2. pertemuan

3.1K 154 8
                                    


Happy reading 😊💃

💎💎💎

Pengumuman kepada seluruh penumpang pesawat 10 menit lagi akan sampai tujuan.


"Permisi nona pesawat telah mendarat." Ucap pramugari cantik pada gadis yang masih saja tertidur dengan pulas.

Huuaamm.... "Emm, iya maaf mbak." Ucapnya sambil berdiri lalu membawa kopernya keluar.

Sedangkan Rey langsung membuka handphonenya setelah menaiki taksi. Banyak notifikasi yang bermunculan tapi hanya satu nama Zara yang langsung ia buka. Dan pesan itu hanya berisikan permintaan maaf.

Zara❤️

Rey, aku minta maaf pergi duluan, tiba-tiba produser telfon aku untuk datang sekarang juga. Aku benar-benar minta maaf, Rey janji ini yang terakhir.

Zara❤️

Sayang, maaf banget aku harus pergi shooting film di Paris, malam ini aku pergi jangan marah ya, jaga kesehatan juga nanti sampai di Paris aku telfon kamu.

Lagi. Zara kembali meninggalkannya sendirian, berulangkali Zara melakukan dan berkata ini yang terakhir tapi dia masih saja mengingkari janjinya, hati Rey  sakit benar-benar sakit. Untuk kesekian kalinya Rey  kecewa pada Zara, Rey  tau Zara hanya ingin mengajar mimpinya menjadi nomor satu di dunia. Tapi dia juga tidak menyadari kesakitannya menunggu, ditinggalkan, diacuhkan Zara.

Ingin rasanya Rey mengatakan aku lelah, sakit hati karenanya. Rey  mungkin kekasihnya tapi Rey tau dia bukan  segalanya bagi Zara, mimpi nomor satu dan Rey  hanya yang kesekian.

Tapi baginya Zara nomor satu apapun permintaan Zara selalu Rey penuhi, Setidaknya hanya kali ini saja beri Rey waktu untuk melamarnya, tapi kenapa dia lebih memilih pergi sebelum Rey ungkapkan keinginannya menjadikan zara miliknya.

Rey sudah mempersiapkan lamaran yang sempurna untuk Zara, lamaran impiannya. Bagaimana Rey  membatalkannya saat tempat sudah siap, hanya menunggu Zara datang menginjakkan kakinya di Bali, begitu susahkah keinginan Rey. Brengsek.

Mood Rey anjlok. Untuk apa ia  datang kemari jika Zara sendiri tidak ada disini. Harusnya Rey  tidak mendengarkan usul boy. Sial.

"Tuan kita sudah sampai." Ucap pak supir taksi melirik wajah penumpangnya yang murung dan terlihat menyeramkan.

"Terimakasih. Ini uangnya." Rey berjalan dengan aura hitamnya. Sampai-sampai repsepsionis hotel bertanya ragu.

"A_ada yang bisa kami bantu?" Ucap si repsepsionis tersenyum paksa menutup ketakutan saat mata tajam itu masih menyoroti dingin.

"Saya pesen kamar. Satu hari." Masih dengan aura mencengkeram Rey menerima kartu kamarnya.

Menunggu lift terbuka. Ting. Saat akan menutup pintu seorang wanita berteriak histeris. Saat wanita itu masuk terdengar nafasnya yang ngos-ngosan. Huuufhh...huufhh...setelah itu pintu lift tertutup dengan sendirinya.

Dapat Rey lihat dari pintu lift yang sepertinya cermin ini, gadis di sampingnya itu masih ngos-ngosan dilihat penampilannya yang__ em bisa dibilang gembel.

Rambutnya acak-acakan dengan kepang dua disisi masing-masing, kacamata yang besar, wajahnya yang dekil kumel dan bajunya yang amburadul. Benar, Ini gembel.
Tapi kok bawa koper? Masa gembel bisa punya koper mirip lagi dengan koper miliknya.

Ting.

Pintu lift terbuka. Rey berjalan mendahului si gembel cupu ini sampai tidak sadar koper yang diambilnya salah bukan koper miliknya tapi milik gembel cupu.

My Wife Cupu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang