"Chan!." Teriak Renjun saat melihat seseorang yang biasa ia panggil Haechan.
Haechan yang baru akan menginjakkan kakinya dilobby kantor pun langsung berhenti dan menoleh. Raut wajahnya terlihat kaget.
"Njun! Ngapain kesini?." Tanyanya saat menghampiri Renjun.
Renjun tersenyum, "mau ngasih tau sesuatu."
"Apa? Kan kamu bisa telfon, gak harus kesini Sayang. Panas. Kamu pake apaan juga kesini?."
"..taksi."
"Aduh besok - besok jangan lagi," Haechan memeluk Renjun dengan erat, "ntar kalo kamu kenapa - kenapa gimana? Bisa telfon aku, ayo masuk dulu."
Haechan pun akhirnya membawa masuk Renjun kedalam kantornya.
"Nah sekarang," Haechan meminta Renjun untuk duduk dikursinya, "mau ngasih tau ap--"
"--maaf pak, meeting hari ini akan dilaksanakan 10 menit lagi." Haechan menatap sekretarisnya tajam.
"Tunggu diluar, kalo bisa undurin 5 menit atau 10 men--"
"--jangan!." Saut Renjun.
"Aku cuman mau bilang kalo kamu diminta mama dateng kerumah kok, papa besok pulang. Mama pengen kamu ngobrol - ngobrol sama papa." Jelas Renjun yang bangun dari duduknya.
"Iya, besok kita kesana."
"Udah sana kamu meeting, aku mau balik pulang."
Saat Renjun beranjak dan akan pergi, tangannya dicekal kuat oleh Haechan hingga tubuh Renjun oleng hingga menabrak dada bidang Haechan.
Haechan melingkarkan tangannya dipinggang Renjun, "tunggu disini, tunggu aku disini."
"HUA!." Renjun membelalakan matanya dengan nafas yang terengah - engah seperti ia habis berlari mengelilingi satu komplek perumahan.
Keringatnya sangat terlihat meskipun kamarnya sangat dingin karena pendingin ruangan.
Renjun beranjak untuk menatap dirinya dikaca, membolak - balikkan tangannya dan memeriksa seluruh tubuhnya.
Renjun yang berbeda, bukan Renjun yang dipeluk oleh Hachan dimimpinya.
Renjun menatap sepasang seragam yang digantung digagang lemarinya, ia segera menghela nafas dan mendudukkan dirinya lagi dikasur.
"Mimpi lagi.." lirihnya.
Ia mengusak rambutnya kasar, "kenapa kudu mimpi sama dia terus sih!." Wajahnya mulai memerah.
"Njun! Kamu gak sekolah apa!? Ini udah mau jam 7 loh!." Itu suara kakaknya, Xiaojun.
Renjun langsung beranjak untuk membukakan kakaknya pintu, "iya kak, aku baru bangun."
Xiaojun menatap adiknya lekat. Seperti ada yang aneh dari adiknya.
"Kenapa keringetan gitu? Kamu abis workout atau ngapain?."
Renjun menghela nafas, "abis mimpi pacaran sama beruang kutub."
---
Disisi lain...
"Chan! Cariin gue pacar dong." Pinta Hyunjin.
Haechan menatap horor temannya itu, "gue bukan admin pendaftaran Take Me Out ya. Cari sendiri sono."
"Yaela, lu kan banyak yang suka Chan. Kali aja lo mau ngenalin gue sama salah satu fans lo gitu."
Haechan tersenyum miring, "tuh Mbak Rin bawa pulang."
Seketika mereka tertawa.
"Bawa aja Jin!." Seru mereka.
"Ya gak Mbak Rin juga Chan!." Omelnya, "yang sekiranya dia terlalu fanatik gitu sama lo. Kan ganggu tuh. Kasi gue aja sini."
"Ya.. Mbak Rin."
"Cuk." Kesal Hyunjin yang lagi - lagi ditertawakan mereka.
"Ya lo minta pacar tapi ngasih tipe ideal, mana bisa." Omel Changbin yang biasa dipanggil Ceng oleh mereka karena sering memberi boncengan gratis kepada siapapun.
"Yakan--"
"Ngeles aja lo!."
"Kasiin itu aja Chan, Rival lo."
Haechan mengerutkan dahinya, "siapa? Renjun?."
"Yayailah siapa lagi kalo bukan tuh orang, otak lo kan isinya cuman rencana buat jailin dan gangguin dia." Jelas Lucas.
"Lo mau?." Tanyanya kepada Hyunjin.
"Gila aja! Ya mau lah! Orang lucu sama cantik gitu kok gak mau."
"Amb--"
"Weh panjang umur nih si Renjun." Seru Jeno yang melihat Renjun datang dengan teman - temannya.
"APAAN LO! NGOMONGIN GUE YA!."
Haechan tertawa, "Mau banget lo diomongin kita?."
"Kenapa sih kudu ketemu sama lo! Capek tau gak!."
"Ya mau gimana Njun, kalo udah jadi Rival gini lo juga bakalan ketemu gue sekalipun lo pindah rumah."
"Udeh terima aja Njun." Seru mereka.
"GAK YA! Maaf! Gue gak bakalan menerima semua ini!." Dramatis Renjun.
"Ada apaan nih?." Tanya Mbak Rin, pedagang nasi goreng.
Melihat wajah bertanya Mbak Rin, terpintas sebuah ide diotak Renjun.
Ia melihat Haechan dan yang lain masih saja tertawa - tertawa.
"Mau ngapain lo Njun?." Tanya Jaemin.
"Sttt, gue punya ide."
"Chan! Udah makan belom!?." Teriak Renjun.
"Ngapain? Mau lo beliin? Sekalian aja suapin sini Njun." Goda Haechan yang tidak tau akan terjadi sesuatu.
"TUH MBAK RIN HAECHAN MINTA SUAPIN SARAPAN!." Seketika Haechan panik.
"Mana!? Ada Abang Chan!? Kok aku gak Liat!." Terlihat Mbak Rin sudah siap untuk keluar dari stan dagangannya.
"Wah cuk, bahaya!."
"Chan kabur Chan!."
"Anj emng!." Haechan sudah kabur pergi keluar Kantin saat melihat Renjun memberikan nasi gorengnya kepada Mbak Rin yang sudah siap berjalan ke arahnya.
"YAH! ABANG CHAN! KOK KABUR SIH!?."
----
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja Vu [Hyuckren]✔
Random[Renhyuck][non-baku] tentang seorang remaja berusia 17 tahun bernama Huang Renjun yang sering memimpikan situasi dimana ia dan Rivalnya memiliki hubungan yang sangat dekat. dan semuanya dengan tidak disadari adalah sebuah gambaran masa depan.