"Udahan dong marahnya. Kakak mau meluk kamu jadi takut loh. Kamunya maung terus."
Menulikan telinga, Soobin sama sekali tidak menggubris ucapan Yeonjun. Tangannya gesit memasukkan pin. Soobin kemudian masuk tepat ketika bunyi bip terdengar dan pintu Apartemen terbuka.
Yeonjun lagi-lagi mengikuti di belakang. "Hei, Kakaknya di kacangin nih?" tanyanya, masih tetap diabaikan.
Yeonjun menyerah mengikuti Soobin ketika pemuda manis itu memasuki kamar. Ia lebih memilih duduk dan menunggu di sofa ruang utama. Yeonjun merogoh saku, mengeluarkan sebuah ponsel berwarna hitam yang baru ia beli sebulan lalu.
Tangannya menekan beberapa aplikasi. Mulai dari aplikasi chat sampai game. Terkadang Yeonjun menoleh, memastikan sudah terbuka atau belumnya pintu kamar Soobin.
Lama Yeonjun bermain game bersama teman-temannya. Sampai tiba-tiba, sisi kiri Yeonjun yang semula kosong diisi oleh seseorang.
Si wajah kelinci itu memeluk Yeonjun dari samping. Mengusakkan wajah manisnya pada lengan Yeonjun. Menggerakkan kepala acak, membuat rambutnya yang masih setengah basah ikut membasahi lengan kaos Yeonjun.
Yeonjun terkekeh merasakannya. "Udahan nih marahnya?" tanyanya masih tetap fokus pada game di ponsel.
Soobin tidak menjawab. Ia menumpukkan kepalanya di bahu Yeonjun. Tangannya yang melingkar di pinggang Yeonjun bergerak acak. Memilin, meremat, atau bahkan melipat kecil ujung kaos Yeonjun.
"Kakak beneran mau deketin Gyu?"
"Menurut kamu?"
"Eum... Gak tau."
"Itu plan B. Kalau kamu beneran nolak Kakak."
Yeonjun mematikan ponsel. Meletakkan benda persegi itu secara asal tanpa khawatir. Ia balas memeluk Soobin, menghirup aroma shampoo di rambut Soobin sebelum kemudian menenggelamkan kepalanya pada leher yang mengeluarkan aroma segar. Fresh dan manis sekali.
"T–tapi kan Gyu udah punya pacar...," gumam Soobin sambil menjenjangkan leher putihnya, membiarkan Yeonjun menghirup dalam-dalam aroma yang keluar dari sana.
Yeonjun tampak mengeram, menekan tubuh Soobin semakin rapat dengannya. "Terus?"
"Kakak gak bol—akh!"
Kalimat Soobin berganti menjadi pekikan kecil saat Yeonjun menggigit lehernya gemas. Tubuh Soobin sangat harum, dan aromanya benar-benar menyegarkan Yeonjun. Tidak tahukah Soobin kalau Yeonjun sangat menyukai aroma manis?
Pelan-pelan, Yeonjun mengangkat Soobin. Meletakkan Soobin di pangkuannya dengan posisi yang saling berhadapan. Seringai tampan tercetak di ranum Yeonjun dan Soobin bergidik takut melihatnya.
"Cemburu?" tanya Yeonjun, mengambil tangan Soobin untuk ia lingkarkan di lehernya.
Soobin melipat bibir. Tubuhnya otomatis maju saat Yeonjun menariknya semakin rapat.
Mereka bertatapan dengan tubuh yang nyaris menempel sempurna. Yeonjun menjalarkan tangannya keatas, memegang tengkuk Soobin untuk kemudian ia tarik dan cium bibirnya.
Ciuman itu berlangsung sangat singkat sebab Yeonjun hanya ingin memberikan lumatan kecil terhadapnya. Tapi sepertinya, Soobin ingin lebih. Terbukti dengan Soobin yang menarik kerah kaos Yeonjun, menubrukkan bibir mereka asal dan menyesap ranum yang lebih tua tak kalah asal.
Kekehan Yeonjun terdengar samar. Pelan, karena bibirnya sedang dilahap Soobin habis-habisan.
Ciuman Soobin memang amatir, asal dan tidak ahli, tetapi Yeonjun menikmatinya. Menikmati bagaimana Soobin menghisap dan menggigit bibirnya secara bebas. Menikmati bagaimana Soobin dengan penasaran menelusupkan lidahnya kedalam Yeonjun, mengecapnya dan menyesap dimana-mana ketika Yeonjun bahkan tidak membalas, tidak berniat mengganggu kegiatan Soobin sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
ex, yeonbin ✔️
FanfictionIntinya, Yeonjun masih sayang. Tapi, enggak tahu Soobin gimana. yeonbin ft. 97-02liners. genre: romance, fanfiction. bxb! ( ! ) beberapa part mengandung harsh word. ( ! ) belum di revisi. ©2O2O, c h o i h u e k a n g.