Chapter 25

1.1K 57 10
                                    

Ada media ><
Jangan lupa putar dan pakai handset






Rasanya baru saja merasakan genggamannya yang hangat.

Rasanya baru saja memeluk tubuhnya yang selama ini hanya bayangannya saja.

Rasanya baru saja merasakan seharian dengannya tanpa air mata, karena dia selalu tersenyum bahagia tanpa adanya kesedihan.

Namun....

Itu sirna.

Dengan cepat.

Sungguh segala upaya sudah di lakukan, alat yang terbaik dari yang terbaik sudah di keluarkan. Namun apa daya, kalau apa yang sudah mereka lakukan itu sama saja menyiksanya. Dia tidak berhak mendapatkan sakit saat mereka berusaha keras membangunkannya, pun tidak berhak mengambil sosok yang sudah tidak bernyawa kembali hidup di dunia hanya keegoisan mereka semata.

Seharusnya tidak.

Tapi mereka pun menerimanya dengan secara perlahan-lahan tentu dengan setengah hati, sekian lama tidak jumpa sekian lama menanti untuk menyisakan waktu kebersamaan mereka. Nyatanya sosok itu lebih memilih pergi tanpa ingin kembali lagi, dia tidak menoleh ke belakang hanya untuk mengucapkan kata pamit dia memilih diam seribu bahasa dan membuat mereka sakit seperti tertusuknya benda tajam. Mereka kehilangan waktu hanya ingin sekedar mengucapkan kata 'maaf', dan tersisa hanyalah sebuah air mata yang terus saja jatuh tanpa hentinya.

Penyesalan tiada henti.

Yah mereka hanya merasakan penyesalan yang sangat besar, sampai rasanya mereka tidak berhak bernapas di sini dan lebih baik mereka di hukum saja di neraka. Karena mereka manusia paling buruk, yang tidak bisa menjaga satu malaikat yang telah hadir di kehidupan mereka. Dan sekarang malaikat itu telah pergi untuk selamanya, mereka tidak akan bisa lagi bersentuhan tidak bisa lagi tertawa bersama maupun melakukan hal lainnya.

Karena Tuhan sangat menyayangi.

"𝘑𝘪𝘮𝘪𝘯 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘪𝘯𝘨𝘨𝘢𝘭."

Hanya tiga kata saja.

Dan sudah membuat orang dewasa yang bertubuh tegap, meluruh seketika ke lantai begitu saja sebab ucapan dokter tersebut karena mereka sudah berusaha sekuat mungkin untuk mengembalikannya hidup.   Mereka pun hanya bisa meraung penuh ketidakpercayaan dengan semua ini, sebab mereka baru melihatnya semalam dengan keadaan baik-baik saja dan terlihat sehat tapi pagi ini dia di katakan sudah tidak bernyawa.

Bagaimana tidak, wajahnya masih terlihat indah karena ada samar-samar senyum di sana. Dan dia terlihat seperti orang tidur biasa yang tidak terganggu oleh siapapun.

𝘛𝘪𝘥𝘶𝘳 𝘴𝘦𝘭𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢.

Pagi yang cerah tidak secerah apa yang terjadi sekarang, karena bagi mereka matahari telah kehilangan sinarnya dan berubah redup dengan awan hitam menggumpal begitu tebal. Lalu ribuan air itu berbondong-bondong untuk turun, agar orang di bawah sana tersamarkan saat mereka menangis orang pun tidak tahu apakah itu air mata atau air hujan? Sebab mereka berdua punya arti yang sama yaitu, berduka.

Semesta pun seperti ikut merasakan sakit mereka.





Let go of yourself sincerely








𝘣𝘦𝘣𝘦𝘳𝘢𝘱𝘢 𝘫𝘢𝘮 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘭𝘢𝘭𝘶....

Yoongi bangun lebih awal dari sebelum-sebelumnya, karena dia tidak biasa untuk bangun pagi apalagi di pagi hari dia tidak memiliki pekerjaan untuk alasannya bangun cepat. Tapi kali ini berbeda dari hari sebelum-sebelumnya, harinya lebih berwarna dan lebih bersemangat sebab ada seseorang yang membuatnya lebih hidup dari biasanya. Yoongi sangat senang, mungkin tidak ada kata yang tepat untuk mengekspresikan perasaannya saat ini.

Don't Go (Yoonmin story) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang