10

51 28 20
                                    

Ketika mama Lita baru membuka mulut untuk membalas, terdengar Suara Ananta berteriak,

"ADA APA, MA?  MAMA NGOMONG SAMA ANANTA, YA? SOALNYA NGGAK GITU JELAS,,,

Kaget karena pertengkaran mereka terdengar dari dalam kamar, mama Mira buru-buru menjawab,

" nggak sayang. Mama lagi ngobrol sama mama Lita. Kenapa? Suara kami
Menggangu kalian, yah? Aduh maaf, ya, sayang. Udah terusin aja, ndak usah hiraukan kami."

Mama Lita langsung menarik tangan besanya pergi cepat-cepat dari depan pintu. Sapa tau Ananta sama Angga tiba-tiba membuka kamar tidurnya.

Ananta memandang Angga bingung sambil mengusap-usap kepalanya yg baru saja kena jitak Angga. Berhubung tidak ada lagi tempat di muka Ananta Dan dia seperti badut berwajah putih karena terus-terusan kalah. Hukuman untuknya diganti dijitak kepalanya. Ananta berteriak protes karena tadi Angga menjitak terlalu keras kepalanya.

"Ga, kalo Denver suaranya kayak tadi mereka lagi berantem, deh."

"Nggak mungkin. Ngapain mereka berantem malam-malam begini. Paling-paling, lagi argimentasi soal tokoh telenovela. Kamu kayak nggak ngerti Kebiassan mereka,"
Jawab Angga kalem.
"Udahan, ya, Capek, nih!"

Ananta mengangguk tanda setuju, memberikan mainan ular tangganya,
Danenyimpan kembali di laci meja riasnya.
Sementara, Angga mengambil kasur lipat yg mereka simpan di dalam lemari pakaian. Sebelumnya, mereka telah membuat tentang posisi tidur.
Sehari tidur diatas ranjang, sehari tidur di atas kasur lantai.

Sebetulnya, Angga bersikeras kalau dia saja yang tidur di atas kasur lipat terus, soalnya takut Ananta masuk angin kalo tidur di bawah.

Mana tega dia bisa terus tidur enak-enakan tiap malam diatas ranjang Dan melihat Angga tidur di bawah.

Setelah bersitegang cukup lama, akhirnya kesepakatan itu diambil sebagai jalan tengahnya.

Malam ini giliran Ananta tidur di atas,
Matanya langsung terpejam dibawah selimut yg menutupi seluruh tubuhnya dari kepala sampai kaki.

Di bawah angga terus menatap langit-langit kamar Dan juga tidak bisa memejamkan matanya sampai hari menjelang pagi
*
*
*

Pagi harinya, Angga bangun lebih dulu. Dia langsung Mandi untuk menghilangkan  keletihan badan Dan pikirannya karena hampir semalaman tidak bisa memejamkan mata.

Begitu keluar dari kamar Mandi. Dia langsung mengambil ponsel Dan mencoba menghubungi syifa sambil berdiri di depan jendela. Sekilas, dilihatnya Ananta masih tertidur pulas dengan air liur mengalir di pipinya. Angga hampir tidak bisa menahan tawa melihatnya.

Buru-buru dibekapnya mulut dengan tanganya. Berulang Kali, dipencetnya tombol di ponselnya, tetapi ternyata ponsel syifa tidak aktif. Dengan masih megang ponsel, Angga Angga menghampiri tempat tidur Dan menyentuh bahu Ananta perlahan.

"Heh, bangun! Ta, bangun.... Ta! Sudah Siang!" Kata Angga sambil mengguncang-guncang bahu Ananta.

"Mak lampir, bangun!"

Ananta  mengeliat sebentar, membuka matanya sedikit, mengelap air liburnya yg mengalir di pipinya dengan tangan kanan Dan berkata dengan malas,

"Aduh, ganggu orang tidur aja. Jam berapa sih?" Ananta kembali menarik selimut menutupi seluruh kepalanya.

"Eh, dasar pemalas...... Bangun! Sudah pukul tujuh. Tahu nggak, mak lampir bisa hilang kesaktianya bila bangun kesiangan!" Angga berkata seraya menarik selimut yg menutupi tubuh Ananta.

"Cepet Mandi, mama sudah bikin nasi goreng buat sarapan. Baunya udah nyampe kesini. Heh, mak lampir, bangun!"

Angga memang ngerti banget gimana caranya bikin mata Ananta melek.
Begitu mendengar makanan favorinya di sebut. Langsung saja Ananta duduk tegak memegang perutnya.

"Mak lampir gundolmu!" Umpat Ananta sambil melempar bantalnya pada Angga, "hmmm...... Uenak..... Tenan.... Nih, kayaknya," kata Ananta menghirup bau harum masakan dalam-dalam. Bergegas meloncat ke pintu untuk berlari ke dapur.

Namun, Angga cepat meraih tanganya.

"Hei, Mandi dulu!" Seru Angga.

"Apa-apaan, sih! Biasanya kalo mau sarapan nggak perlu Mandi segala,"
Jawab Ananta berusaha menepis tangan Angga yang memegangnya.

Tanpa menfhiraukan protes ananta, Angga mendorong tubuhnya masuk kedalam kamar Mandi.

"Waduh, kurang ajar! Sontoloyo! Ngapain kamu dorong-dorong begini.
Memangnya Mobil mogok apa!"

Angga segera menarik pintu kamar Mandi.

Lima menit kemudian, Ananta sudah keluar kamar Mandi dengan berkulit handuk biru di tubuhnya. Biasanya emng gitu kalo ia habis Mandi, cuma
Kali ini do'a lupa kalau dikamar itu bukan dia aja penghuninya. Ada mahluk lain yang bernama angga, Dan kebetulan, tuh orang berjenis kelamin laki-laki. Jelas saja Kebiassannya yg harusnya biasa-biasa
Saja, jadi nggak biasa lagi.

"Hah....! Ya ampun, ngapain kamu masih di kamar?"

Ananta berteriak kaget sambil mencengkeram tepian handuk di depanya, menyadari bahwa Angga masih ada di kamar.

"Merem, Ga! Aku mau ambil baju."

Dengan patuh Angga memejamkan matanya Dan membalikkan tubuhnya
Membelakanginya.

"Sudah belom?"

Ananta ngedumel sambil mebgambil kaos Dan celana pendeknya asal-asalan dari dalam lemari. Dengan cepat, dia berlari kedalam kamar Mandi dengan berteriak,

"Sudah!"

Jangan sungkan-sungkan mengkritik beb, or follow akun akoh yah, bwahaha

dindah_may19

~yuhu pencet bintangnya di pojok sana noh
#pokonya kalo pengen up teross spam komen lah <3

/maap kalo banyak yg typo_ bund!!/



Mama ComblanG_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang