Chapter 18

627 54 1
                                    



"Sialan!" Yoongi memukul dinding yang terbuat dari kayu itu sampai berlubang, karena dia mengarahkan semua kekuatannya untuk melakukan itu.

Tidak ada yang salah saat dirinya mengikuti arahan dari si iblis Hyukjae, akan tetapi mengapa yang dia temukan bukan Jimin melainkan rumah kosong tanpa berpenghuni. Semua berantakan, akibat mengikutinya Yoongi dalam jebakan seorang iblis pasti ini adalah rencananya. Sialnya Yoongi terkecoh karena tipuan muslihatnya.

Namjoon mengamati setiap sudut ruangan ini saat bergerak lebih masuk, dahinya berkerut akan tetapi saat kakinya melangkah lebih masuk dahinya semakin berkerut dan juga memberikan tatapan tidak percayanya. Namjoon segera berjongkok, mengarahkan senter ponselnya ke benda yang dia lihat. Saat tangannya mengangkat sebuah tali tambang yang bahannya begitu kasar, lalu matanya semakin melebar saat melihat ada bekas darah mengering.

"Darah... Jimin?" gumamnya ragu, akan tetapi kalau di sini tempat persembunyiannya Jimin sudah jelas bahwa ini darahnya. Dan fakta baru, saat senternya tidak sengaja mengarah ke tanah dia mendapatkan lebih banyak darah di sana.

Tanah itu berubah dengan berwarna coklat pekat, Namjoon tidak bisa membiarkan kejahatan seperti ini terjadi. Ini sungguh kejam, sebab jantung akan di ambil akan tetapi mereka melakukan penyiksaan terlebih dahulu?! Apakah mereka pantas di sebut manusia, bahkan anak seperti itu harus di perlakukan seperti binatang.

Namjoon berjalan dengan wajah kesalnya, tangannya menggenggam tali itu dengan kemarahannya. Taehyung yang melihat raut wajahnya yang sangat terlihat marah itu, membuat Taehyung penasaran. "Minggir, aku ingin membunuh iblis itu." desis Namjoon walau tidak ada bentakkan di sana tetap saja mengerikan.

Taehyung menatap terkejut apa yang di katakannya itu, penasaran Taehyung menguap begitu saja saat mendengar suara berat penuh ancaman. Dan selanjutnya, Taehyung menepikan tubuhnya ke samping agar tidak menghalangi jalannya. Karena Taehyung mendukung apa yang di lakukan polisi itu, sebab penjahat sepertinya harus di bunuh tapi rasanya itu terlalu cepat. Taehyung ingin menyiksanya terlebih dahulu, lalu menembak kepalanya begitu saja setelah puas.

Apa ini mengerikan?

Dan.... Taehyung tidak peduli, itu akan membuatnya senang kalau musuhnya mendapatkan siksaan lalu membantu menjemput mautnya.

Seokjin menggeleng dan menghalangi polisi itu. "Kau jangan membunuhnya, kita belum tahu di mana tempat Jimin berada."

"Aku tahu tempatnya."

Namjoon dan Seokjin menoleh secara bersamaan, dan memberikan ekpresi yang terlihat sama. Namjoon menahan helaan napas kasarnya, hanya mengantikan memejankan mata sambil menjerit dalam hati. "Oh ayolah, kalau kau tahu sedari tadi. Mengapa tidak bilang?!" Mata Namjoon melebar. "Atau jangan-jangan kau... Merencanakan ini semua!"

Seokjin yang tadinya menatap Yoongi dengan ketidak percayaan, sekarang beralih menatap Namjoon dengan menelisik. Akan tetapi, pupil matanya bergerak menatap Yoongi dan Namjoon secara bergantian dengan waspada. Lalu dia mundur selangkah menuju adiknya, karena dia tidak tahu apa yang harus di lakukannya semuanya terlihat memusingkan.

Yoongi mendelik tidak suka saat tuduhan tanpa bukti keluar dari mulutnya itu. "Aku tidak merencanakan ini, percaya dengan ku bahwa aku tidak akan melakukan ini karena Jimin Adikku. Aku harus segera menyelamatkannya," sesalnya dengan jalan keluar meninggalkan semua orang yang bingung.

Bagaimana tidak bingung saat mereka tidak tahu apa yang terjadi sebenarnya di keluarganya, sebab tidak ada penjelasan yang membuat mereka percaya. Yoongi tidak seharusnya pergi begitu saja, berkatalah sedikit agar mereka bisa menyimpulkan semuanya satu per satu yang mereka tahu. Akan tetapi, Jimin juga harus segera di selamatkan dari orang jahat yang melakukan hal kejam ini pada anak kecil.

Don't Go (Yoonmin story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang