🔥Emosi🔥

48 14 2
                                    

┌─WAJIB NINGGALIN JEJAK!!!─┐
🌟🌟🌟


Happy Reading 👋

"Dari mana?"

"Tanya Ananta, tuh, ma!" Jawab angga menganggukkan kepalanya ke arah Ananta yang berjalan di sampingnya.

Mama Mira langsung menatap tajam anak perempuannya.

"Ehm...ngng...aku...eh...ngng...kami...hmmm..jalan-jalan dulu, ma!" Ananta menjawab belepotan nggak siap nyari alasan.

"Bener, ngga?" Tanya mama Mira seperti bisa membaca keraguan Ananta.

"Nggak," jawab Angga singkat Dan tegas. Dia mencium tangan kanan mama Lita Dan mama Mira bergantian Dan bergegas masuk kamar.

Sampai di dalam kamar, Ananta yang sempat bingung dengan sikap Angga barusan ingin langsung mendampratnya.
Namun, ia mesti menunggu karena ternyata laki-laki itu tengah menyiram diri di kamar mandi.

Saat yang di tunggu keluar dari kamar Mandi dengan lilitan handuk biru di pinggangnya, Ananta langsung menyerang,

"APA, SIH, MAKSUDMU NGOMONG GITU SAMA MAMA!"

"Ngomong apa?" Tanya Angga nggak peduli. Laki-laki itu sibuk mengambil kaos dan celana pendek dari dalam lemari.

"NGOMONG APA! JANGAN PURA-PURA. KAMU SEHARUSNYA MENDUKUNG JAWABANKU!" Teriak Ananta kesal.

"Jawaban yang mana?" Angga menjawab santai. Kemudian, dia mencopot handuk yang melilit di pinggangnya, melemparkan di atas tempat tidur, dan bersiap memakai celana pendeknya.

"Jawaban...," Ucapan Ananta berhenti begitu saja, matanya terbelalak kaget menyaksikan Angga yang hanya memakai celana dalam di depanya.

Detik berikutnya,  dia langsung menutup mata dengan kedua tanganya.

"DASAR PORNO! NGGAK TAHU MALU! PAKE BAJU DI DEPAN PEREMPUAN SEENAKNYA!"

"Kenapa? Kamu, kan, istriku! Kalau aku telanjang sekalipun di depanmu, itu nggak masalah. Kita, kan, suami istri!"
Angga sengaja menggoda Ananta.

Gadis itu menutup rapat-rapat matanya dengan kedua tangan. Dia kemudian menyembunyikan wajahnya di antara lututnya di atas tempat tidur.

"Ayolah, jangan pura-pura gitu, dong! Lihat, nih, aku sudah buka celana dalamku. Rugi, loh, kalo kamu nggak liat. Aku kelihatan seksi banget kalo lagi telanjang begini!" Lanjut Angga menahan tawa.

Padahal, tubuhnya sudah tertutup celana pendek selutut Dan kaos oblong putih bergambar Mobil VW kodok hitam.

"ANGGAAAA...!" Teriak Ananta panik, tetapi matanya mengintip sembunyi-sembunyi di balik lututnya. Gadis iti penasaran apakah Angga memang sudah segila itu mau bertelanjang di depanya.

"Nah, ngintip, kan! Pengen liat juga?" Angga langsung memegang kepala Ananta Dan mengangkatnya.

"Ternyata kamu suka liat porno juga, kan!"

Setelah Ananta selesai Mandi, dia segera mengambil kertas yang berisi dialog yang tadi di bikinin sama mbak Rina.

"Sudah kamu baca dulu, belum?" Jangan sampe kayak kemarin, masa pasangan suami istri bertengkar masalah pinjem buku biologi," ujar Angga setengah berbisik.

Ananta mengamati kertas di tanganya dengan serius.

"Tenang aja, ini yang buat mbak Rina, bukan Rini sama Lilis, lagian, tadi aku sudah pesen temanya bertengkar soal perselingkuhan. Okeh, nih, kayaknya," Ananta balas berbisik perlahan.

"Pas bener. Sebenarnya, nggak usah pake skenario, juga bisa. Tadi, kan, kamu emang selingkuh sama Indra!" Angga kumat isengnya.

"Serius, nih!" Ananta melotot.

"Kali ini, kita harus bisa meyakinkan mereka bahwa pernikahan ini seperti neraka. Pernikahan ini harus segera  diakhiri!"

Angga mengacungkan dua jempol tanda setuju.

"Satu... dua... tiga... Mulai!" Ananta memberi aba-aba sekaligus memulai membaca skenarionya.

"TEGA-TEGANYA DIRIMU MENUDUHKU SEPERTI ITU!" Teriak Ananta keras, buru-buru menyerahkan kertas pada Angga.

"SIAPA YANG MENUDUH? ADA SAKSI YANG MELIHATNYA!" Angga balas berteriak keras, segera mengembalikan kertas pada Ananta.

"OH, YA? SIAPA SAKSI ITU, TOLONG UCAPKAN NAMANYA DI DEPANKU!"

"BENAR KAMU TAHU, ISTRIKU.... SAYANGKU.... CINTAKU!"

"JANGAN BEGITU SUAMIKU SERGIO, CEPAT UCAPKANLAH!" Setelah menyerahkan kertas pada Angga, Ananta ada merasa yang janggal dari dialognya.

"AKULAH SAKSI ITU, MARIMAR! SAYANGKU... CINTAKU, AKU MELIHATNYA SENDIRI DENGAN MATA KEPALAKU!"

"OH, TIDAK-TIDAK-TIDAK SERGIO! KAMU SALAH SANGKA, SAYANG. SUNGGUH  SUAMIKU AKU TIDAK MELAKUKANYA, PERCAYALAH!" Ananta mulai menyadari kejanggalan Dan berniat menghentikan sandiwara pertengkaran sebelum bertambah runyam.

Namun, Kali ini angga-lah larut dalam emosi Dan begitu menjiwai isi dialog. Dengan cepat, di sambarnya kertas di tangan Ananta yang tengah menatapnya dengan wajah cemas.

"TIDAK KUSANGKA KAMU MELAKUKAN ITU SEMUA KEPADAKU, MARIMAR! KAMU MENGHIANATI CINTAKU!" Teriak Angga keras dengan wajah serius penuh emosi.

"ANGGA!"

Ananta mencoba mengingatkan. Ternyata percuma, Angga justru terhanyut dalam cerita.

"KAMU ISTRIKU! AKU MENCINTAIMU, MENYAYANGIMU. KENAPA KAMU HIANATI DIRIKU SAYANG?" Teriak Angga tanpa membutuhkan teks dialog yang masih di pegang Ananta.

"ANGGA CUKUP! DIEM!" Bentak Ananta mulai kesal.

"KENAPA? KATAKAN PADAKU, KENAPA KAMU TEGA MEMPERLAKUKAN DIRIKU DENGAN KEJAM!"

Amit-amit jabang bayi! Tidak ada Cara lain untuk menghentikan Angga. Ananta meloncat maju menubruk tubuh laki-laki yang tengah duduk di depanya.

Angga langsung jatuh terlentang di tempat tidur, sementara Ananta duduk di atas perutnya sambil membungkam mulutnya dengan kedua tanganya.

"Diam, goblok! Jangan di teriakin! Ini dialog telenovela! Mereka pasti tau, kita main sandiwara!"

Dengan mulut tertutup tangan, Angga membelalakkan matanya. Kedua tangan mencengkeram erat Pinggang Ananta yang masih duduk di atas perutnya. Selain kaget menyadari kekeliruan mereka, perutnya juga terasa sakit menahan berat badan Ananta.

"ADUH SAKIT, TA!" Teriak Angga begitu melepas tangannya.

"Husss... Jangan teriak-teriak!" Ananta kembali membekapkan kedua tanganya di mulut Angga.

Tiba-tiba, pintu kamar terjeblak, terbuka lebar Dan dua sosok mama berdiri di ambangnya. Mata mereka membulat lebar dan mulut mereka menganga menyaksikan pandangan di tempat tidur.



Spam Yuu sahabat, buruan;
☞vote💗
☞komen💗

Biar ngga ketinggalan up ceritanya
Follow akun dindah_may19




Mama ComblanG_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang