Chapter 24

815 56 5
                                    



Ulat adalah salah satu binatang yang paling menjijikkan di antara binatang lainnya dia begitu di benci oleh banyak orang, tidak jarang saat orang melihat ulat mendekat akan memekik atau menjauh agar terhindar darinya orang juga akan bergedik geli atau memasang wajah jijiknya saat ada ulat. Tidak ada alasan mengapa sebagian orang akan bersikap seperti itu, karena memang tidak ada alasan untuk mereka sebab mereka pun tidak tahu apa yang harus mengeperasikan untuk seekor ulat.

Namun saat ulat ingin di perhatikan dan di puja oleh banyak orang, dia harus berkerja dengan keras mengurung diri di tempat yang sepi dan sempit hanya agar dirinya di hargai. Walau saat dia menjadi larva dia begitu di benci, tapi saat berubah menjadi kupu-kupu yang indah dia tidak akan memikirkan kebencian itu ulat akan senang saat orang banyak hanya melihatnya tanpa menatap yang lain. Mengepakkan kedua sayapnya terbang membela langit, mengikuti arah angin berembus dan mengelilingi dunia dengan kedua sayapnya ini.

Kebencian, sendirian, di buang tanpa pernah di hargai sekarang seekor ulat itu menjadi kupu-kupu indah. Tidak ada lagi tatapan jijik untuknya, yang ada hanya tatapan memuja dan tatapan kagum pada kupu-kupu itu orang juga tidak jarang ingin seperti kupu-kupu yang bebas tanpa memusingkan banyak hal. Cerita hidup ulat sama seperti Jimin, dulu dia tidak di sayang tidak di perhatikan bahkan terlihat seperti tidak di anggap hidup. Begitu menyedihkan, dunia memang kejam bukan takdir yang membuat hidup seperti ini tapi manusialah yang membuat hidup semakin sulit karena mereka hanya menilai seseorang dari luarnya saja tanpa ingin tahu apa yang terjadi sebelumnya.

Jimin awalnya seperti sebuah figuran yang tidak berguna, tidak di lirik sama sekali bahkan untuk sekedar melirik sekilas saja tidak pernah. Karena dia hanya seorang anak remaja yang tidak lebih dari untuk di hargai, dulu memang dia menginginkan untuk di perhatikan, di sayang, selalu menjadi nomor satu bagi semua orang. Namun bukan seperti ini, dia ingin merasakan kebahagiaan yang belum pernah dia dapat tersenyum begitu lebar tanpa ada beban yang membuat hidupnya tidak tenang.

Jimin masih tetap sama, harus berpura-pura bahwa tidak ada terjadi apapun dia berpikir Tuhan memberinya waktu yang panjang. Jimin sudah banyak mimpi yang akan dia lakukan saat keluar dari rumah sakit, tapi ternyata mimpi-mimpinya sirna seketika saat mengetahui semuanya.

Seharusnya dia tidak mengetahui hal itu.

Karena lebih baik tidak tahu, daripada harus seperti ini merasakan sakit yang lebih dari sebelumnya.

Keinganannya tercapai walau itu hanya dia rasakan sebentar.

𝘏𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘴𝘦𝘣𝘦𝘯𝘵𝘢𝘳.

"Bagaimana udaranya menyegarkan?" tanya Yoongi menundukkan kepalanya untuk menatap Jimin.

Mereka berdua sedang berada di luar, tepatnya di taman yang sejuk angin berembus lembut membelai wajah dan juga rambut mereka. Sinar mentari menambahkan kesempurnaan hari ini, Yoongi memang sengaja membawa Jimin ke taman ini bukan hanya karena suasananya yang bagus, karena Jimin butuh penyegaran agar tubuhnya tidak semakin sakit sebab beberapa bulan ini dia sama sekali tidak keluar dari rumah sakit.

Butuh kerja keras Yoongi membawa Jimin untuk keluar dari rumah sakit itu, karena adiknya selalu menolak dengan keras bahwa dia tidak butuh hal itu alasannya karena tidak ingin melihat orang banyak. Sebab sudah lama tidak keluar dari ruangan itu, Jimin takut orang akan menatapnya dengan tatapan aneh menurutnya orang itu menyeramkan daripada hantu. Saat mendengar penuturan Jimin menjelaskan alasannya itu, membuat Yoongi tertawa saat itu juga dan Yoongi tidak mendengarkan apapun alasan Jimin karena Yoongi langsung menggendongnya masuk ke dalam mobil.

Tentu Jimin memberontak tapi Yoongi tetap membawanya ke taman ini.

Chanyeol, Hoseok dan Minjoon sudah mengijinkannya maka dari itu dia berani untuk melakukannya.

Don't Go (Yoonmin story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang