7

58 44 3
                                    

" apa lagi yg perlu dibicarakan, toh, kalian akan tetap menikah!"

"Begini, ndra. Bagaimanapun kami memang harus menikah, tapi kami berdua sudah sepakat bahwa ini adalah pernikahan sementara." Ananta menjelaskan Dan kembali menggenggam tangan Indra, meminta pengertianya.
 
"Apa lagi ini?"

"Kami sudah nggk punya Cara lain lagi. Kami minta bantuan kalian berdua untuk membantu menemukan Cara agar pernikahan konyol ini akan segera diakhiri secepatnya dengan tanpa kentara. Lalu kita bisa lanjutkan hubungan kita masing-masing. Tolong, Bantu kami."

  Indra terdiam mendengar penhelasan Ananta, kemarahan masih terlihàt jelas di matanya.

"Apa yg kamu lakukan selama pernikahan sementara itu, kalian akan tinggal serumah, kan? Tidur bersama, kan?" Kecemburuan Indra terdengar jelas.

"Tinggal serumah itu pasti, juga dengan mama Dan mama Lita. Tidur sekamar nggk bisa dihindari lagi. Tapi, aku janji, nggk akan melakukan apa-apa. Aku janji! Percayalah padamu ndra!"

"Siapa yg bisa jamin? Seorang laki-laki Dan perempuan dewasa tidur dalam keadaan satu kamar, berhari-hari, berbulan-bulan, yg belum jelas batas waktunya, nggk mungkin nggk akan terjadi apa-apa. Terus,
Apa yang kalian lakukan, main catur sepanjang malam?" 

  Ketika Ananta baru akan membuka mulutnya untuk kembali meyakinkan Indra, tiba-tiba syifa mengeluarkan suaranya.

" nggk. Aku nggk mau!"

"Apa kalian nggk pernah mendengar apa melihat cerita basi tentang pernikahan bohongan seperti ini. Kalian semua pasti udah tau akhirnya! Karena sering bersama, mereka akan saling jatuh cinta. Dan itu artinya kalian akan terus jadi suamai istri dalam pernikahan yg sesungguhnya. Apa pun alasanya, aku nggk setuju!"

"Kamu tahu? Aku sudah bersama Angga sejak aku baru lahir sampai sekarang. Banyak waktu yg sudah kami habiskan bersama. Sampai detik ini, tidak pernah ada perasaan apa pun diantara kami berdua. Kami ini sudah seperti saudara. Mana mungkin bisa jatuh cinta!"

"Aku nggk mau. Aku tetap nggk bisa menerima nya!" Pengototan syifa memancing emosi Ananta,

"Oke, supata kamu yakin Dan percaya, apa perlu aku membuat Surat peryataan diatas kertas segel? Kita pakai pengacara sekalian untuk mengurus Surat perjanjianya. Kalau aku melanggarnya, kamu boleh menuntutku di pengadilan. Atau, kamu boleh langsung membunuhku sekalian!"

  Angga, syifa Dan Indra terperangah menatap Ananta. Namun justru penekatan Ucapan Ananta membuat syifa Dan Indra percaya tidak akan terjadi hal yang mereka khawatir kan.

Sejujurnya, dalam lubuk hatinya yg terdalam, Ananta ngeri sendiri menyadari ucapanya. Saat sisi hatinya mendengarkan kekhawatiran syifa, dia juga sering mendengar Dan melihat kisah seperti itu. Yah.....siapa yg tahu apa yg akan terjadi nantinya. Ananta sadar sesadar-sadarnya bahwa tidak akan bisa yg memastikan kejadian di masa depan. Namun, hanya Cara ini yg dia bisa lakukan untuk meyakinkan syifa dan Indra.

Satu tekad terucap dalam hati, dia akan berusaha sekuat tenaga untuk menepati semua ucapanya.   

T A M A T . . . . . .

T
A
P
I

B O O N G
Hahha.

      ( ayok sayang jangan lupa pencet       
    Bintangnya di pojok sana noh )

                Pollow akun akoh juga!
             
Udah yah, author nya mau Bobo cangtip dulu gih.

   ***
   
               

Mama ComblanG_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang