20. Gelang

6K 1K 86
                                    

H-4 wisuda, Renjun berniat mengabari Haechan soal hari kelulusannya. Ia ingin Haechan berada disana, menatapnya memakai toga dan menerima ijazah.

Sekaligus mungkin Renjun akan mengajaknya berbicara masalah hubungan mereka dan mimpi Renjun.

Renjun sudah bertekad untuk tidak menahan Haechan, ia merasa ini sudah salah dan konsekuensinya.

Tapi,

Me
Chan
4 hari lagi aku wisuda
Bisa dateng gak?
Kita obrolin masalah kita sekalian

Haechan💚
Ngapain?
Mau pamer udah lulus?
Iya tau, aku kan udah gak sekolah ya
Haha

Renjun kaget bukan main, bukan itu yang diinginkan Renjun. Ia hanya ingin Haechan bersamanya untuk terakhir kali, mungkin?

Tapi sepertinya ia salah, lagi.

Me
Enggak
Bukan gitu maksudku
Aku cuman pengen kita ngobrol baik - baik aja
Aku tau aku salah Chan :)

Haechan💚
Gak
Aku ada janji sama Yeri

Renjun meletakkan ponselnya dikarpet, menekuk lututnya dan menumpukan wajahnya disana.

Ia menghela nafas, tidak tau harus bagaimana lagi. Ia tidak ingin hubungannya berakhir tapi karena sudah ditengah jalan seperti ini, mau bagaimana lagi?

"Bego ah, kenapa lo gak mati aja sih Njun. Nyusahin orang aja."

---    ---    ---

Haechan kini diam dikursi cafe itu, menunggu Yeri selesai menceritakan hal - hal random padanya.

Semenjak saat pertama kali Yeri bertemu dengannya dan menyatakan perasaan, entah kenapa Haechan semakin hari semakin berani untuk bersama Yeri didepan Renjun.

Iya, didepannya, langsung.

Bahkan saat ini Renjun diam menatap mereka dari payung pemberian Haechan.

"Kenapa sih harus ngeliatin sini." Gerutu Haechan.

Terlihat Renjun tersenyum dan menggumamkan kata 'Hai' sebelum akhirnya melambaikan tangan pelan dan pergi.

Hati Haechan sangat sakit rasanya melihat Renjun tersenyum. Padahal Haechan sedang bersama Yeri, orang yang sudah berkali - kali datang ke mimpi Renjun dan membuat semua ini terjadi.

Ia menatap Yeri yang masih sibuk menceritakan semuanya, membuatnya teringat dengan hubungannya.

Ia belum mengatakan apapun atas hubungannya dengan Renjun, mereka belum berakhir. Hanya saja Haechan menjauh dan mengabaikan Renjun.

Ia beralih menatap ponselnya dimana pesan Renjun 2 hari lalu ada disana, meminta untuk bertemu di hari kelulusannya dan membicarakan semuanya.

Lusa adalah hari kelulusan Renjun dan Haechan masih sama.

"Chan, pulang yuk. Gue udah ditelfon mama nih."

Haechan bergegas mengambil kunci motornya dan memberikan jaketnya kepada Yeri.

Masih gerimis dan Yeri benci basah, dengan jaket itu setidaknya Yeri tidak akan basah sepenuhnya.

Haechan mengantarkan Yeri pulang, menyusuri jalan dengan kecepatan normal. Hingga akhirnya Haechan melihat Renjun didepan sana, berjongkok dibawah pohon dengan payung yang sudah tertutup.

Apa yang dia lakukan pikir Haechan.

Renjun sedang asik mengelus seekor kucing disana, tersenyum dan terkekeh kecil. Haechan sempat meliriknya dari arah spion setelah melewatinya,

Renjun tersenyum kepadanya.

---    ---    ---

"Renjun pulang!." Seru Renjun saat memasuki rumah.

"Waduh, anak papa main hujan - hujan lagi nih." Ucap Yuta yang melihat rambut Renjun basah.

"Enggak pa, Renjun cuman main sama kucing dibawah pohon tadi jadi rambutnya kena tetesan."

"Kenapa harus jalan sih?," Yuta mengerutkan dahinya, "Haechan gak nganterin kamu pulang lagi?."

Renjun terdiam.

Ia memang tidak pernah mengatakan masalah ini kepada Yuta, sama sekali tidak. Ia tahu bagaimana Yuta, Renjun tidak mau Haechan kenapa - kenapa. Bahkan Winwin dan Xiaojun sampai Hendery pun ia kompromi untuk mengatakan jika Haechan sibuk ikut bekerja dengan sang ayah.

"Kan Haechan kerja, sibuk pa."

"Yaudah, kapan - kapan papa telfon. Biar jemput kamu kalo pul--"

"--kan Njun lusa udah wisuda papa, udah gak sekolah lagi." Renjun menatap Yuta aneh.

"Oh iya."

"Hei, katanya mau mandi. Kenapa keluar kamar mandi lagi kamu?." Tanya Winwin kepada Yuta.

"Denger suara anakku yang cantik ini jadi pengen keluar lagi." Renjun hanya tertawa kecil.

"Suka banget gombal, heran Dejun tuh sama papa."

Yuta dan Winwin tertawa mendengar Xiaojun, "ya gimana, anak papa dua - duanya cantik terus ditambah mamanya juga cantik. Harus terus digombalin biar makin cantik."

"Makin tua makin aneh aja kamu tuh."

Renjun tertawa, setidaknya dirumah ia bisa merasa senang dan terhibur tanpa memikirkan kesedihannya bersama Haechan.

"Lusa udah wisuda, jangan mikirin apa - apa ya. Kakak yakin Njun bisa lewatin semuanya." Xiaojun memeluk Renjun erat.

"Iya kak, aku udah gapapa kok."

Meskipun Renjun masih sangat berharap semua akan baik - baik saja.

---   ---    ---

Hari ini Renjun berniat pergi ke toko aksesoris untuk membeli sebuah gelang, untuk Haechan.

Ia berniat pergi kerumah Haechan dan memberikannya lalu kembali pulang. Sekaligus mengobati rasa rindunya kepada Haechan.

Ia ingin menyebrang jalan, menunggu kendaraan tidak ramai. Namun tidak disangka..

Seseorang tidak sengaja jatuh dibelakangnya dan mendorongnya .

Sebuah mobil menabrak Renjun dengan keras hingga Renjun terpental.

Renjun sudah tidak bisa merasakan tubuhnya lagi saat itu juga.

"RENJUN!."

---    ---    ---

Tbc

Deja Vu [Hyuckren]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang