O8. lebih

5.5K 914 206
                                    

"Kok gak di makan?"

Pertanyaan itu membuat Soobin mendongak. Mengalihkan tatap pada Jaehyun yang sedang memandangnya lekat. Menyunggingkan seulas senyum kikuk, Soobin kemudian bergerak untuk memotong ayam dalam piringnya.

"Ini mau dimakan kok."

"Baru dimakan karena Kakak tegur. Kalau gak Kakak tegur, pasti masih kamu diemin."

Jaehyun meletakkan sendok dan garpunya pada piring. Membuat suara ting terdengar sedikit nyaring. Melipat kedua tangan di atas meja, Jaehyun kemudian mencondongkan tubuhnya pada Soobin.

"Kenapa? Banyak pikiran? Sampe-sampe kamu gak nafsu makan?"

"Enggak kok. Tadi itu, Soobin cuma sedikit hilang fokus," elak Soobin.

Jaehyun mengangkat sebelah alis. Percaya tidak percaya pada Soobin yang kini mulai menyuapkan makanannya. "Yakin?"

"Eum."

Detik selanjutnya, suara helaan nafas yang berasal dari Jaehyun terdengar. Tidak keras, tetapi mampu membuat Soobin melirik pada Jaehyun di hadapannya.

"Kamu tahu kalau Kakak gak suka dibohongin, Soobin. Kenapa? Apa yang lagi kamu pikirin sampe gak nafsu makan? Gak biasanya kamu hilang fokus begini. Masih mau bohong?"

Soobin terdiam. Memperlambat gerakannya mengunyah ayam. Arah pandangnya mulai merunduk, enggan bersitatap dengan Jung Jaehyun. Sebab apa yang dikatakan oleh Jaehyun tidaklah salah. Semuanya benar. Apalagi mengenai Soobin yang berbohong dengan mengatakan kalau ia hanya hilang fokus sesaat.

Sore tadi, Beomgyu memutuskan untuk menraktir Yeonjun pizza sebagai balasan atas Yeonjun yang mengembalikan dompet Beomgyu. Pemuda Virgo itu setuju, dan mereka —setelah berpamitan pada Soobin, benar-benar pergi untuk menghabiskan waktu dengan memakan pizza bersama.

Hal itu membuat pikiran Soobin terganggu. Ia sedikitnya tidak menyukai interaksi antara Yeonjun dan juga Beomgyu. Apalagi, Soobin tahu betul kalau Beomgyu adalah anak yang ceria dan terlampau lucu. Ditimpali dengan pemuda seperti Yeonjun yang sangat easy going dan friendly, tentu membuat keduanya klop dan mudah bersatu. Fakta itulah yang sukses membuat Soobin merasa resah dan terganggu.

"Oke. Gak masalah kalau kamu gak mau cerita. Yang utama, abisin makanan kamu. Kakak gak suka liat kamu kebawa pikiran sampe gak mau makan. Ngerti?"

Anggukan paham diberikan oleh Soobin. Membuat Jaehyun lekas menghela napas lantaran merasakan perubahan signifikan yang terjadi pada sang kekasih.

Jaehyun kemudian menyandarkan punggung kokohnya pada kursi. Bersedekap, memutar mata melihat sekeliling cafe yang tampak sepi. Hari sudah mulai gelap dan cuaca diluar sedikit mendung. Mungkin itulah alasan kenapa cafe tidak sepadat dan seramai biasanya.

Detik berganti menit, atensi Jaehyun kemudian beralih pada pintu cafe yang beberapa detik lalu terbuka. Menampilkan dua orang pemuda dengan pakaian yang agak basah sedang tertawa di pintu utama.

Jaehyun spontan mengernyit. Menyipitkan mata memandang dua orang pemuda yang mulai berjalan memasuki cafe —masih sambil tertawa dan sesekali saling menggoda.

"Itu Yeonjun, kan?" gumamnya yang berhasil menarik perhatian Soobin. Soobin otomatis menoleh, mengikuti arah pandang Jaehyun terjatuh.

Detik selanjutnya, Soobin rasanya ingin memukul seseorang untuk menyalurkan rasa kesalnya. Bagaimana bisa, Yeonjun tertawa begitu senangnya bersama dengan Beomgyu yang bahkan belum genap satu hari ia kenal?

Sekali brengsek, pasti akan terus brengsek.

"Jadi, lo mahasiswa baru di fakultas gizi? Pindahan dari Bandung yang baru aja resmi kuliah disini tiga minggu lalu?"

Beomgyu mengangguk membenarkan ucapan Jaehyun. Di hadapan Beomgyu, ada Yeonjun yang berkali-kali menghembuskan nafasnya jengah. Bukan kemauan mereka untuk duduk semeja dengan Jaehyun maupun Soobin.

Ini semua terjadi karena Jaehyun dengan lancangnya memanggil dan meminta Yeonjun maupun Beomgyu untuk duduk semeja bersama dengannya dan juga Soobin.

Lalu, Yeonjun dan Beomgyu selaku adik tingkat dari kating terhormat itu bisa apa? Selain menurut, dan menceburkan diri dalam selimut kecanggungan yang dibuat Jaehyun?

"Pantes gue gak pernah liat."

"Beomgyu emang jarang keluar. Paling, ke kantin di matkul siang. Selebihnya, Beomgyu suka di perpustakaan," timpal Soobin.

Beomgyu lagi-lagi mengangguk membenarkan Soobin. Tangannya terulur, mulai menyambar segelas Iced Coffee yang beberapa saat lalu ia pesan. Cuaca sedang dingin, Yeonjun sempat melarang Beomgyu untuk memesan es dan menggantinya dengan minuman hangat. Akan tetapi, kepala Beomgyu ternyata lebih keras dari apa yang Yeonjun kira. Berakhir dengan di pesannya segelas Iced Coffee sesuai dengan apa yang Beomgyu inginkan.

"Terus bisa kenal Yeonjun? Gimana tuh?"

"Kak Jaehyun, itu privasi mereka. Gak baik nanya-nanya tentang hal yang menjurus kesana," Soobin menegur sembari melirik pada Yeonjun yang tampak acuh.

Pemuda September itu sibuk memainkan ponsel. Sesekali akan mendongak untuk melihat Beomgyu, kemudian akan kembali sibuk dengan ponselnya seolah tidak ada siapapun di kanan kirinya.

Beomgyu yang mulai merasakan selimut kecanggungan, perlahan-lahan membasahi bibir bawahnya. Ia ikut menatap Yeonjun yang duduk berseberangan dengannya. Ingin mengajak Yeonjun pulang, tetapi tidak enak dengan Jaehyun dan juga Soobin.

"Oke, maaf. Cuma penasaran. Udah lama gak liat Yeonjun bawa gandengan. Tau-tau dateng barengan mahasiswa yang gak pernah Kakak liat. Ya, wajar kalau penasaran, kan?"

Bukannya lo selalu penasaran sama apapun tentang gue? tanya Yeonjun dalam hati. Diam-diam, pemuda itu mendengus mendengar pernyataan Jaehyun.

Yeonjun beranjak dan menyambar tasnya di bawah meja. Membuat Jaehyun, Beomgyu atau pun Soobin mendongak sebab terkejut dengan pergerakan tiba-tibanya.

Namun seolah tidak peduli, Yeonjun abai dan mengulurkan tangannya pada Beomgyu yang tampak bingung. "Ayo, Kakak anter pulang. Udah mau malem, gak baik kan kalo terus-terusan diluar sampai larut?"

Beomgyu menurut dan menyambar uluran tangan Yeonjun. Saat ia sedang membereskan barang-barangnya, Jaehyun tiba-tiba saja kembali berceletuk ria.

"Gebetan baru nih Jun?"

"Maksud?"

"Beomgyu, gebetan baru lo?"

"Oh, iyalah. Ya kali terus-terusan bertahan sama perasaan yang sia-sia. Kalo ada yang lebih oke, kenapa enggak?" sahut Yeonjun sembari tertawa konyol.

Nadanya terdengar jenaka. Tetapi entah kenapa, sukses membuat Jaehyun terdiam lama. Soobin? Jangan ditanya. Rasanya ingin menangis dan memukul siapapun untuk menyalurkan sakit hatinya.

Perasaan yang sia-sia, dan ... lebih oke katanya?

double up, jangan?

ex, yeonbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang