O3. cafe

8.5K 1.2K 377
                                        

Yeonjun menggerutu kesal. Niat awalnya untuk berleha-leha semalaman di kamar kos mendadak ia urungkan hanya karena Mark, Lucas, dan juga Changbin memaksa untuk bertemu di cafe biasa.

Yeonjun awalnya menolak. Bersikeras ingin berdiam diri di kamar sampai pagi. Namun, ancaman beruntun beserta spaman chat pun telpon yang amat mengganggu membuat Yeonjun akhirnya bangkit dan berangkat. Berakhir dengan terjebaknya dia diantara Mark, Lucas, dan Changbin yang sibuk ghibah.

"Oiya Jun," Changbin tiba-tiba saja mengganti topik gosip mereka. Ia beralih, menatap Yeonjun yang sedang sibuk memakan ayam.

Changbin menumpu dagu dengan tangan yang bersangga pada meja. "Tadi sore gue ngeliat Soobin sama Kak Jungkook berduaan. Soobin udah putus sama Kak Jaehyun kah?"

Pergerakan Yeonjun sontak terhenti begitu telinganya menangkap suara Changbin. Yeonjun tampak mengerjap lambat. Terdiam cukup lama, Yeonjun kemudian mengalihkan tatapannya pada Changbin. "Putus?"

"Iya."

"Gak mungkin," sahut Yeonjun. "Kak Jungkook mah sepupunya. Gitu aja gak tau."

"Ya gue kan gak mendalami silsilah keluarga Soobin," Changbin membalas santai. "Lagian keliatannya deket betul. Wajar kan kalo gue curiga."

"Diliat dari muka juga udah ketauan kali kalo Kak Jungkook sama Soobin punya hubungan darah. Lo gak liat mereka mirip?"

Changbin mengendik membalas ucapan Lucas. Fokusnya kini tertuju pada Yeonjun yang tetap santai memakan potong demi potongan ayam —tanpa peduli sedikit pun dengan apa yang teman-temannya bicarakan.

"Btw tugasnya Pak Siwon udah di—"

"Permisi."

Menghentikan pembicaraan, keempatnya kontan mendongak kompak. Otomatis melayangkan tatapan bingung pada dua orang yang tengah berdiri di sisi meja mereka. Mengerutkan alis samar, Yeonjun tampak tak suka dengan pemandangan dihadapannya.

"Kak Jaehyun?" tegur Mark.

Pemuda yang dipanggil Jaehyun itu tersenyum seraya mengangguk singkat. "Kita boleh gabung? Gak bermaksud apa-apa nih, tapi meja yang lain penuh semua. Mau minta gabung sama orang asing kan gak enak. Numpung kenal sama kalian jadi ya... gimana?"

Keempatnya kontan bertukar pandang. Ingin mengizinkan, tidak enak dengan Yeonjun. Ingin tidak mengizinkan pun tidak enak dengan Jaehyun.

Serba salah.

"Anu, Kak—"

"Duduk aja Kak. Numpung kursi kosongnya pas buat dua orang nih."

Kalimat yang Yeonjun lontarkan tentu saja membuat teman-temannya melotot heran. Yeonjun seolah tidak keberatan. Pemuda itu bahkan tersenyum, tampak tidak masalah sama sekali dengan pemandangan yang akan dilihatnya selama beberapa waktu ke depan.

Jaehyun ikut tersenyum sembari menarik Soobin untuk duduk. "Thanks, Jun."

"Santai aja."

Dan satu-satunya hal yang Yeonjun sesali adalah posisi duduk Soobin yang bersebrangan dengan dirinya.

Awkward.

Itu yang sedang Yeonjun rasakan. Mendapati dirinya ditatap terus-menerus oleh Jaehyun, pun melihat Soobin yang terus menunduk dan mati-matian menghindari kontak mata dengannya membuat Yeonjun merasa awkward. Belum lagi dengan tatapan mengintimadasi yang diberikan oleh tiga orang temannya.

"Yeonjun, lo semester empat kan?"

Yeonjun menoleh ketika namanya disebut. Jaehyun —yang duduk tepat di sisi kirinya bertanya sembari memandang Yeonjun dalam.

"Iya Kak. Kita semua semester empat."

"Oh, kalo Soobin semester dua."

Tidak tahu harus merespons seperti apa, Yeonjun akhirnya hanya bergumam iya sembari meluruskan kepala dan melanjutkan acara makannya.

"Lo mantannya kan Jun?"

"Iya Kak?"

"Lo mantannya Soobin, kan?"

Pemuda berambut coklat itu tidak langsung menjawab. Matanya terarah pada Soobin yang juga tengah memandangnya. Tanpa memerhatikan reaksi dari teman-temannya, Yeonjun mengangguk mengiyakan. "Iya."

"Gimana?" lanjut Jaehyun.

Yeonjun tampak mengernyit bingung. "Gimana apanya?"

"Masih suka Soobin?"

"Kak Jaehyun," tegur Soobin. Pemuda yang pada awalnya tidak ingin buka suara, pada akhirnya terpaksa menegur Jaehyun karena dirasa telah melenceng jauh.

"Kenapa, Soobin?"

"Jangan ngomongin hal yang aneh-aneh."

"Loh? Aneh gimana?" Jaehyun mengangkat alis. "Kakak cuma mastiin, dia masih suka kamu atau enggak. Diliat-liat daritadi, mata Yeonjun gak bisa lepas dari kamu."

"Kak Jaehyun."

"Oke-oke."

Mendapati interaksi yang tidak mengenakkan dari Jaehyun dan Soobin, membuat Yeonjun canggung sendiri. Kepalanya ia garuk ringan, bentuk dari rasa canggung yang ia rasakan.

"Mark, Cas, Chan, gue udah kelar. Duluan ya."

"Mau kemana?" sambar Jaehyun.

"Pulang Kak. Ada tugas yang belum dikerjain."

"Tugas atau mau menghindar dari gue dan Soobin?"

Yeonjun semakin merasa canggung. "Buat apa ngehindar dari—"

"Gue cuma penasaran, lo masih suka sama Soobin? Denger-denger cara kalian putus—"

"Kenapa kalo gue masih suka Soobin?" potong Yeonjun. Lama-lama, kesabarannya habis juga menghadapi Jaehyun yang lancang pun menjengkelkan.

"Udah gue duga."

"Terus?" Yeonjun mengangkat alis. "Gue sama Soobin udah selesai lama, gak perlu di ungkit-ungkit lagi. Kalo lo ngerasa terganggu sama gue, bilang aja. Gue emang masih suka Soobin, tapi gue gak ada niat buat ngerebut Soobin dari lo."

Jaehyun terdiam. Sadar kalau ucapan yang ia lontarkan sejak awal memang cukup keterlaluan. Sedang Yeonjun sendiri abai pada Jaehyun dan fokus menatap Soobin. Kepala pemuda kelinci itu menunduk, seratus persen menghindari tatapan Yeonjun.

Maka setelah puas meratapi pergerakan Soobin, Yeonjun pun pergi. Disusul oleh teman-temannya kemudian.

Soobin terdiam dan menatap Jaehyun tajam. "Kakak keterlaluan," setelahnya, ikut pergi meninggalkan Jaehyun sendirian.

selamat malam.
ini cukup panjang.

oh iya,
karena ini cerita ringan,
jadi bahasa yang aku gunain
juga ringan.

soalnya takut keberatan
dan kalian sedikit susah paham.

see you next time!

ex, yeonbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang