Back to Idyllic

1.5K 204 17
                                    

Kehidupan yang membosankan, monoton dan terikat rutinitas. Aku muak, tapi aku tidak punya pilihan.

Lembaran baru sudah ada didepan mata, namun aku tetap menulis hal yang sama disana. Jadwal sehari-hari yang harus aku lakukan. Tidak banyak, hanya pergi ke sekolah dan pulang. Di hari libur sama saja, pergi sekolah akan diganti dengan les. Melelahkan, sama-sama belajar.

Aku ingin menuliskan kegiatan lain disana, seperti bermain skateboard atau pergi menonton acara musik setiap Minggu ditaman kota. Namun sepertinya itu akan abadi menjadi angan.

Ibu selalu ikut andil dalam seluruh waktuku. Kemana aku pergi, aku harus mengirimkan bukti berupa foto dan mengirimkannya padanya. Aku tidak keberatan. Sebelumnya, ibu akan mengikuti kemanapun aku pergi. Hanya, setelah memasuki SMA, aku memberanikan diri untuk meminta agar dia tetap dirumah, dan bersyukur dia setuju dengan langsung.

Tentang aku dalam berpakaian... Aku tidak punya pilihan. Sejak kecil, sudah seperti ini. Aku pernah bertanya pada ibu, aku ingin seperti anak lelaki lainnya, namun ia marah. Dan setelah itu, aku tidak lagi berani bertanya.

Menurut pada ibu bukanlah sebuah pilihan, namun adalah satu keharusan.

Aku tidak mau bertengkar dengannya, kami hanya memiliki satu sama lain. Aku hidup untuknya.

"Hei?! Aku murid baru, namaku Lee Heeseung."

Sebuah suara tiba-tiba menyapa pendengaranku. Terasa tidak asing, seperti aku pernah mendengar suara ini. Ingin menggandahkan kepala untuk melihat, aku tidak berani.

Dan nama itu... Membuat aku ingat. Lee Heeseung? Orang yang tertidur di perpustakaan kota dua hari yang lalu? Aku masih ingat. Tapi aku belum yakin, aku belum melihat wajahnya.

"Siapa namamu?" Tanyanya lagi.

Aku hanya takut. Entah apa yang aku takuti... Selalu seperti ini setiap bertemu dengan orang baru.

"Hey... Aku berbicara padamu.."

Aku tahu kau berbicara padaku, anak baru. Tapi aku hanya belum siap.

Hingga setalah beberapa lama ia berdiri disebelahku, Rian datang. Selalu dengan hentakan kakinya yang bisa saja membuat gedung tiga lantai ini roboh.

"Selamat pagi kelas!!!" Teriak Rian dengan suaranya yang sedikit menyebalkan, tapi sejauh ini hanya dia teman yang paling sering berbicara padaku.

Rian dengan baik hati memperkenalkan dirinya dan diriku pada Lee Heeseung itu, lalu kembali pergi ke kantin—dia jarang sarapan dirumah.

"Salam kenal!" Anak baru itu membungkuk didepan papan tulis, berdiri menghadap kearah kami. "Lee Heeseung. aku pindah karena sekolah lamaku sudah lelah mengajarku. Katanya aku terlalu pintar." Katanya lagi membuat seisi kelas tertawa—kecuali aku, kami semua tahu dia tidak serius dengan kalimat terakhir.

Aku melihat wajahnya, dia... Masih setampan—tidak. Maksudku benar, dia Lee Heeseung yang di perpustakaan saat itu.

"Hahahah, unik sekali kau anak baru. Taehyun, kau punya teman pintar baru," Kata Pak Hoseok selaku wali kelas kami.

Taehyun terlihat memandang tidak suka, "Apa pak? Aku tahu bapak tidak serius dengan kata pintar itu." Balasnya membuat seisi kelas semakin tertawa.

[✓] Idyllic - heehoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang