Ena-Ena

82 34 26
                                    

"Tuhan , tolong beri tahu apa yg harus kami lakukan malam ini, pinta Ananta dalam hati.

Tiba-tiba, seperti sebuah do'a yg langsung terjawab karena kesungguhan hati, terlintas satu permainan faforit mereka berdua. Yap. Ular tangga! Ananta bangkit
Dan berlari untuk membuka laci meja
Riasnya. Asyik, mainan itu tersimpan di dalamnya.

" pak Bos, maen ular tangga, yuk!"
Ajak Ananta dengan riang seperti menemukan emas di lacinya.

Angga mengalihkan pandanganya dari jendela, melihat Ananta yg tengah mengambil satu kotak permainan ular tangga yg bermagnet,
Hadiah ulang tahun darinya waktu Ananta umur tujuh belas tahun.

Angga segera mengambil tempat di atas tempat tidur.

"Peraturannya masih sama kan?"

"Tetap. Siapa yg kena ular mesti dicoret pakai bedak,"
Kata Ananta yg melempar kotak permainan begitu saja pada Angga.

"Untung bedaknya masih ada!"
Seru Ananta senang meraih bedak talk dilaci paling bawah meja riasnya.

Diatas tempat tidur, Angga sudah membuka kotak permainan. Dia mengeluarkan dua boneka kecil,
Biru untuk Ananta Dan kuning untuknya, juga sebuah mangkuk kecil
Plastik untuk mengocok dua buah dadu.

"Sudah siap?"
Tanya Ananta yg sudah duduk bersila didepan angga.

Kemudian, mereka berdua melakukan suit Dan karena Angga yg menang, dia dapat giliran yg dulu.
Permainan berlangsung seru Dan bisa mengalihkan perhatian mereka berdua dari kecanggungan suasana malam itu.

Masing-masing wajah sudah nyaris penuh dengan coretan befak talk putih, tetapi belum juga ada yang bisa
Mencapai finish dan menjadi pemenang.

Sementara itu. Tanpa mereka berdua sadari, sejak tadi ada sosok yh tengah serius menempelkan telinga di pintu kamar mereka. Ya, mama Mira Dan mama Lita sepertinya tidak mau ketinggalan moment yang sangat berarti bagi buah hatibmereka masing-masing. Setelah sekian lama
Tidak terdengar Suara sama sekali dari dalam kamar, mereka putus asa Dan mengira Ananta Dan Angga langsung tidur karena kecapean. Namun, begitu mereka berdua mau pergi terdengar Suara sayup-sayup Suara Ananta yg tidak begitu jelas bicara tentang baju tidurnya.

"Hah, pasti Ananta lagi nyoba baju tidurnya,"

ujar mama Mira kembali menemukan semangatnya.

"Modelnya seksi nggak lit?"

"Tentu saja,"

Sahut mama Lita sok tahu, padahal dia sendiri nggak begitu ingat modelnya soalnya Angga sendiri yg milih.

"Warnanya biru Mir, sesuai kesukàan Ananta, trus modelnya ehm....ehm...."

Mama Lita berdehem Dan mengefipkan matanya dengan genit.
Karena asyik bicara, mereka berdua jadi nggak mendengar omongan Ananta yg mengajak Angga main ular tangga.

Tak lama kemudian, terdengar teriakan Ananta dari dalam kamar,

"HEI....HEI....! JANGAN DI SITU, DA, GELI!"

Kedua orang didepan pintu langsung menutupkan tangan ke mulut masing-masing dengan mata melotot senang.

"YA....YA... DI SITU. NAIK DIKIT LAGI,
NAH INI BARU PAS!"

Mama Mira Dan mamal Lita kompak cekikikan sambil menutup mulutnya,
Sama-sama membayangkan adegan
Film biru sedang terjadi di kamar.

Pdahal, di dalam kamar, Angga setengah jengkel mencari tempat untuk mencoretkan bedak ke muka Ananta, soalnya hampir seluruh wajahnya sudah terpenuhi bedak. Tadi, Angga mengoleskan tepat di bawah lubang hidung, Ananta berteriak geli Dan meminta Angga untuk mencoretkan di bagian atas puncak hidungnya hingga jadi mirip pinokio.

Setelah hening beberapa saat, terdengar lagi teriakan keras Ananta,

"ADUH.... ADUH... JANGAN KERAS-KERAS! SAKIT, TAU! PELAN DIKIT KENAPA, SIH?"

Mendengarkan teriakan Putrinya yg seperti kesakitan, mama Mira langsung memandang jengkel sahabatnya.

"Lit, apa kamu nggak bilangin anak lelakimu supaya memperlakukan istrinya dengan kelembutan?"

Mama Lita balas memandang sebal,

"Eh, seharusnya kamu, tuh, yg bilangin sama anak perempuanmu. Jangan teriak-teriak begitu kalo lagi tidur sama suami. Nggak pantes!"

"Lho, ini, kan, memang pengalaman pertama buatnya. Kita dulu juga, kan, agak takut-takut waktu mengalaminya,"
Bela mama Mira sengit.

"Tapi, nggk harus pakai teriak-teriak kenceng begitu, kan?"

"Itu karena anakmu nggk bisa bersiakap lembut ke istrinya. Sehingga anakku sampai berteriak-teriak kesakitan!"

"Lh, jangan-jangan kamu dulu juga teriak-teriak begitu, ya, waktu malam pertama," tuduh mama lita. "Anak biasanya nggk jauh beda Kebiassannya dari orang tuanya!"

"Sembarang an! Siapa bilang aku dulu berteriak-teriak? Asal kamu tahu, ya,
Papanya Ananta melakukanya dengan penuh kasing sayang Dan kelembutan.
Ndak kayak anakmu!


G.night
Sekian yah weh, lanjut besok!
Wassalam
*
+
*
+

Mama ComblanG_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang