Renjun menatap 2 orang didepannya saat ini, satu laki - laki dan seorang perempuan cantik dengan pakaian yang sexy.
2 orang itu bercengkarama dengan asiknya dan tidak sama sekali merasa terganggu meskipun Renjun melangkah mendekat.
"Chan." Panggil Renjun membuat lelaki bersurai coklat dengan kaos hitam dengan celana Jeans itu menoleh.
"Oh Njun," apakah dia baru sadar atau memang ia pura - pura tidak sadar akan berlama - lama dengan perempuan itu?
"Kenalin nih, dulu papa sempet jodohin aku sama dia. Namanya Yeri." Renjun menatap perempuan itu dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Halo, gue Kim Yeri. Anggep ajalah mantanya Haechan, kita dulu juga sempet pacaran kok pas mau dijodohin." Yeri dan Renjut berjabat tangan.
"Gue.. Renjun.."
"Dia barusan pulang dari Amerika dan tiba - tiba bilang mau balikan." Renjun tercekat saat itu juga. Ia menatap Haechan yang tertawa dan Yeri yang terlihat tersipu.
"Tapi kan, kita.." Haechan menatap Renjun.
"Kita cuman pacaran Njun, gaada salahnya juga gue deketin Yeri, kan? Kali aja gue gak jodoh sama lo."
"INJUN! BANGUN!." Teriakan itu membuat Renjun bergegas membuka matanya lebar - lebar.
Ia sudah berkeringat. Selalu seperti itu jika memimpikan Haechan.
Dan akan benar terjadi.
"Kamu tuh kok bisanya ketiduran dimeja makan? Sejak kapan coba." Xiaojun mengomeli adiknya yang masih terlihat kaget.
"Sana cuci muka, katanya abis ini kamu keluar sama Haechan." Ucap Winwin membuat Renjun pergi dari ruang makan dengan gelengan pelan.
"Gk gak gak, gue sama dia gak boleh berangkat. Pokoknya gak. Gue gak mau mimpi gue kejadian. Eng--"
"--mimpi apa yang?." Seketika Renjun berhenti melangkah.
Badannya mematung, Renjun berusaha mendongakkan kepalanya perlahan.
Celana Jeans hitam, kaos hitam polos dan...
"Chan..."
Ada Haechan sekarang didepannya dengan penampilan yang sama persis dengan penampilan Haechan dimimpinya.
Renjun menggeleng pelan, "kenapa sayang? Ada apa?." Tanya Haechan.
Haechan menggapai tangan Renjun, "ada apa? Kok kaget gitu? Kenapa??."
Renjun langsung menarik tangannya dan pergi ke kamarnya meninggalkan Haechan yang bingung.
Haechan bergegas menemui Xiaojun dan Winwin didapur.
"Loh Haechan, kenapa gak sama Renjun?." Tanya Winwin.
"Kayaknya Renjun lagi ada sesuatu yang disembunyiin deh ma, tadi dia ngeliat aku kaget gitu terus ku tanyain gaada jawab tapi malah pergi."
Xiaojun terdiam dari kegiatannya memotong daging.
"Loh kenapa? Mungkin masih kaget tadi diteriakin Dejun."
Xiaojun mencoba tersenyum, "iya kali, udah kamu tunggu diruang tamu dulu sana biar kakak yang tanyain."
"Iya kak."
--- --- ---
"Gak gak gak, gak bisa. Gue sama dia gak boleh keluar hari ini. Kenapa bisa sih mimpi itu!." Renjun mondar mandir dikamarnya.
Xiaojun masuk sembari membawa segelas air, "minum dulu nih, masih kaget ya abis kena teriakan kakak?."
Renjun bergegas meminumnya dan langsung menggeleng.
"Kakak gak mungkin gak tau aku begini kenapa." Xiaojun hanya mengangguk.
"Mimpi apa lagi Njun? Ada apa? Kasian lo Haechannya panik tadi."
Renjun duduk disamping kakaknya, "ada cewek, namanya Yeri. Dia pernah dijodohin sama Haechan entah kapan dan sempet pacaran juga. Haechan bilang kalo dia mau deketin Yeri lagi soalnya dia sama aku masih pacaran kak."
Xiaojun menghela nafas, "Haechan make baju yang sama persis kayak dimimpiku, aku juga yakin pasti situasi itu bakalan terjadi."
Xiaojun mencoba menenangkan adiknya itu. Mengusap punggungnya dan memberi pengertian.
"Mimpi itu cuman bunga tidur Njun. Bukan ramalan."
"Kakak kan tau aku udah berkali - kali mimpi dan kejadian, terakhir aku mimpi Haechan ketangkep pun dia beneran kena."
"Tapi kan dia bukan ketangkep sama polisi beneran," Renjun menatap kakaknya, "gak semua mimpimu 100% kejadian kan?."
Renjun menghela nafas gusar, "kakak panggilin Haechan ya? Biar kalian ngobrol berdua."
"Tapi kak," Renjun mencegahnya, "apa Haechan bakalan percaya sama aku?."
"Iya, pasti. Harus malah."
Xiaojun pun keluar dari kamar dan tak berselang lama dari itu Haechan datang.
"Njun.."
"Masuk aja."
Haechan masuk, wajahnya antara khawatir dan bingung.
"Tadi kenapa? Ada apa?." Tanya Haechan menggenggam tangan Renjun.
"Aku gamau berangkat, kita dirumah aja."
Haechan mengangguk, "iya disini aja, gausah pergi. Gapapa."
"Kamu kenal sama Yeri gak?." Pertanyaan Renjun membuat Haechan mengerutkan dahi.
"Yeri siapa?."
"Mantanmu," Haechan mendelik, "yang pernah dijodohin sama ayahmu."
"Sebentar, maksud kamu Kim Yeri?." Renjun mengangguk.
"Dia mantanmu kan?."
Haechan kaget bukan main, " kamu tau dari mana soal itu orang?."
"Jawab dulu, mantan kamu atau bukan? Pernah dijodohin sama ayahmu kan?."
Haechan menggeleng, "bukan, kalo yang dijodohin iya. Cuman aku gak pernah mau deket sama dia. Ayah cuman terikat kerja sama sama ayahnya jadi buat imbalannya ya perjodohan itu. Tapi sekarang ayah udah gaada kerja sama karena ayah gak kerja diperusahaan lagi. Lagian itu jaman masih SMP Njun, kamu tau dari mana?? Aku gaada cerita deh perasaan."
"Mimpi," Haechan menatap heran, "aku tadi mimpi kamu ketemu sama Yeri dan niat deketin dia lagi. Penampilan kamu sama kayak yang aku lihat di mimpi. Makanya aku gamau berangkat, aku gamau kamu ketemu dia terus kamu ninggalin aku. Gak aku gak mau." Haechan tersenyum dan memeluk Renjun.
"Apaan sih orang dia lagi di--"
"--Amerika kan?."
Haechan menatap Renjun lekat, "kamu kenapa bisa tau semuanya sih?."
"Aku sering ngalamin Deja Vu, Chan. Dari mulai kita yang bakalan jadian sampe kemarin kamu kena kasus juga aku mimpiin kamu."
"Wow? Kamu... serius..?."
"Ya ya lah. Kamu gak percaya? Yaudah gapapa."
"Ya aku gak ngambil keputusan percaya atau enggak, yang. Aku juga kan gak ikutan mimpiin. Tapi kamu harus tau kalo mimpi itu cuman bunga tidur."
"Iya tau, tapi aku udah terlanjur percaya sama mimpi mimpiku yang berhubungan sama kamu Chan."
"Yang, mana mungkin aku deketin Yeri lagi sedangkan aku udah ada kamu."
"Kan kita masih pacaran Chan, bisa aja kam--"
"--apaansih!." Haechan menatap Renjun tidak suka, "ngaco kalo ngomong."
Renjun menunduk, "kalo udah sama kamu ya sama kamu, ngapain sama yang lain."
Renjun jadi merasa bersalah karena menuduh Haechan atas dasar mimpinya. Haechan memeluk Renjun erat.
"Gausa dipikirin. Gak nafsu aku sama cewek."
--- --- ---
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu [Hyuckren]✔
De Todo[Renhyuck][non-baku] tentang seorang remaja berusia 17 tahun bernama Huang Renjun yang sering memimpikan situasi dimana ia dan Rivalnya memiliki hubungan yang sangat dekat. dan semuanya dengan tidak disadari adalah sebuah gambaran masa depan.