"Chan," panggil Xiaojun, "obatin lukanya dulu."
Haechan menggeleng tanpa menatap Xiaojun, ia masih terus menatap wajah damai Renjun dan mengelus tangan Renjun.
2 jam yang lalu ia baru saja kembali setelah melawan Guanlin dan Eric yang datang tiba - tiba.
Tubuhnya sudah sangat kotor entah karena tanah atau darah, ia benar - benar kelelahan namun ia juga sangat khawatir kepada Renjun.
"Renjun udah aman Chan, tenang aja."
"Gak bisa kak, Haechan mau nunggu Njun bangun." Kekeuhnya.
Haechan masih menatap Xiaojun diambang pintu yang juga menatapnya, menunggu Xiaojun pergi dari sana.
Sampai ia tidak sadar jika seseorang telah bangun dan mengelus surai hitamnya.
"Diobatin dong lukanya, ntar infeksi." Suara itu yang ditunggu Haechan sedari tadi.
"Njun!."
--- --- ---
Disinilah mereka, diruang keluarga rumah Hongjoong dan Seonghwa setelah Renjun sadar dan Jaemin sudah tenang bersama Jeno.
Haechan sedang duduk diam karena Seonghwa dan Xiaojun membersihkan lukanya. Ia menatap lekat Renjun yang duduk disebrangnya, diapit oleh Hendery dan Jaemin.
Renjun pun sama - sama menatapnya.
"Loh kok bisa sih lebam - lebam gini?." Tanya Xiaojun.
"Seminggu dia nyariin Guanlin tapi gak ketemu sama Guanlin malah sama bodyguardnya, yaudah tuh ancur badannya kena gebuk." Jelas Hongjoong.
"Ini juga, dada lo lukanya lebar banget. Abis kena apa?." Tanya Seonghwa.
"Sempet luka minggu lalu, dengan orang yang sama." Saut Renjun yang masih bertatap dengan Haechan yang kini tersenyum miring.
"Lo kok tau Njun?." Tanya Changbin dan Hyunjin.
"Yayalah, orang dia lagi nemenin gue ngapelin Dejun. Yakan pasti balik kerumah Renjun." Jawab Hendery.
Semua orang disana mengangguk paham sembari menatap Haechan curiga.
"Tenang banget kalo diobatin sama Kakak - kakak, kalo sama gue kenapa teriak - teriak?." Tanya Renjun yang tidak memperdulikan sekitarnya.
Haechan bergegas membenahi kancing kemejanya setelah Xiaojun dan Seonghwa selesai membersihkan lukanya.
Ia berjalan dan duduk diantara Hendery dan Renjun, ia menyamankan dirinya disofa dan bergegas merengkuh pinggang ramping Renjun.
"Namanya juga caper Njun, kali aja kan lo tiba - tiba nyium gue biar diem. Kan en--Aduh!." Perutnya baru saja dilempar bantal sofa oleh Changbin.
"Apaan sih lo!." Omel Haechan.
"Gombalan lo tuh aneh anj!." Umpat Changbin.
"Gak guna!." Saut Hyunjin.
"Menjijikan." Lanjut Lucas.
"Gak ahli ya lo! Belajar sama gue sini!." Ucap Jeno.
Mereka menertawakan Haechan yang kena serbu teman - temannya.
"Mending bilang makasih ke Kak Seonghwa, Bang Joong, ke gue sama cowoknya San." Ucap Hyunjin yang terlihat menunggu kata 'terimakasih' dari Haechan semenjak tadi.
"Cowoknya San?."
Haechan menatap San yang berdiri didepan seseorang yang terlihay menyembunyikan wajahnya.
"Wooyoung," lelaki itu akhirnya menampakkan wajahnya yang gugup, "dia yang nyaranin buat bawa handphone kedalem kamar." Jelas San.
"Eoh, kamu yang nyuruh Hyunjin buat nyetel video bokep?." Tanya Renjun dengan lancarnya.
Membuat mereka semua kaget, Seonghwa dan Hyunjin menunduk menahan malu.
"Maksudnya Njun?." Tanya Jeno.
"Pas kemarin Hyunjin sama Kak Seonghwa nyelametin Njun sama Jaemin, Hyunjin ngelempar handphone yang lagi nge-play video itu kekasur supaya orang yang didepan pintu gak jadi masuk." Jelas Renjun.
