15

3K 490 16
                                    

Keesokan harinya, Sunghoon tidak masuk sekolah.
Ia ada di rumah sakit, harus menemani ibunya disana.

"Ibu merasa lebih baik dari kemarin, seharusnya kau sekolah"

"Kanker dalam tubuh ibu sudah ada di stadium akhir, aku tidak percaya jika ibu merasa lebih baik..."

"Ibu lebih merasa tidak baik jika kau tidak sekolah"

"Aku sekolah besok, untuk hari ini aku ingin menemani ibu"

Wanita itu terdiam untuk beberapa saat, hingga ia kembali bersuara ; "Sunghoon, maafkan ibu..."

Sunghoon sedikit tersentak, "Hah? Tiba-tiba? Untuk apa?"

"Karena terlalu mengatur hidupmu, ibu juga yang membuatmu seperti ini..."

Sunghoon terdiam. Memang, semuanya karena ibunya. Sunghoon tidak pernah memilih jalan hidup dengan pilihannya sendiri, ibunya harus selalu terlibat dalam seluruh proses kehidupannya.

Ia akui jika dirinya lelah, juga sedikit membenci ibunya karena tidak pernah membiarkannya dalam pilihan.
Tapi disisi lain, Sunghoon juga membenci dirinya yang mau saja menjadi boneka sang ibu. Ia benci dirinya yang tidak mampu untuk melanggar, melawan atau sekedar menentang.

Saat usianya lima tahun—alias saat memasuki taman kanak-kanak—Sunghoon pernah bertanya, kenapa ia tidak boleh seperti anak laki-laki lainnya? Ibunya menjelaskan, namun baginya itu adalah ceramahan yang seakan perintah. Sejak saat itu, Sunghoon tidak pernah membicarakan sesuatu yang menyinggung gendernya saat berbicara dengan ibunya.
Saat mengingat itu, lagi-lagi Sunghoon membenci dirinya yang terlalu sensitif.

Dan ini pertama kalinya ibunya berkata seperti tadi, Sunghoon rasa ini akan menjadi pembicaraan yang serius. Ia merasa tidak nyaman, apalagi sang ibu berbicara dengan nada penuh bersalah dan menyesal.

☁️


Sementara di sisi lain, Jongseong datang dan memukul keras meja Heeseung hingga membuat pemiliknya terkaget karena sedang melamun.

"Dimana Sunghoon?"

Heeseung memasang wajah marah, "Kau datang dengan cara tidak baik-baik dan bertanya kemana perginya orang yang bahkan sedang aku pikirkan juga kemana perginya?!"

"Dia tidak masuk sekolah?" Tanya Jongseong sambil duduk di bangku Sunghoon yang kosong.

"Kenapa?" Tanya Jongseong lagi dan dijawab gelengan kepala dari Heeseung.

"Apa dia sakit? Kemarin kau kan mengajak hujan-hujanan..." Kata Jongseong membuat Heeseung semakin yakin atas kecurigaannya jika Sunghoon sakit karena hujan-hujanan, bagaimanapun kan Sunghoon belum pernah hujan-hujanan.

"Kau harus tanggung jawab, Seung..."

"... Anak orang kau buat sakit, belum menikahinya dan kau tidak bisa menjaganya bahkan malah membuatnya sakit—aw..!" Kalimatnya terpotong karena mendapat pukulan dari Heeseung dikepalanya.

"Siapa yang akan menikah?" Tanya Heeseung.

"Kau dan Sunghoon, memangnya aku tidak tahu jika kalian berpacaran, huh? Jahat sekali tidak memberiku pajak jadian..."

"Siapa yang berpacaran? Kita masih berteman"

"Masih ya? Berarti belum, kasihan sekali... Nanti kabari aku ya jika kalian jadian"

"Terserah. Tapi ngomong-ngomong, kau kesini untuk mencari Sunghoon, kan? Kenapa mencarinya?"

Suasana berubah menjadi serius, "Ada yang harus aku bicarakan dengannya..."

"Tentang apa?"

"Kepo! Sudahlah, orang yang aku cari tidak ada. Aku akan kembali ke kelas"

Sejak kapan Jongseong dekat dengan Sunghoon?









Sepulang sekolah, di gerbang sekolah Sunghoon dibuat bingung atas dua pilihan. Belok ke kanan dan pergi ke rumah Sunghoon, atau ke kiri untuk langsung ke halte bis dan pulang.

Sejujurnya ia ingin ke rumah Sunghoon, bagaimanapun jika anak itu sakit, Heeseung lah penyebabnya. Terlebih perkataan Jongseong, membuatnya semakin merasa bersalah.

Halah, semua modus Heeseung selalu didasar rasa bersalah.

Mengambil langkah pertamanya ke arah kanan, Heeseung dibuat ingat satu hal... Ibu Sunghoon galak. Bagaimana jika wanita itu tahu bahwa Heeseung adalah pengaruh buruk?

Baiklah... Maaf Sunghoon, lain kali saja aku datang sendirian ke rumahmu.

 Maaf Sunghoon, lain kali saja aku datang sendirian ke rumahmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.








To be continued.

[✓] Idyllic - heehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang