3

75 47 1
                                    

"Secepatnya?"

Tanya Ananta masih disela tawanya. Dipandangnya Angga yang duduk
Didepannya dengan sorot mata jahil, " Pak bos situ udah Hamil duluannya, ya? Bilang
Dong, siapa yang ngelakuin. Masa aku yang disuruh tanggung jawab. Enak aja!

Belum abis tawanya, mama menatap Ananta tajam, tanpa senyum.

"Iya ma... ampun ma,... ampun!" Kata Ananta sambil menyudahi tawanya.
"Sebenarnya sudah sejak sebelum kalian lahir mama sama mama Lita sudah menjodohkan kalian berdua.
Itu janji kami kalau punya anak yang berbeda jenis kelamin nya. Untuk
Mempererat tali persaudaraan kita," jelas mama.

Meskipun suaranya sudah berubah tenang,
Tetap membuat rambut kepala Ananta berdiri tegak semua mendengarnya.

"Mama bener-bener serius?" Tanya Ananta
Masih nggk yakin.

Mama memandangnya dengan sorot mata tajam. Sorot mata yang membuat Ananta sadar bahwa situasi saat ini memang benar² serius.

"Mama...perjodohan kayak gini udah nggk laku lagi sekarang. Ini zamanya Siti nurhaliza, bukan Siti nurbaya!"

"Selama ini, mama selalu turutin apa kemauan kamu, Kali ini, mama cuma minta satu ini saja. Kamu menikah dengan Angga." Tutur mamah pelan.

Perkataan mama barusan menyadarkan Ananta. Ananta sadar,sejak kecil apa pun permintaan Dan keinginannya selalu dikabulkan. Bahkan, untuk hal² penting
Seperti kuliahnya pun Ananta seenaknya.
Mama maupun almarhum papanya nggk pernah protes. Sekarang mama cuma minta satu saja, dibandingkan ratusan
Permintaan Ananta selama ini.

Tapi, biarpun cuma satu, permintaan mama
Sangat berat.

"Ananta, kan, sudah punya indra, ma.
Mama juga tau hubungan kami sudah jalan dua tahun Dan bentar lagi indra mau ngelamar. Tolong mama pikirin itu.
Mama boleh minta apa saja sama Ananta, pasti Ananta berusaha sekuat tenaga
Memenuhinya. Nyawa pun Ananta rela
Kalau mama minta. Tapi, jangan Ananta nikah sama Angga, ma... Itu nggk mungkin!" 

"Kenapa nggk mungkin? Mama nggk
Ingin apa² lagi. Mama cuma Ingin kamu  menikah dengan Angga."

Ananta memandang Angga dengan panik
Meminta dukungannya. Namun, Angga
Terus terusan menundukan kepalanya.
"Ma...kalau Ananta sudah di jodohkan dengan Angga sejak sebelum lahir, kenapa
Nggk dikawinin aja waktu Ananta sama angga pake celana monyet?"
Ananta mulai terbakar emosi.

"Yang bener aja, ma! Terus kenapa mama biarin punya hubungan dengan laki-laki
Lain selama ini. Lagian, mama juga tahu, Angga sudah punya syifa!"

"Kamu nggk nurut sama mama?"

"Ma, apa setiap anak yang nggk mau nuruti
Perintah orang tuanya bearti jadi anak durhaka? Nggk, kan, ma.....
Ananta cuma nggk bisa Menuhin permintaan mama yang satu ini." Ananta
Masih ngotot.

"Jadi, kamu tetep nolak?"

"Ya, ma. Sampai kapan pun, Ananta nggk mau nikah sama Angga! Kami ini sudah
Kayak kakak-adik, Ma!
Kalo karna itu Ananta dianggap anak durhaka, ananta rela, ma. Ikhlas! pokoknya,
Ananta hanya mau nikah sama Indra. 
Titik!"

Mama ComblanG_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang