4. Hamil?

3.1K 180 1
                                    

Kayanya nanti aku kasih cast aja ya...😍
Mau yang aktor Korea apa yang idol?
Mohon pendapatnya donggg 🙃

💎💎💎


Sesampainya di apartemennya Rey melempar tubuhnya keranjang. Memejamkan mata dengan tangan yang menjadi bantal. Menatap plafon diatasnya.

Rey tidak tau kenapa ia sangat terganggu dengan kata-kata yang diucapkan si cupu. Lagi pula kita bukan siapa-siapa, hanya orang asing yang bertemu beberapa jam lalu. Rey tau apa yang diucapkan si cupu benar, tapi tetap saja__ Rey sendiri bingung.

Derrttttt....

Derrttttt....

Ha___ belum juga Rey menjawab orang yang menelponnya bersuara duluan.

"Rey?"

"Rey, kamu semalam kemana aja, aku telpon handphone kamu gak aktif!? aku tau aku kamu pasti marah tapi Rey pleas... Ngertiin aku kali ini aja. Janji deh nanti pas aku udah pualng lagi ke Indonesia aku akan terima lamaran kamu."

"K-kamu tau?" Rey tidak mengira Zara akan tau rencananya.

"Iya lah Rey, kamu kira aku gak nyadar kenapa tiba-tiba kamu minta liburan bareng ke Bali." Zara tersenyum di telpon.

"Dan kamu tetep ninggalin aku padahal kamu tau aku berniat melamar?" Entah kenapa Rey merasa kecewa lagi pada Zara, Zara tau ia akan melamarnya tapi kenapa Zara lebih memilih pekerjaannya dibandingkan menjadi calon istrinya.

"Rey__ maaf aku bener-bener minta maaf. Please.... Yaaa Reyy...."

"Hemm, aku mau mandi dulu kita lanjut telponanya nanti." Rey malas jika harus berdebat lagi, sudah cukup pusing dengan masalahnya yang meniduri anak orang dibatambah dengan kekasihnya.

"Iya, nanti telpon ya, bye." Setelah telpon mati Rey melemparnya kesembarang arah. Bodo Rey butuh menjernihkan fikirannya.

Beberapa hari berlalu Rey bisa menjalani aktivitas seperti biasanya, tapi entah kenapa semenjak malam itu kupingnya sensitif dengan kata atau penyebutan nama Ana. Akhir-akhir ini setiap ia mendengar menyebutkan kata atau nama Ana Rey pasti langsung menoleh mencari sosok ana yang ia kenal. Mungkin terdengar gila tapi Rey selalu menoleh menatap sekelilingnya. Ia hanya berharap bisa memastikan dia baik-baik saja.

Rey berjalan santai di lobi kantornya. Dengan memainkan kunci mobil di jari telunjuk dengan diputar-putar sampul bersiul.

"Ana tolong antar keruangan pak Doni!" Seruan seseorang membuat langkahnya terhenti detik itu juga. Menoleh ke samping mendapati dua karyawan yang sedang berbincang sambil membawa map. Rey melihat orang yang memunggunginya, apakah ana ini ana yang ia kenal? Perlahan mendekat lalu membalikan tubuh orang itu tapi yang didapat bukanlah ana yang ia maksud.

"Maaf." Setelah itu Rey kembali membalikan badan berjalan dengan kekecewaan.

"Pak Rey ini ada berkas yang harus ditandatangani." Ucap salah satu pegawainya. "Pak anda juga disuruh oleh pak direktur utama untuk mengecek cabang perusahaan." Lanjutnya.

"Kapan?" Setelah menandatangani Rey baru mendongak menatap orang didepannya.

"Kalau bisa sekarang pak, barusan saya diperintahkan agar anda segera mengemasi barang-barang Anda."

"Oke, terimakasih." Rey kembali berjalan bukan ketujuan awalnya tapi kembali keparkiran untuk mengemasi barang-barangnya.

"Halo, boy tolong siapkan rapat di cabang perusahaan 1 jam lagi gue sampai. Kita berangkat sekarang Lo tunggu di apartemen gue."

My Wife Cupu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang