19. pertolongan

5.6K 758 45
                                        

Yeonjun dan amarah.

Dua kata yang seharusnya selalu dipisahkan. Choi Yeonjun memang pengendali emosi terbaik, tetapi ia bukanlah pengendali amarah yang baik. Ketika Yeonjun marah, rasanya seperti ia ingin menghancurkan segalanya. Menghancurkan dunia dan isinya; apapun yang membuatnya kesal.

Seperti sekarang ini. Ketika Choi Soobin pada akhirnya memberanikan diri untuk berbicara mengenai perbuatan Jaehyun siang tadi, Yeonjun sudah tidak mampu menahan gejolak emosinya lagi. Jaehyun terlalu sering; mengganggu, mengusik, ataupun merusak kehidupannya.

Kalau bukan karena tangisan si manis yang meminta Yeonjun untuk bertahan dan tidak menerjang Jaehyun di rumahnya, Yeonjun pasti sudah akan maju untuk menghabisi Jaehyun beserta tetek-bengeknya.

Maka disinilah Yeonjun berakhir, di kamar milik kelinci kesayangannya yang kini pulas tertidur dalam pelukan Yeonjun.

Si rambut cokelat menghela napas. Melirik pada leher Soobin yang dipenuhi tanda dan bekas-bekas gigitan. Yeonjun tahu, Jaehyun sengaja melakukannya untuk memancing amarah Yeonjun, dan berakhir dengan bergelutnya dua dominan itu.

Maka dari itu, Yeonjun mencoba untuk menahan diri. Agar Jaehyun tidak semakin menjadi dan masalah mereka tidak semakin panjang tanpa titik terang.

Setelah berusaha untuk meredam emosinya selama hampir tiga jam, Yeonjun akhirnya memilih untuk tidur, mengikuti jejak si manis dalam pelukannya.

"WOOY IMPOSTOR! PERCAYA SAMA GUE!"

"ENGGA ANJIR FITNAH! ASLI GUE RAKYAT JELATA. GUE ENGGA NGAPA-NGAPAIN JIR GUE NGETASK DARI TADI."

"GUE LIAT DIA MASUK VENTILASI SUMPAH VOTE DIA!"

"BABI YA LO MARKONAH!"

"LOH KOK NGAMOK?! BENER BERARTI SI WOOY IMPOSTORNYA."

Wooyoung mendesah frustasi. Ia menunjuk Mark yang duduk disebelahnya dengan mata memicing tajam. "Lo? Monyet. Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan."

"Lah gue liat sendiri pake mata kepala kalo lo masuk ke ventilasi."

"Bukan gue asu, gue bogem pala lo pake helm mamam lo."

"Ya terus sapa kalo bukan—"

"VOTE MARK! BIASANYA YANG PALING BANYAK BACOT ITU IMPOSTORNYA."

Wooyoung langsung bersorak heboh setelah mendengar teriakan Lucas. Mark mengumpat tidak terima. Kawanan itu sempat bergulat selama beberapa saat sampai akhirnya nama Yeonjun terpampang di layar ponsel mereka sebagai pemenang.

Yeonjun dan Lucas bersorak heboh. Keduanya bahkan sampai naik ke kursi kantin. Lucas mengangkat tasnya tinggi-tinggi, memutarnya diatas kepala. Sementara Yeonjun, dengan gerakan yang asal mulai berjoget dan mengejek teman-temannya.

Meskipun tidak menang, tetapi dari awal Lucas sudah bersekongkol dan membantu Yeonjun menyembunyikan jati diri sebagai impostor. Karena itulah Yeonjun berjanji akan memberikan setengah bagiannya kepada Lucas.

"An? Jing," komentar Changbin.

Wooyoung, Mark, dan San mendesah, kesal bukan main dengan dua temannya yang masih setia berjoget diatas kursi.

"Sesuai perjanjian, lo berempat traktir kita. Eh enggak, bukan gue, tapi Yeonjun, eh tapi gue juga," Lucas berkata setelah mereka kembali duduk dengan sempurna.

ex, yeonbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang