4

67 47 2
                                    

"Ananta hanya mau menikah sama Indra. Titik!"

Tegas Ananta lalu beranjak pergi.
Belum semenit ia balik lagi, melanjutkan celotehnya.

"Bahkan mama boleh mengutuk Ananta sekalian seperti Malin Kundang, Ananta tetep nggk mau! Tapi, jangan jadi Batu ya,Ma. Mending dikutuk jadi termos apa magic jar, apa kulkas, atau apalah yang penting berguna."

Walaupun nyerocos penuh emosi, Ananta nggk bisa meninggalkan selera humornya.
Namun, ternyata semua ocehanya berakibat cukup fatal!
Tanpa diduga oleh semuanya, mama Mira tidak melanjutkan ucapanya, tetapi justru memegangi dadanya mendengarkan teriakan anak gadis satu-satunya itu.
Napasnya tersengal-sengal seolah mau putus. Masih terbawa emosi, Ananta terlambat menyadari apa yang terjadi. Begitu sadar, Ananta menoleh Dan langsung berteriak panik.

"MAMA....MAMA.... KENAPA, MAMA!" Ananta memeluk tubuh mamanya erat.

Angga Dan mama Lita nyaris meloncat dari kursinya. Mama Lita ikut memeluk mama mira, panik. "Mir...Mir...Sadar Mir!!!"

"Ta, cepet ambil obat mama Mira!" Perintah Angga begitu menyadari apa yang terjadi.
Ananta melepaskan pelukanya Dan berlari ke kamar tidur mamanya. Secepatnya, dia berlari membawa plastik berisi obat yang biasa diminum mamanya. Angga meminumkan sebutir ke mulut mama Mira.
Kemudian, Angga mengangkat tubuh mama Mira yang terlihat mungil Dan rapuh dalam gendongannya, ia membawa ke kamar.

Beberapa saat setelah berbaring di tempat tidur, napas mama Mira perlahan mulai teratur kembali. Ananta masih menangis sambil mememggangi tangan kanan mamanya. Sementara mama lita, terlihàt menangis sambil menggenggam tangan kiri sahabatnya. Angga duduk di samping Ananta dan memandang perempuan yang tergolek didepannya dengan cemas.

"Mama...ini Ananta, Ma. Bangun. Ma! Mama nggk apa-apa, kan! Jangan tinggalin Ananta, Ma....
Ananta nggk punya siapa-siapa lagi."

Ananta berkata di sela-sela tangisnya.
Mama Mira memandang anak gadisnya yang menangis di sampingnya. Setelah napasnya sudah kembali lega, ia mengusap lembut rambut ananta, "mama juga hanya punya kamu. Kalau kamu menikah dengan Indra, dia pasti akan membawamu pergi.
Mama juga nggk mau kehilangan kamu,Na!"

"Ananta sama Indra pasti akan bawa mama kemana pun kami pergi, Ananta nggk mungkin ninggalin mama sendiri. Ananta janji!"

"Itu, kan, kamu, Na. Indra belum tentu mau mama ikut kalian."

"Nggk Ma. Indra pasti mau. Mama harus percaya sama Ananta!"

" Kalau kamu masih sayang sama mama, menikahlah dengan Angga. Hanya itu permintaan terakhir mama......"

Ananta langsung terperanjat kaget mendengarnya. "~permintaan terakhir!" Badan Ananta gemetar ngeri membayangkan apa yang bakal terjadi.

"Iya...Ma....iya....Ananta nurut sama mama.
Ananta mau nikah sama Angga. Tali, jangan tinggalin Ananta ya....maaaa!"
Ditubruknya tubuh mamanya Dan memeluk dadanya erat-erat sambil menangis keras. Mama mendekap Ananta dengan hangat.
-
-
-
-
-
Sudah sekitar setengah jam mama Mira tertidur di kamar ditemani mama Lita.
Sementara, Ananta duduk di kursi teras depan sambil memeluk tubuhnya.

"Kenapa dari tadi kamu diem ajha? Seharusnya, kamu Bantu aku menolak permintaan mama!" Protes Ananta jengkel.
Dia memandang Angga yang duduk disampingnya dengan meliapat kedua tanganya di Angga.
Mata Angga menerawang memandang langit malam yang gelap tanpa bintang.

"Aku harus bagaimana?" Tanya Angga tanpa mengalihkan pandanganya.

"Ya, bilang dong. Kalau kamu juga menolak perjodohan konyol ini. Jelas kalau kamu juga punya syifa Dan akan segera menikahinya! Jadi, mereka tahu, bukan juga aku yang menolaknya. Tapi, kamu juga! Tadi, tuh, kesanya cuma aku yang nggk mau, tapi kamu mau. Kalau kita berdua nolak, pasti mereka mau membatalkannya!"

Dalam keremangan lampu teras, Angga menoleh menatap Ananta beberapa saat.
"Kamu Mikir nggk, gimana kondisi mama Mira kalau aku ikut-ikutan ngomong tadi?
Satu orang aja yang ngomong, kondisi mama Mira sudah parah!"

"Alaaaah.... Itu alasan aja. Dasar, mau enaknya sendiri!" Umpat Ananta

"Heh.... Kamu denger, ya!" Kata Angga mengubah posisi duduknya menghadap ke Ananta.
"Aku juga nggk mau mama Mira pingsan kayak tadi!" Angga memasang mimik serius.

#jangan lupa pencet bintangnya aja dah cukup, apalagi kalau mau follow hihi. ~maapin author kalo ada yang typo
*+*

Mama ComblanG_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang