5

71 49 4
                                    

Ngeri juga melihat Angga benar marah. Ananta tahu betul kalau Angga jarang sekali marah, kalau sampai dia marah berarti ia membuat kesalahan yang berat.

"Maaf, terus kita mesti gmna?"

"Gmna lagi? Aku juga sudah janji menuruti kemampuanya mereka."

"Terus.... Indra sama syifa....?" Ananta tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan.

"Kita akan cari jalan keluarnya bersama mereka berdua," jawab Angga

Pembicaraan mereka berhenti begitu mama Lita keluar mengajak Angga pulang.
Saat itu, sudah pukul dua belas.

Dikamar*..
Ananta memandangi mamanya yang tengah tidur pulas di sampingnya. Diamatinya terus-menerus dadanya yang Naik turun dengan napas yang teratur. Berapa takutnya Ananta kalau sewaktu-waktu Dada itu berhenti bergerak.
Dalam kecemasan Dan kondisi mamanya, Ananta tidak dapat mehilangkan pikiran kekalutan pikirnya.

Menikah dengan Angga? Ya, ampun, dalam mimpinya yang paling buruk sekali pun, hal itu tidak pernah terlintas. Mereka tumbuh bersama sejak kecil. Angga yang lebih tua sembilan tahun darinya adalah sosok kakak yang paling dibanggakannya. Di mata Ananta sosoknya terlihàt gagah dengan tubuh tegap setinggi 180 cm, berat 70 kg,
Dan berkulit putih seperti mama Lita. Walaupun pembawaanya kalem Dan oendiam, dia bisa melakukan apa saja demi melindungi Ananta.

Yah, semoga besok setelah bangun pagi, pikiran mama bisa berubah. Mama bisa berpikir jernih lagi Dan membatalkan ide perjodohan yang nggk masuk akal itu.

   
       ~Next*****

"Kenapa kita mesti kencan bareng mereka? Sumpah, aku lebih suka berdua saja dengan kamu," kata Indra seraya merapikan anak rambut di dahi Ananta.
"Sayang, aku Kangen banget sama kamu.
Telepon Angga! Bilang kita mau pergi sendiri."

Ananta memberikan duduknya dengan gelisah. Biasanya, kalau lama nggk ketemu Indra, dia paling suka berlama-lama dalam pelukanya. Indra memang jarang sekali bisa bersama Ananta, karena Indra sedang sibuk-sibuknya ngurus proyek.
Namun, masalah yang harus dibicarakanya membuat rasa Kangen yang sudah menggumpal berubah menjadi kegelisahan.

"Nggk bisa, ndra. Ada masalah penting yang harus dibicarakan sama mereka," jawab Ananta terus-menerus meremas jemarinya dengan gelisah.
Tangan Indra sudah menggenggam tanganya. Hangat Dan penuh cinta seperti biasanya."
Ada apa, sayang? Dari tadi, kayaknya kamu gelisah terus, ada yang nggk beres?" Tanya Indra cemas mengamati wajah kekasihnya yang memang terlihàt agak pucat.

"Kamu sakit, ya?"

Ananta buru-buru menggelangkan kepalanya. "Aku baik-baik aja." Jawab Ananta sambil berusaha tersenyum untuk menenangkanya.

"Itu mereka!"
Seru Ananta menunjuk ke arah Angga bersama syifa di kejauhan. Indra mendongakkan kepala mengikuti arah telunjuk Ananta.
Setelah jaraknya lebih dekat, Ananta bisa melihat dengan jelas sosok Angga. Kulit  Angga yang putih tampak terlihàt bersih memakai kemeja abu-abu dengan dasi abu-abu dipadu dengan celana pantalon hitam. Rambutnya tersisir rapi Dan raut wajahnya yang terlihàt tenang mencerminkan sifatnya yang pendiam.
Disampingnya terlihat sosok gadis tinggi semampai dengan kulit putih. Rambutnya yang hitam lurus digerai sebahu mengingatkan Ananta pada iklan shampo di TV.  ~pantene anti buaya :(

Gadis iru memakai blazer sewarna dengan dasi dida Dan rok pendek memperlihatkan kakainya. Wajahnya terlihàt cantik sempurna dimata Ananta. Walaupun  usianya baru dua puluh Tahun, sikapnya lebih dewasa dibandingkan Ananta yang Lima tahun lebih tua darinya. Mungkin, iru karena pekerjaannya sebagai customer service yang membuat pembawaanya syifa terlalu anggun, dewasa, Dan lues.
Pokoknya dilihat dari sisi manapun mereka berdua pasangan paling serasi dimata Ananta.

Penampilan Angga yang terlihàt gagah, pendiam, Dan cenderung cool, dulu hampir membuat semua teman-teman cewek Ananta tergila-gila padanya.
Mereka membujuk Ananta untuk mencomblangi dengan Angga. Namun, tiap Kali Ananta menyampaikan salam teman-temanya, Angga tidak pernah menanggapainya. Ananta sampai curiga, jangan-jangan Angga nggk suka cewek karena dia nggk pernah liat Angga punya pacar. Akhirnya, Ananta bisa bernapas saat Angga mengenalkan syifa sebagai kekasihnya Setahun yang lalu.

  

       [Ayo pencet bintangnya sayang*...]

Mama ComblanG_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang