O8

3.3K 587 22
                                    

Hari ini berbeda dengan hari biasanya. Sejak pertama datang ke kelas, Lee Heeseung tidak melakukan sesuatu untuk berinteraksi dengan Park Sunghoon. Tidak ada kertas, hadiah, atau bahkan ucapan basa-basi dari anak yang katanya pantang menyerah itu.

Sunghoon merasa sedikit bingung, Apa dia marah karena kemarin aku tidak datang?

Jika dipikir-pikir, Sunghoon memang sudah kelewatan. Dia tidak pernah merespon usaha Heeseung, mugkin itu terlalu jahat.

Heeseung hanya berjalan lurus kearah bangkunya kala memasuki kelas, tidak ada embel-embel menaruh kertas diatas meja Sunghoon atau lainnya. Bahkan dia tidak menyapa atau melirik Sunghoon sama sekali.

Apakah seperti ini rasanya diabaikan?

Hingga bel masuk berbunyi dan pelajaran dimulai, tidak ada kegiatan mencari perhatian dari Heeseung untuk Sunghoon.

"Pak! Saya harus ke kamar mandi!" Seorang murid dengan wajah blasteran mengacungkan tangannya ke udara.

Pak Jimin yang tengah mencatat nilai menoleh, "Silahkan" Jawabnya dan kembali memfokuskan perhatiannya pada pekerjaannya.

Anak itu langsung beranjak dan dengan rusuh berjalan keluar kelas.

Dduk—!

"Ah, maafkan aku Sunghoon-a... Aku benar-benar sudah tidak tahan" Katanya saat dia tak sengaja menabrak meja Sunghoon dan membuat pulpen milik Sunghoon jatuh menggelinding.

Sunghoon tersenyum menandakan dia tidak masalah.

Kemudian anak itu langsung berlari keluar kelas.

Mata Sunghoon mencari-cari kemana arah pulpennya menggelinding, dan ternyata benda itu ada dibawah Heeseung.

Sunghoon melirik Heeseung sekilas, Heeseung tengah membaca dan terlihat tidak peduli.

Sunghoon berjongkok dan mencoba meraih pulpennya yang benar-benar ada dibawah Heeseung, "maaf" gumamnya namun sepertinya Heeseung tidak mendengarnya.




















Bel istirahat berbunyi.

Heeseung benar-benar berbeda, dia sangat dingin. Itu membuat Sunghoon sedikit sedih dan merasa bersalah atas hari-hari yang lalu.

Dengan inisiatif, Sunghoon pergi meninggalkan kelas dan pergi menuju tempat dimana seharusnya kemarin dia berada.

Sebelumnya ia sedikit takut, pasalnya sudah sangat lama dia tidak meninggalkan kelas. Apalagi dia harus pergi ke tempat yang dilarang oleh sekolah, Sunghoon sangat takut. Tapi mungkin memang ini yang harus dilakukannya untuk bisa menghilangkan sedikit rasa bersalahnya.

Dengan tenaga yang dimilikinya Sunghoon berusaha membuka pintu besi berkarat yang menghubungkan antara tangga dan rooftop.

Pintunya terbuat dari besi dan sekarang sudah berkarat, membuat Sunghoon sangat amat kesulitan. Namun ia berhasil membuka setengahnya.

Dengan langkah kecilnya Sunghoon menuju kearah beton pembatas, beridiri dibaliknya dan memandang lurus dimana gedung-gedung perkotaan menjadi scenery-nya.

Sunghoon tersenyum kala sepoian angin menyapu wajahnya, ia tak pernah berada dalam ruang seluas dan sebebas ini. Mengandahkan kepalanya, Sunghoon membiarkan terik matahari menjatuhinya.

Dia benar-benar merasa senang, sudah sangat lama dirinya tidak pernah terpapar sinar matahari sepanas ini. Bahkan jika di ingat-ingat Sunghoon belum pernah bermain hujan-hujanan.

Sejak masih kanak-kanak Sunghoon hanya—selalu—bisa berdiri dibalik jendela kaca dengan perasaan iri saat melihat teman-temannya tertawa terbahak-bahak akibat cipratan air yang mereka buat. Ibunya tidak pernah membebaskan Sunghoon untuk bermain dibawah terik matahari atau rintikan hujan, padahal setahunya Sunghoon tidak sakit-sakitan seperti Kim Sunoo yang juga dilarang oleh orangtuanya untuk bermain dengan bebas, tapi Kim Sunoo memiliki alasan yang jelas—berbeda dengan dirinya, apakah karena bagi ibunya Sunghoon adalah anak perempuan? Memangnya anak perempuan tidak boleh bermain dengan bebas? Sunghoon selalu merasa tidak adil namun ia tidak bisa melakukan apa-apa selain menurut.

"Aku pikir kau benar-benar tidak membutuhkan seorang teman" Sebuah suara mengisi ruang hampa disana.

Sunghoon terkejut. begitu ia memutar tubuhnya, ia melihat Heeseung disana berjalan kearahnya. Apa yang akan terjadi sekarang?




To be continued.

ruang gak selalu ruangan ya ;)

[✓] Idyllic - heehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang