5. Fight

9.6K 1.7K 112
                                    

Weekand adalah saat yang tepat untuk memanjangkan waktu tidur. Hal itu pun sangat - sangat dimanfaatkan dengan baik oleh Renjun.

Membiarkan tubuhnya beristirahat lebih lama dari biasanya.

Tapi kali ini, sepertinya gagal.

"Njun! Ada temenmu tuh!." Xiaojun berusaha membangunkan adiknya yang sangat pulas tertidur.

"Aduh! Jaemin nih pasti! Usir aja kak."

"Ada Haechan."

Seketika mata Renjun langsung terbuka lebar, hilang rasa kantuknya.

"Ngapain dia kesini!?."

"Masih ngebo aja lo, udah siang!." Itu suara Haechan yang ternyata sudah berdiri diambang pintu kamar Renjun.

"Kak, disuruh turun sama Bang Dery."

Xiaojun mengangguk, "udah ya, kakak tinggal, Dery minta ditemenin sarapan."

Xiaojun pun pergi dan Haechan melangkah masuk kedalam kamar Renjun.

"Lo ngapain sih pagi - pagi kesini? Kan kemaren gue udah traktir, perjanjiannya lo gak gangguin gue sampe kerumah."

Haechan hanya diam dan tersenyum menatap wajah Renjun yang setengah mengantuk dan setengah kesal.

"Mandi dulu sana."

"Siapa lo nyuruh - nyuruh, gue mau tidur. Sana lo pergi."

Renjun mendorong - dorong tubuh Haechan namun tidak berhasil karena tenaganya yang tidak sebanding dengan Haechan.

"Gak bisa, Bang Dery masih butuh gue buat jalan. Kakinya kemaren abis retak, belum sembuh."

"Ya itu mah urusan lu, gue mau tidur Chan, sumpah. Kali ini aja ya biarin gue tidur."

"Yaudah mana rokok gue?." Renjun menatap Haechan sebentar sebelum kemudian mengambil kotak rokok dan korek api dari laci.

"Sono, minggat. Gue benci rokok."

"Kebo lo!."

"Bodo!."

---

Haechan terlihat turun dari lantai atas dengan sekotak rokok dan sebuah korek api.

Hal itu menarik perhatian Xiaojun.

"Kamu dapet rokok sama korek dari mana Chan?." Setau dia, Kamar adiknya itu sangat lah bersih dan adiknya sangat benci dengan benda itu.

"Oh ini." Ia membuka pintu menuju belakang rumah, "kemaren beli di warung, tapi disita sama adek kakak. Yaudah, aku ambil."

Haechan berjalan kearah satu gazebo disana, duduk santai dan mulai menyalakan rokoknya.

"Hah.."

"Gila cuk hampir aja kemaren gue beli yang baru." Gerutunya mengingat Renjun menyita rokok dan korek apinya sampai lupa mengembalikan saat ia pulang.

Tak lama setelah itu Handphone Haechan berdering sangat keras.

"Ceng?." Nama kontak Changbin tertera disana.

Ia pun langsung mengangkatnya.

"Chan!." Terdengar suaranya yang menggebu - gebu.

"Markas hampir kena bakar dan pelakunya itu anak markas sebelah yang gebukin abang lo." Mata Haechan melebar.

"Terus gimana? Kebakar dimananya?."

"Samping rumah, gak sampe masuk tapi Kak Seonghwa sempet ngurusin taneman disana. Luka ditangan."

Deja Vu [Hyuckren]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang