"ANJAY YEONJUN."
"LAH BALIKAN?!"
"KIW KIW YEONJUN KIW."
Sorakan-sorakan itu didapat Yeonjun ketika ia dan juga Soobin melangkah memasuki area lapangan indoor. Anak-anak basket yang sudah tiba lebih dulu langsung menyoraki mereka berdua, bertanya-tanya tentang kenapa kapten tim fakultas mereka bisa datang bersama dengan sang mantan.
"Heh sini lo!"
Yeonjun berjengit saat Changbin bangkit dari tempat duduk dan langsung menarik kerah kausnya ke pojok ruangan. Ia segera menatap Soobin dan memberi kode agar pemuda manis itu menunggu sebentar.
"Adududuh, sakit anj—akh, monyet. Gak ada perasaan lo," ketus Yeonjun saat mereka tiba di pojok ruangan.
Yeonjun sibuk membenarkan letak kausnya, sementara Changbin bersedekap dada sembari menatap Yeonjun tajam. "Bullshit lo ya. Kata lo mau move on, eh malah dateng bareng Soobin. Emang gak bisa di percaya lo. Kalo sampe—"
"Sshhh," Yeonjun menempatkan jari telunjuk di depan bibir Changbin. "Calm down, my brother, calm down. Nanti kita cerita soal hari ini—"
"Anjing alay."
Yeonjun tertawa, lalu ikut bersedekap di depan dada. "Gimana ya? Panjang ceritanya. Kalo gue ceritain ke lo sekarang, nanti gue harus cerita lagi ke Lucas sama Mark. Ogah amat ngulang-ngulang cerita."
"Lo jelasin ke gue dulu aja. Nanti kalo Lucas sama Mark nanya, gue yang cerita ke mereka."
"Gak. Lo suka ngarang cerita. Melenceng ntar omongan gue."
"Hehe."
"Haha hehe lo," Yeonjun julid. "Intinya gu—"
"Woy Kapten! Ini kapan latihannya? Lo udah dateng telat ngaret pula."
Yeonjun menoleh ketika embel-embel dalam tim basket yang biasa digunakan untuknya diserukan. Ia tertawa dan mengacungkan jari tengah pada Hyunjin yang tadi meneriakinya.
"Sabar woy. Ini perawan lagi minta pertanggungjawaban," balas Yeonjun sambil melirik kearah Changbin.
Changbin melotot. Hendak memukul Yeonjun, tetapi pemuda itu sudah lebih dulu melarikan diri dan menghampiri anggota basket yang lain. Mau tak mau, dengan langkah kesal, Changbin kembali ke tempat semula ia berasal.
Yeonjun sempat memberikan tatapan mengejek untuk Changbin sebelum kemudian mulai mengarahkan tim. "Oke. Kayak yang udah gue bilang kemarin malam, anak-anak teknik ngajak kita tanding dadakan. Karena ini cuma tanding biasa, jadi Coach nunjuk gue buat ngarahin kalian. Sesuai kesepakatan, dua hari lagi kita tanding sama mereka. Sebelum mulai latihan, cek kehadiran dulu."
"Satu, tiga belas Wooyoung."
"Dua, enam Serim."
"Tiga, dua puluh delapan Hyunjin."
"Empat, lima belas Changbin."
Setiap anggota basket mulai menyebutkan angka di kaus dan urutan duduk mereka dari kiri ke kanan. Sampai setelah giliran Bomin tiba dan dia menjadi yang terakhir, Yeonjun ikut bersuara. "Delapan, tiga belas Yeonjun. Kurang dua, siap—"
"SEMBILAN! DUA PULUH LIMA LUCAS!"
Semuanya sontak menoleh ke sumber suara. Lucas belari dari ambang pintu lapangan dan langsung melemparkan tasnya ke tempat duduk penonton hingga Soobin refleks menghindar agar tidak terlempar.
"Sorry—hhh... Gue telat," ujar Lucas dengan tubuh membungkuk dan kedua tangan yang bersangga pada lutut.
Yeonjun mengangguk singkat. "Oke, karena satu orang belum dateng, kita omongin soal formasi dulu. Gue denger, setiap anak teknik tanding, mereka selalu make formasi—"

KAMU SEDANG MEMBACA
ex, yeonbin ✔️
FanfictionIntinya, Yeonjun masih sayang. Tapi, enggak tahu Soobin gimana. yeonbin ft. 97-02liners. genre: romance, fanfiction. bxb! ( ! ) beberapa part mengandung harsh word. ( ! ) belum di revisi. ©2O2O, c h o i h u e k a n g.