Hyunjin sangat malu sekarang, pasalnya Wooyoung tidak menyuruhnya untuk memplay video apapun.
"Lah aku gak nyuruh Hyunjin nyetel video." Saut Wooyoung dengan wajah bingungnya.
Semua orang menatap Hyunjin.
Hendery menarik saku celana belakang Hyunjin, "heh! Curut! Dapet ide dari mana coba!."
Hyunjin cuman tersenyum kikuk.
"Terus kenapa Hyunjin bisa.."
"Abangnya dia ngasih handphonenya buat nyetel rekaman yang isinya tuh percakapan abangnya sama satu klien bisnisnya. Jadi biar Kak Seonghwa tuh seolah - olah lagi gak bisa diganggu karena ngomongin bisnis rahasia." Jelas San.
"Terus kenapa lo nyetel bokep?." Tanya Seonghwa.
"Gatau, otak gue jalan aja gitu. Apalagi kondisinya kan Renjun sama Jaemin diclub yang buat ngeue orang - orang, ya make sense kan?."
Haechan dan Jeno segera melempar bantal kepada Hyunjin dan menatapnya tajam.
"Apaan sih! Gue gak salah tau!." Protes Hyunjin.
"Gak terima gue kalo lo membuat keadaan seolah - olah cowok gue kena eue!." Omel Haechan.
"Tau!." Setuju Jeno.
"Ya lagian, gue kan--"
"--tapikan kakakku benci banget sama video gitu, terus kemaren pas dia ambil handphonenya berarti video masih nyala?." Tanya Wooyoung dengan tatapan gugupnya.
"Aduh, kayaknya sih iya, fyi itu compilation sih."
Mampus.
--- --- ---
Saat ini Haechan sedang diam duduk dipinggiran kasur, menatap punggung Renjun didepannya yang sedang merapikan beberapa bajunya.
Hari ini Haechan akan pulang kerumah setelah kejadian melelahkan kemarin, ia juga akan bertemu dengan orangtua Renjun untuk meminta maaf.
"Njun." Panggilnya.
Renjun menghentikan kegiatannya dan menoleh, "Ada apa?."
"Maafin gue." Lirih Haechan sembari menunduk, "gue sedikit telat."
Renjun beranjak dan memeluk Haechan, Haechan bergegas menenggelamkan wajahnya dipinggang Renjun.
"Enggak, lo gak telat. Makasih udah mau nyelametin gue sama Jaemin dikeadaan kita yang lagi gak ngomong sama sekali." Bukannya tersenyum, Haechan malah bingung.
Haechan melepas pelukannya dan menatap Renjun, "gak ngomong? Bukannya lo ya yang marah sama gue soal dirooftop."
"Hah? Kok jadi gue!? Kan lo yang tiba - tiba berhenti gangguin gue! Gak ngechat! Gak telfon! Gak jailin gue disekolah! Kenapa jadi gue yang marah?." Omel Renjun.
"Yakan lo ngejauhin gue anjim!." Seru Haechan tak mau kalah.
"Siapa!? Lo kali! Dari dulu kan kalo gak lo gangguin kita kan gak bakal ngomong Chan!."
Haechan terdiam.
Jadi selama ini ia dan Renjun saling memikirkan satu sama lain. Mereka sama - sama berpikir jika mereka yang dijauhi, tapi nyatanya mereka sama - sama salah paham.
"Kita.. sama - sama.. bego gitu ya?." Ucap Haechan yang membuat mereka tertawa.
Mereka saling berpelukan, merasakam kenyamanan satu sama lain.
"Maafin gue, tetep. Gue minta maaf karena gak bisa ngejaga lo." Ucap Haechan lagi.
"Gapapa, jangan dipikirin. Itu salah gue juga yang asal terima ajakan Guanlin kemarin." Renjun mengelus surai Haechan.
"Gue sayang sama lo," Haechan mencium bibir Renjun singkat, "gue serius Njun, pacaran yuk?."
--- --- ---
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu [Hyuckren]✔
Random[Renhyuck][non-baku] tentang seorang remaja berusia 17 tahun bernama Huang Renjun yang sering memimpikan situasi dimana ia dan Rivalnya memiliki hubungan yang sangat dekat. dan semuanya dengan tidak disadari adalah sebuah gambaran masa depan.