Capther 04

756 65 2
                                    


Sesuai dengan jawaban Yoongi mereka berdua pun sarapan bersama. Begitu hening dan juga sepi, hanya suara mie seruput yang di makan oleh Yoongi. Sedangkan Jimin hanya menatap pahatan sang ayah tercipta indah pada kakaknya, matanya begitu berbinar melihat orang tersayang ada dekatnya.

Ingin memeluk sang kakak merasakan bagaimana hangatnya pelukan itu, tetapi ia urungkan karena menatap Yoongi dari dekat saja sudah lebih dari cukup untuknya.

Yoongi yang merasa risih dengan tatapannya itu membuatnya sedikit jengah, walau tidak bertatap langsung ekor matanya bisa melihat tingkahnya dengan jelas. Sedari tadi anak itu terus menatapnya tanpa ikut sarapan, yang Yoongi bingung ramyeon dihadapannya hanya untuk dirinya sedangkan dia tidak. 

Yoongi menghentikan acara makannya, karena sudah lenyap ia pun tidak menampik bahwa makanan Jimin memang enak. Kalau menolak makanan buatan Jimin itu ia hanya terpaksa karena gengsi, kalau tidak ia akan terus makan setiap hari tanpa henti sebab tangan kecilnya sangat ahli memasak.

"Mengapa kau tidak ikut sarapan juga?" Yoongi menjadi bingung sendiri dengan pertanyaan ini, ia pun hanya bisa memukul pelan bibirnya karena tidak bisa menahan diri. Ini sama saja, memalukan diri sendiri di depannya.

Jimin sontak terkejut mendengar suara sang kakak, karena hening mendominasi saat kakaknya makan ia pun juga tidak berbicara. Sebab sang kakak tidak menyukai itu, katanya menganggunya dan Jimin hanya bisa diam daripada kakaknya pergi.

Jimin tertawa kecil saja melihat tingkah laku sang kakak, menurutnya kakaknya ini lucu seakan dia sedang mencari perhatiannya. Jimin pun semakin percaya diri bahwa kakaknya memang baik, buktinya sang kakak mengkhawatirkannya, Jimin hanya bisa mengulas senyum sampai matanya hilang.

Kakaknya itu hanya malu untuk menunjukan sisi yang sebenarnya, Jimin paham dan tidak memaksa kakak untuk menyayanginya.

"Aku sudah kenyang menatapmu hyung," jawab Jimin dengan senyuman yang mengembang.

Jimin hanya berkata apa adanya, ia berkata apa yang ada di dalam hatinya. Kakak bagi Jimin adalah segalanya, selama ini Jimin mengagumi dalam diam raga dan hati kakaknya sama sekali tidak pernah ia genggam. Karena Jimin masih berusaha untuk mengambil hati sang kakak agar menerimanya di dalam hidupnya.

"Cih membuang waktu saja," Yoongi pergi meninggalkan meja makan, Yoongi sudah jengah dengan senyuman yang diberikannya. Ia tidak pernah menyangkah bahwa dia masih bisa tersenyum, Yoongi pun tahu pasti hatinya sangat sakit saat ini.

"Hyung," panggil Jimin. Tidak seperti kemarin saat ia memanggilnya Yoongi langsung berhenti, sekarang sang kakak terus berjalan tanpa menghiraukan suara seraknya ini.

Jimin tidak menyerah ia juga pergi meninggalkan meja dan mengejar kakaknya yang terus melangkah cepat, kaki kecilnya bisa mengimbangi ke mana Yoongi pergi. Jimin berhasil menggenggam tangan kekar milik Yoongi, saat itu juga langkahnya berhenti dan membuat Jimin mengulas senyum.

Baru kali ini Jimin menyentuh tangan sang kakak, perasaannya kembali berdesir ia menatap tangan itu lekat-lekat ia ingin ini bertahan lebih lama. Jimin menahan tangisannya agar tidak kembali keluar, membuatnya nampak lemah saja dihadapan sang kakak ia tidak mau air mata ini kembali menunjukkannya.

Baru saja dibuat senang karena bisa menggapai tangan sang kakak, Yoongi tidak berdiam begitu saja ia malahan menepis tangan Jimin sampai terjatuh. Yoongi mengeluarkan semua tenaganya untuk menyingkirkan tangan menjijikan itu, ia langsung bersedekap dada menatap adiknya di bawah saat ini ia sama sekali tidak menolongnya.

"Menjauhlah dariku sialan!"

Yoongi bukan hanya mengumpati Jimin ia juga menendang perut kurus milik Jimin sedikit kuat, sampai Jimin meringis kesakitan ia sempat terbatuk tetapi ia tidak memikirkan hal itu. Jimin bangkit sambil memegangi perutnya yang sakit, membuat Yoongi penasaran apa yang membuatnya begitu gigih yang tidak menghiraukan rasa sakitnya Yoongi hanya diam menatap Jimin datar memikirkannya tidak lebih membuang waktunya.

Don't Go (Yoonmin story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang