Reynaldi Sanjaya pengusaha sukses yang berencana melamar kekasihnya dipulau Dewata Bali. Tapii keadaan mendesaknya menikahi gadis cupu yang baru dikenalnya beberapa jam lalu.
Lalu bagaimana dengan kisah cintanya dengan sang kekasih ketika rasa nyam...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💎💎💎
Rey menatap pintu didepan ragu, ia tidak tau keputusan benar apa salah hanya saja ini jalan yang bisa ia fikirkan.
Setelah memantapkan hati, diketuknya pintu itu beberapa detik kemudian terbuka memperlihatkan seseorang dengan baju kusut dan rambut acak-acakan dengan wajah pucatnya. Rey masuk begitu saja, lupa siapa yang sebenarnya pemilik rumah.
"Lo baik-baik aja kan? Tanyanya formal," lalu duduk di kursi yang tersedia di sana.
"Hmm." Jawabnya ikut duduk di seberang.
Ana sendiri sempat kaget walau hanya beberapa detik saja. Banyak pertanyaan melintas di otaknya, bagaimana Rey tau rumahnya? Lalu apa keputusannya? Apakah ia harus__ Ana bahkan tidak sanggup meneruskan pemikirannya. Lamunannya buyar saat Rey meletakkan kertas putih yang entah apa.
Diambilnya kertas itu, membacanya dengan perasaan campur aduk. Tertulis bahwa
Pihak pertama : Reynaldi Sanjaya Pihak kedua : Anastasya Grasella
Pihak pertama harus bertanggung jawab pada pihak kedua untuk menikah dengannya.
Pihak kedua tidak boleh mencampuri urusan pihak pertama.
Pihak pertama dan kedua boleh menjalin hubungan dengan yang lain.
Setelah anak yang ada dikandungan pihak kedua lahir, pihak pertama maupun kedua bisa mengajukan perpisahan.
Anak dari dua pihak harus ikut pihak pertama.
"I-ini apa?" Ana mendongak menatap Rey yang memalingkan wajahnya.
"Itu surat perjanjian pra-nikah. Lo tau kan gue udah punya calon pengantin sendiri dan gue gak bisa jika harus menerima orang lain yang menjadi pendamping hidup selain Zara."
"Kita akan tetap menikah tapi hanya sampai anak yang ada di perut lo lahir, lalu hari itu juga kita berpisah. Gue udah memikirkan matang-matang jika anak itu harus ikut ayahnya."
Ana menatap tak percaya lelaki didepannya. Apakah lelaki ini sama dengan lelaki yang ia temui di Bali? Kenapa sikap dan sifatnya berbeda, walaupun pertemuan mereka singkat Ana bisa atau jika Rey lelaki yang baik tapi sekarang, ana sendiri ragu.
Ayah mana yang tega memisahkan anaknya dari ibu kandungnya?
"A-aku gak mau, kenapa aku harus menyerahkan anakku pada mu."
