5. Ketakutan Ana

2.8K 141 1
                                    

Kembali bertemu dengan Reynaldi si anak sultan. 👋

Upnya kecepatan ya?

Kalo ada ide utuh lancar terus upnya kalo lagi macet boro-boro bisa mikir up bawaannya mager.
Jadi nanti kalo upnya agak lama mungkin karna mood akunya anjlok atao otak lagi macet.

Butuh asupan COGAN.😁😁💃


💎💎💎

Ana membuka matanya pelan, menatap sekelilingnya ini bukan ruang istirahat kantornya, dimana ini? Saat otaknya masih memikirkan dimana ia suara yang ia kenal terdengar jelas di sisinya.

"Lo udah bangun. Nih minum teh anget biar mendingan." Rey berjalan mendekat setelah itu menyodorkan teh hangat didepan wajah ana, Yang mau tidak mau diminumnya.

"Ke-kenapa aku ada disini." Pertanyaan langsung menyerbu Rey setelah meletakkan gelas di nakas.

"Gue yang bawa lo, kenapa gak bilang kalau Lo hamil." Rey jongkok didepan ana menatapnya tajam.

"Ap-apa? Ha-hamil? Aku? bagaimana bisa?" Ana menatap penuh tanya, Rey kira ana sengaja menyembunyikannya tapi sepertinya ana sendiri tidak menyadari dirinya hamil.

"Gue bawa Lo ke apartemen gue karena Lo keliatan pucat jadi boy panggil dokter keluarga gue dan penyebab lo mual-mual dan sakit kepala itu karena Lo hamil." Jelas Rey menatap kosong ke depan.

"Hamil." Ana mengelus perutnya yang masih rata. "Jadi disini ada nyawa? Diperut ku? Aku akan jadi mama?" Ana menunduk menatap takjub perutnya.

"Iya..."

Ana tersenyum lebar menatap Rey lalu senyumnya luntur saat melihat ekspresi frustasi Rey. Ana lupa Rey mempunyai kekasih, lalu bagaimana dengannya dan beby? Bagaimana nasib bebynya?

"R-rey maaf." Ana menunduk.

"Maaf...maaf...hiks...aku gak bermaksud hamil. Aku gak tau akan hamil Rey sumpah... Pasti kamu sedih, aku-aku gak minta tanggung jawab kamu kok, kamu gak perlu mikir macem-macem." Ana menatap Rey meyakinkan bahwa ia akan baik-baik saja.

"Gue bukan lelaki Berengsek ana. Gue yang hamilin lo, dan lo mau gue diem aja saat tau lo hamil? Ana gue tau gue gak cinta sama lo tapi ini kewajiban ana, bukan demi lo atau gue ini demi anak yang ada di perut lo. Tapi di lain sisi gue bingung, apa boleh g-gue lepas tanggung jawab."

Ana tercekat diam membisu. Apa dia benar-benar tidak ingin pertanggung jawaban Rey. Dia tadi hanya spontan berbicara, lalu bagaimana jika Rey benar-benar tidak ingin bertanggung jawab? Dilain sisi Ana tidak ingin merusak kebahagiaan Rey hanya demi kepentingannya.

Baik Ana maupun Rey diam membisu. Rey tidak lupa, ia punya hati yang harus dijaga. Apa yang harus Rey lakukan? Adakah yang bisa menjawabnya.


💎💎💎

Karena kegalauannya Rey solat istiqarah, meminta petunjuk untuk menentukan apakah ia harus menikahi ana atau tetap setia menjaga hati kekasihnya.

Selsai solat Rey menatap ana yang tertindur di ranjangnya. Mendekat lalu duduk disampingnya, menatap wajah pucat dengan mata bengkak.

My Wife Cupu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang