Chapter 07

744 62 0
                                    

"Terima kasih Kak Namu."

Namjoon tentu sontak memandang terkejut pada Jimin. Nama kecilnya kembali di ucapkan, apalagi itu dari orang lain dan bukan dari keluarganya. Namjoon tidak masalah ia sama sekali tidak marah, hanya saja itu panggilan kesayangan dari sang ibu yang sudah lama meninggal.

Namjoon jadi teringat ibunya yang sudah lama pergi dari sisinya, Namjoon menjadi merindukan ibunya saat ini.

Jimin menunduk memainkan plastik yang ia bawa. Apakah dirinya salah ucap? Sampai wajah polisi di hadapannya berubah setelah mengucapkan terima kasih. Apa itu salah? Jimin merasa tak enak hati dengan hal ini.

"Maafkan aku Kak Namjoon. Aku salah mengucapkan kata 'Namu?' aku akan panggil Kakak dengan nama Kakak Namjoon."

Namjoon kembali menatap Jimin dengan mata yang bergerak liar, bola matanya terus menari di sana. Bola matanya seperti mengatakan tidak apa pada Jimin, iapun tidak pernah melarang hal itu. Namjoon hanya tidak percaya saja anak di hadapannya ini mengetahuinya, sebuah kebetulan atau tidak sengajaan?

"Tidak masalah Dek, panggil sesukamu  apa yang kamu mau saja." Jeda. "Oh ya, nama Adik siapa?"

Angin tiba-tiba berhembus dengan cukup kencang, membuat rambut depan Jimin sedikit bergoyang. Angin ini berbeda apa ada badai setelah ini? Atau kakaknya sedang mengutuknya? Jantungnya berdebar rasa takut kembali datang, Jimin harus segera pulang.

Tentu saja Jimin turun lumayan jauh dari halaman rumahnya, tata letak yang Jimin injak ini sama seperti ia menyuruh Hoseok menurunkannya. Butuh waktu berjalan ke halaman rumahnya, tidak masalah kalau dirinya berlari yang terpenting belanjaannya tidak rusak.

"Namaku Jimin Kak. Kalau begitu, aku pergi dulu sampai jumpa!"

Namjoon belum saja membalas perpisahan darinya. Dia langsung saja berlari begitu saja, membuatnya sedikit tertawa kecil. Tubuhnya mungil tetapi bisa membawa dua plastik besar sekaligus? Sangat kuat! Namjoon pastikan dia akan menjadi pria yang bisa melindungi keluarganya.

Adik yang manis dan juga baik itu bernama Jimin, Namjoon akan mengingatnya dengan baik. Tapi jangan salahkan Namjoon kalau namanya akan terlupakan, sebab perkerjaannya membuat sebagian memorinya hilang. Sebelum Namjoon kesiangan, iapun beranjak pergi setelah memastikan Jimin aman.

Namjoon menghidupkan motornya lalu menancapkan gas motornya, motor Namjoon melesat begitu cepat menghilang begitu saja saat tertelan oleh belokan di depannya.

Namjoon akan bertemu adik manisnya itu. Ia sudah berjanji pada dirinya sendiri.



𝘋𝘰𝘯'𝘵 𝘎𝘰
𝘒𝘦𝘦𝘱 𝘏𝘰𝘭𝘥𝘪𝘯𝘨 𝘔𝘺 𝘏𝘢𝘯𝘥


Apa arti dari sebuah kehidupan? Apa yang di cari dalam dunia ini? Uang? Harta? Warisan? Mungkin itu kebutuhan bagi semua manusia, tapi apakah itu jawaban yang tepat untuk hidup yang keras ini? Tidak masalah jawabannya berbeda-beda karena manusia bisa menilai dengan pikiran masing-masing.

Kehidupan itu berarti bagi kita semua, uang dan juga harta adalah poin-nya. Ego dan juga keserakahan itu hanya napsu belaka dari sifat jelek manusia. Semua hidup punya keseimbangannya tidak ada yang sempurna semua ada cacat tersendiri. Hidup bagaikan pelangi bermacam-macam warna, walau muncul sebentar pelangi adalah ciptaan paling di tunggu oleh semua orang. Dan saat muncul dia akan di sambut dengan baik dan juga dikenang baik oleh manusia.

Jadi apa jawabannya? Itu sangat gampang. Hidup memanglah berat tapi memang itulah kita di ciptakan, agar merasakan derita dan juga kesenangan. Lalu dari derita itu kita punya cerita sendiri bagi kehidupan selanjutnya. Hidup terus berjalan apa yang kita derita apa yang kita dapat itulah hasilnya, jangan pernah menyalahkan orang lain ataupun diri sendiri sebab memang itulah yang terjadi.

Don't Go (Yoonmin story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang