18. Lelah

6K 1K 4
                                    

Berjalan 4 bulan pacaran, mereka tetap harmonis seperti biasanya. Hingga Renjun kelas 12 pun mereka masih tetap bersama, meskipun Haechan tidak satu sekolah dengannya dan melakukan homeschooling.

Renjun masih sering memimpikan Haechan dengan Yeri, semenjak hari dimana Haechan tau jika Renjun sering mengalami Deja Vu, Haechan berusaha memaklumi jika Renjun tiba - tiba meminta tidak pergi.

Tapi semakin lama, Haechan semakin lelah terus - menerus merasa dituduh atas mimpi Renjun. Merasa disalahkan dan dipojokkan tanpa bukti apapun.

"Yang! Berhenti!." Teriak Haechan tepat didepan Renjun.

Matanya menyiratkan kemarahan, rahangnya mengeras. Wajahnya pun sudah mulai memerah. Haechan kesal terus - menerus disalahkan.

"Chan.." lirih Renjun yang mulai ketakutan.

Kali ini mereka berada dikamar Haechan, tidak heran jika Haechan akan mengambil kesempatan besar ini untuk membicarakan semua hal yang ingin ia sampaikan.

"Kamu tuh kenapa!!? Huh! Kenapa!?."

"Aku tuh ada salah apa sama kamu!? Kamu tau gak sih kalo aku ini selalu merasa dituduh sama kamu! Seolah aku ini beneran melakukan apa yang dimimpi kamu! KAMU TAU GAK!." Suaranya semakin meninggi.

Renjun sudah memejamkan matanya merasakan betapa marahnya Haechan didepannya, suaranya sangat keras bahkan mungkin Hendery yang berada diruang tamu pun akan mendengarnya.

"Njun! JAWAB! Aku ini ada salah apa sama kamu sampek kamu gini terus sama aku!! Kamu udah gak sayang sama aku!? Iya!? Kalo bosen ngomong aja kenapa sih!?."

Saat itu juga Renjun membuka matanya kaget, berusaha membantah ucapan Haechan yang baru saja diucapkan. Namun Haechan sudah kebawa emosi, ia terus menganggap Renjun bosan dan ingin menyudahi hubungan mereka.

Renjun menggelengkan kepala sembari menunduk, menangisi semua ucapan Haechan yang menyatakan tentang hubungan mereka.

Renjun belum bisa mengatur emosinya jika bermimpi, ia akan terus - menerus percaya akan mimpinya. Renjun masih berusaha untuk mengontrol semua emosi didalam dirinya jika bermimpi, tapi Haechan terlihat sudah lelah.

"ENGGAK!." Teriak Renjun sembari menatap Haechan dengan mata merah berairnya.

"Enggak! Aku gak maksud begitu! Aku gak maksud begitu, Chan!."

"Terus apa!? Huh!? Gak bisa jawabkan!." Haechan membanting sesuatu kelantai kamar lalu pergi dari kamarnya.

Renjun berniat mengejarnya namun ditahan oleh Xiaojun yang kebetulan sedang disana bersama Hendery.

"CHAN!." Teriak Renjun berniat mencegah Haechan keluar rumah.

"Hei udah, jangan nangis. Gapapa, wajar kalo dihubungan ada masalah gini, gapapa." Xiaojun memeluk adiknya.

"Kak aku gamau putus sama Haechan, kak. Bantuin aku." Lirihnya sendu.

"Gabakalan, Haechan gak gegabah orangnya. Dia belum mutusin kamu kan tadi? Pasti sekarang dia masih mikir Njun, kasih waktu ya." Hendery berusaha menenangkan Renjun.

--- --- ---

"Wih, Haechan, ada apaan nih kesini? Anak - anak pada gaada yang kesini loh." Ucap Lucas heran menatap Haechan yang tiba - tiba duduk disofa.

"Capek gue."

Haechan menengadahkan wajahnya, merasakan betapa pusing kepalanya setelah kejadian tadi.

Ia sedang memikirkan semua ucapannya tadi, sangat banyak hingga Renjun tidak ia beri kesempatan untuk menjelaskan semuanya.

Ia berpikir keras apakah tindakannya ini sudah benar atau malah akan membuat masalah baru dihubungan mereka.

"Chan, Chan.. besok Renjun tuh ada ujian kelulusan hari pertama. Bertengkarnya tunda dulu lah, kayak gaada hari lain aja. Ntar gak fokus loh." Celetuk Hongjoong yang baru saja mengambil kopi buatan Seonghwa didapur.

"Ngapain minum kopi siang - siang begini bang?."

Hongjoong menatap kopinya, "tadi kelupaan gue minum, yaudah mumpung Seonghwa belom dateng ya mending gue abisin sekarang kan."

Haechan sedikit tertawa mengingat betapa galaknya Seonghwa.

"Ada apa sih, lo kenapa sama Renjun?."

Haechan menghela nafas berat, "masalah yang sama, cuman karena gue udah capek aja jadinya ya tambah gede."

"Deja Vu?." Tanya Lucas yang diangguki Haechan.

"Bukannya Deja Vu tuh emang sering dialamin orang ya? Kenapa emang?."

"Renjun bilang kalo dia mimpiin gue tuh selalu kejadian, dari kita yang bakalan jadian sampe kasus kemaren pun dia mimpiin bang."

"Tapi menurut gue tuh mimpi dia gak 100% kejadian, eh dianya masih aja percaya sama mimpinya."

"Udah hampir 2 bulan ini dia sering batalin janji pergi cuman gara - gara mimpi dia yang katanya gue bakalan ketemu sama mantan dan balikan gitu. Aneh kan!."

"Mantan lo tuh dimana? Renjun mimpiinnya gimana?."

Haechan menghela nafas lagi, "dia selama ini di Amerika, Renjunnya ya mimpiin dia tuh datengin kita terus gue bilang mau balikan aja sama tuh cewek soalnya gue sama Renjun kan masih pacaran yang berarti gak terlibat hubungan yang serius bgt gitu."

"Terus.. mantan lo sekarang dimana? Masih di Amerika?."

Haechan terdiam sebentar, ia mengecek ponselnya, "2 hari yang lalu dia ngechat gue dan bilang bakalan ketemuan sama gue besok di cafe depan sekolah dulu."

Hongjoong sama Lucas udah ketawa remeh, "gak nyata sih mimpinya Renjun, tapi lo bakalan tetep ketemu sama si mantan."

Haechan natep Hongjoong sama Lucas aneh, dia ngerasa kayak sendirian. Semua orang berpihak sama Renjun.

"Lo pada.."

Hongjoong langsung naruh gelas kopinya, "gue gak berpihak sama siapa - siapa karena gue gak ikut mimpiin dan gak ngerasain jadi lo. Tapi ya Chan, segede apapun masalah yang kalian hadepin sekarang jangan sampek dibicarain pas kalian sama - sama emosi. Bahaya."

"Halah," Lucas berdecak, "paling juga lo udah main bentakin Renjun sembarangan, kan?."

"Wajar dong, dia ngeselin. Gue capek tau disalahin mulu."

"Lo sayang gak sih sama Renjun?." Tanya Hongjoong.

"Ya sayang bang, yang seharusnya lo tanya tuh dia. Sayang gak sama gue, sukanya aja nuduh - nuduh sembarangan. Dikira gue gak capek apa."

"Renjun nyampaiin apa yang dia rasain kayaknya salah deh." Ucap Lucas pada Hongjoong.

"Belum benar, dan Haechannya udah keburu capek. Yaudah kalo gini pilihannya cuman dua Chan, lanjut dengan ngobrolin pelan - pelan atau putus sekalian. Besok dia ujian, awas aja sampe dia gak lulus."

Haechan terdiam disana, kembali memikirkan semua yang terjadi hari itu. Bahkan telfon dari Renjun sampai mamanya pun tidak dia angkat.

--- --- ---

Tbc

Deja Vu [Hyuckren]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang