik rumah itu masuk ke dalam kamar.

“ya, nasib dia memang sangat malang.” Ucap wanita itu yang seakan bisa membaca pikiran Jack.

“perkenalkan, nama saya Grace.” Lanjut wanita itu sembari mengulurkan tangannya ke arah Jack.

“saya Jack, bu.” Jack menjabat tangan wanita itu.

“hei! Jangan panggil saya ibu. Panggil saya Kak saja.” Ucap kak Grace sembari duduk di samping Jack.

“padahal keinginan Caroline sederhana, ia hanya menginginkan kehidupan layaknya orang-orang biasa.” Ucap Joe.

“sampai kapanpun dia tak akan pernah bisa memiliki kehidupan seperti orang biasa karena dia bukanlah orang biasa. Dia anak yang luar biasa.” Ucap kak Grace sembari menatap wajah Caroline yang masih pingsan

“memangnya kak Grace sudah kenal Caroline berapa lama?” tanya Jack.

“semenjak EXTERMINATOR membawanya ke Vosmor. Saya dan Caroline berhubungan sangat dekat pada saat itu. Di saat saya kenal dengan Caroline, dia selalu menganggap saya sebagai ibunya sendiri. Seharusnya saya merasa beruntung dengan itu." Jawab kak Grace.

“lalu, kenapa kak Grace meninggalkan Caroline?” tanya Jack lagi.

“sebenarnya ini kebodohan saya. Pada suatu hari, keluarga saya satu-satunya dibunuh oleh Herry Walter tepat di hadapan saya. Saya merasa sangat terpukul dengan kejadian itu. Pada akhirnya saya memutuskan untuk meninggalkan Caroline dan EXTERMINATOR. Saya berfikir bahwa dengan meninggalkan semuanya bisa mengobati rasa sakit saya, ternyata tidak sama sekali.” Jawab kak Grace dengan panjang.

“mohon maaf, kak. Aku gak tau kalau kejadiannya seperti itu.” Ucap Jack yang merasa menyesal.

“tidak apa-apa, Jack. Mungkin dengan cara ini saya bisa menghilangkan rasa sakit itu. Kini saya baru sadar, betapa kuatnya anak setengah penyihir ini yang telah melihat ibu nya mati di bunuh di hadapannya, ayah nya mati dibakar oleh kaumnya, dan bodohnya lagi, saya meninggalkannya di saat dia sedang terpuruk. Saya sangat malu kepadanya, di usia sedini ini, dia sudah merasakan apa yang seharusnya tidak ia rasakan.” Ucap kak Grace.

Disaat Jack dan Grace sedang bercakap, tiba-tiba tangan Caroline bergerak. Sepertinya bius itu sudah habis, tapi apakah Caroline akan mengeluarkan asap hitam itu lagi?

“Caroline!” kak Grace mengucapkan dengan lembut.

“Car!” Jack menggenggam tangan Caroline.

Dengan sekejap membuka matanya, Caroline bangkit dari pingsannya. Matanya berubah menjadi hitam keseluruhan dan lagi-lagi dia mengeluarkan asap hitam itu dari tubuhnya. Semakin lama asapnya pun semakin menebal dan menyebar ke seluruh ruangan.

Jack bingung, apa yang harus ia lakukan? Dia tak tega dengan menyuntikan nya lagi bius itu ke Caroline. Sepertinya Caroline sangat trauma dengan orang itu sehingga membuatnya seperti ini.

Dalam keadaan yang sangat mencekam ini, kak Grace memeluk tubuh Caroline dan berkata, “tidak apa-apa Caroline, kak Grace di sini. Kamu sudah aman.”

Tiba-tiba, hitam dimata Caroline menghilang dan asap itu dengan perlahan masuk lagi ke dalam tubuhnya Caroline.

“kak Grace!” ucap Caroline yang baru sadar.

“iya Caroline, Ini kak Grace.” Grace menatap mata Caroline.

“kak Grace jangan tinggalin Caroline lagi, ya. Caroline minta maaf, Kak.” Caroline meneteskan air mata dan memeluk Grace lagi.

EXTERMINATORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang