12

3.4K 546 78
                                    

Saat bel istirahat berbunyi, tanpa permisi Heeseung langsung menarik pergelangan tangan Sunghoon dan membawa anak itu ke rooftop.

Seperti dua hari lalu, keduanya bersama berada di bawah langit berawan— duduk bersandar pada beton pembatas, dengan satu susu kemasan—dari Heeseung—ditangan masing-masing.

Sudah sedari tadi Heeseung memandangi wajah Sunghoon hingga ia lupa untuk berkedip, Sunghoon tau— namun ia hanya bersikap biasa saja walau sebenarnya merasa risih.

"Park susu" Ucap Heeseung tiba-tiba.

Sunghoon menoleh, Park susu?  Benak Sunghoon.

Park Sunghoon seperti susu, putih dan manis.
Jika susu baik untuk diminum setiap hari, maka Sunghoon baik untuk dilihat setiap hari.

Heeseung hanya tersenyum, "Apa kau menyukai susu? Jika boleh, aku akan membelikan untukmu setiap hari" Tanya Heeseung mengalihkan pembicaraan.

Sunghoon memalingkan wajahnya, "Selain air putih, hanya susu yang boleh aku minum"

Heeseung terkejut, "Hah? Jadi kau belum pernah meminum selain air putih dan susu?"

Sunghoon mengangguk, "Ibu melarangku untuk meminum minuman lain seperti sirup, cola atau kopi, itu tidak baik untuk kesehatan katanya" Jawabnya.

"Dan kau menurut?"

Sunghoon kembali mengangguk.

"Tidak baik jika meminumnya setiap hari. Kau bisa melanggar aturannya jika tidak ada dirumah..."

"Tapi aku sudah berjanji"

"Kau bisa melanggarnya"

"Aku tidak mau membohongi ibuku..."

Heeseung menghembuskan nafasnya, "Kau benar-benar anak yang baik"

Sunghoon tersenyum canggung, sepertinya bukan pilihan yang benar ia bergaul dengan Heeseung.

"Jadi bagaimana? Aku akan membelikan susu kemasan untukmu setiap hari"

"Tidak perlu, aku bisa beli sendiri"

"Tidak, aku akan tetap membelikan untukmu. Tenang saja, kau tidak perlu merasa tidak enak karena ini tidak gratis"

Sunghoon yang tak mengerti memasang raut wajah bertanya.

"Setiap hari kita harus menghabiskan waktu istirahat bersama" Jelas Heeseung singkat.


☁️


Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Bukannya membereskan alat belajarnya, Heeseung malah terus saja memperhatikan Sunghoon.

Jika Sunghoon adalah Rian atau Beomgyu, tentu saja ia akan beteria agar Heeseung berhenti memperhatikan gerak-geriknya atau memandangi wajahnya. Jika perlu, Sunghoon akan mencolok matanya.

"Dimana rumahmu?" Tanya Heeseung.

Sunghoon menjawab tanpa melirik sekilaspun, "Dekat, hanya memakan waktu sekitar sepuluh menit dengan berjalan kaki"

"Jika begitu kita tidak bisa pulang bersama..." Kata Heeseung dengan hembusan nafas keputus asaan.

Namun setelah beberapa detik dengan senyumnya ia berucap, "Tapi kita bisa pergi ke gerbang sekolah bersama!"

Heeseung hanya tersenyum saat Sunghoon menoleh perlahan kearahnya.




































To be continued.

Aku cepetin aja oks alurnya, biar cepet2 end :)
Dua kali update lagi langsung end hahaha, aku mau publish INEFFABLE di akun ini 🙂

Aku cepetin aja oks alurnya, biar cepet2 end :)Dua kali update lagi langsung end hahaha, aku mau publish INEFFABLE di akun ini 🙂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pasti udah pada tau kan yaaa 😏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

pasti udah pada tau kan yaaa 😏

tolong tungguin banget chapt selanjutnya, ya... 🌜

[✓] Idyllic - heehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang