Sudah memasuki Minggu kedua, dua anak adam ini selalu menghabiskan waktu istirahat-di rooftop-bersama.
Bahkan kini rooftop yang sebelumnya sanagat biasa saja mereka sulap menjadi tempat yang teduh dan nyaman, Heeseung membuat sebuah atap dan alas sederhana dengan kain perca dan ranting-ranting sebagai penyangga.Tidak ada lagi rooftop yang penuh kekosongan, karena kini diisi dengan suara tawa mereka-ya tentu saja 80% itu suara Heeseung.
Sudah memasuki Minggu kedua juga untuk mereka pulang bersama-walau hanya sampai gerbang sekolah, karena Heeseung harus menunggu bis di halte yang ada di arah kanan sekolah, sedangkan Sunghoon harus berjalan ke arah kiri sekolah untuk ke rumahnya.
Dalam waktu yang bisa di bilang singkat Heeseung dan Sunghoon menjadi sangat dekat, bahkan Sunghoon sudah benar-benar terbuka kepada Heeseung.
Park Sunghoon seorang anak tunggal, dia tidak memiliki ayah-berbeda dengan cerita Jongseong, faktanya ayahnya pergi bersama wanita lain-ibunya sakit-sakitan, Seperti apa yang dikatakan Jongseong, Sunghoon memang sudah sejak kecil di didik layaknya sebagai seorang gadis. Ibunya sangat amat posesif padanya sehingga Sunghoon memiliki kehidupan yang tidak bebas dan dia tertekan.
"...Aku merasa benar-benar berbeda dengan anak lainnya. Terkadang aku membenci ibuku, tapi harus bagaimana lagi..." Sunghoon membagi perasaannya pada Heeseung.
Heeseung membawa kepala Sunghoon untuk bersandar di atas bahunya. "... Aku benci saat orang-orang menganggapku anak aneh, apakah kau juga menganggapku aneh sebelumnya?" Tanya Sunghoon sambil menatap Heeseung.
Heeseung tidak mau mengakuinya, "Iya" Jawabnya terpaksa jujur.
"Tidak apa-apa."
Heeseung merasa tidak nyaman dengan situasi dan topik pembicaraan saat ini, terlebih wajah Sunghoon yang terlihat seakan kehilangan setengah semangat hidupnya.
"Eh! Hari ini akan turun hujan, bagaimana jika kita pulang bersama? Aku akan mengantarmu sampai rumahmu! Aku tau kau belum pernah bermain hujan-hujanan seumur hidupmu..." Ajak Heeseung mengganti topik pembicaraan.
"Tidak. Ibuku melarangku untuk bermain hujan-hujanan..."
"Ayolah... Aku akan tanggung jawab jika kau sakit!"
"Tidak sekarang Lee-" Sunghoon hendak memberi alasan lain, namun ia teringat akan jika ibunya saat ini tengah tidak ada dirumah. "-Tapi ayo..."
"Huh? Serius?!" Heeseung memastikan agar ia tak salah dengar.
"Hm"
Heseung meraih tangan Sunghoon dan menggenggamnya kuat, "Janji ya?"
Yang digenggam malah melepasnya, "Iya tapi jika benar turun hujan."
"Ah aku yakin pasti turun hujan... Karena langit sedang sedih hari ini"
"Sedih? Kenapa dia harus sedih?"
"Dia sedih karena nilai Park Sunghoon di ujian harian tadi sangat kecil"
Sunghoon sedikit beranjak dari duduknya dan ancang-ancang untuk memukul Heeseung, yang hendak dipukul reflek berdiri menjauh dan malah tertawa melihat Sunghoon yang terlihat marah.
"Nilaimu kecil sekali, Hoon... Hanya dirimu yang masuk ke dalam list remedial" Heeseung berbicara dengan nada mengolok.
Wajah Sunghoon memerah, "Sudah aku bilang jika aku tertidur! Lagipula kenapa kau tidak membangunkanku huh!" Teriaknya sambil berdiri juga.
"Aku kan fokus pada ujianku, mana mungkin sempat melihatmu tertidur... Memangnya kenapa kau tertidur? Apa yang kau lakukan semalam..?"
Sunghoon tak menjawab, dia terlalu kesal. Kesal karena sendirian mendapat nilai kecil, dan kesal karena Heeseung malah mengoloknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Idyllic - heehoon
FanfictionKemana.... Heseung akan membawa Sunghoon? [ warn. ] ! crossdressing ! short chapter ! bahasa baku © saturasinus , 2O2O