Waktu bergulir begitu cepat. Tiga tahun sudah berlalu dan Soobin secara resmi telah menjadi mahasiswa semester akhir. Sibuk akan skripsi dan persiapan sidang membuat Soobin tidak lagi leluasa bertemu Yeonjun. Apalagi, Yeonjun sendiri memiliki kesibukan dan jadwal yang tak kalah padat. Pemuda September itu sukses menjadi pengacara setelah kelulusannya enam bulan lalu.
Soobin menghela napas. Menutup laptopnya sebelum kemudian menenggelamkan kepala dalam lipatan lengan. Resmi menjadi mahasiswa semester tujuh bukanlah hal yang mudah. Soobin sedikitnya merasa tertekan meskipun dukungan dari teman dan keluarga melimpahinya.
Ia lalu kembali mengangkat kepala, menumpu dagu dengan sebelah tangan yang bersangga pada meja. Arah pandangnya lurus, menatap seisi kantin dengan perasaan aneh yang melonjak hebat.
Jujur saja, Soobin rindu. Rindu akan suasana menyenangkan yang biasa ia dapatkan di sela-sela kosongnya kelas. Rindu dengan gelak tawa Lucas yang menggelegar hebat. Gosip dari Mark, lawakan-lawakan Changbin, tingkah laku Yeonjun sampai pada obrolan singkat yang mengikutsertakan Soobin, Beomgyu, Felix dan Haechan didalamnya.
Sekarang, mereka sudah lulus. Barisan Kakak tingkat konyol yang selalu menggemparkan kampus. Angkatan terfriendly, teraktif dan teramah yang pernah Soobin jumpai. Satu-satunya angkatan yang mampu membuat nyaris seluruh adik tingkat menangis di hari kelulusan mereka.
Rasanya hampa. Kampus seperti kosong tanpa kehadiran mereka. Kegiatan kampus memang masih berlangsung, tapi tetap saja, agak aneh karena bukan angkatan Yeonjun yang mengisi acaranya.
"Kak Soobin!"
Soobin terhenyak, bersamaan dengan datangnya Beomgyu dan juga Hueningkai.
"Kok gak bilang lagi disini?"
"Lupa, aku kira kamu sibuk."
"Dikit sih," balas Beomgyu sambil menyengir kecil. Ia lalu duduk, diikuti oleh Hueningkai di sebelahnya. "Oh, iya. Persiapan sidang Kakak udah oke?"
"Eum. Kamu juga udah oke kan?"
"Udah dong."
"Yey, nanti pas kelulusan kita foto berdua ya."
Beomgyu tertawa manis sambil mengangguk ribut. "Iya. Nanti aku pakai toga, Kakak juga. Biar Kai yang motoin kita."
"Loh gak bisa," Hueningkai menyahut tidak terima. "Aku juga harus ada didalam foto."
"Oke, oke. Kalau gitu kita suruh Taehyun."
"Taehyunnya gak mau," balas Taehyun yang baru datang. Ia duduk di sebelah Soobin sambil meletakkan dua bungkus plastik diatas meja. "Burger, dimakan gih," katanya, disambut pekikan girang oleh Beomgyu.
Soobin tersenyum sebelum ikut menjulurkan tangan, menyambar salah satu burger dan melahapnya pelan.
Yeonjun memang sudah tidak lagi ada di kampus, tapi Soobin tetap bersyukur, karena Tuhan berbaik hati memberikan Taehyun dan Hueningkai sebagai pengganti kehadiran Yeonjun dan teman-temannya.
—
Yeonjun menguap lebar. Menggerakkan tubuh ke kanan dan ke kiri sambil merentangkan kedua tangan. Seluruh persendiannya terasa kaku, Yeonjun sukses terlihat seperti mayat hidup dengan wajah pucat dan mata panda.
Tangannya sibuk merapikan berkas-berkas miliknya ketika dering ponsel berbunyi, memaksa Yeonjun untuk berhenti.
"Lucas?" gumam Yeonjun pelan. Ada setitik perasaan aneh saat ia menyebutkan nama Lucas. Yeonjun tidak tahu perasaan semacam apa itu. Tetapi ketika Yeonjun mengangkat telepon dan mendengar sapaan Lucas, Yeonjun sadar, kalau itu adalah bentuk rasa rindunya akan sosok teman yang sudah sangat lama tidak ia jumpai.
KAMU SEDANG MEMBACA
ex, yeonbin ✔️
FanfictionIntinya, Yeonjun masih sayang. Tapi, enggak tahu Soobin gimana. yeonbin ft. 97-02liners. genre: romance, fanfiction. bxb! ( ! ) beberapa part mengandung harsh word. ( ! ) belum di revisi. ©2O2O, c h o i h u e k a n g.