12. mama

5.2K 816 159
                                        

"Alah anjing!"

Yeonjun menendang kuat-kuat dinding dari lobby Apartement. Menyangga sebelah tangan pada dinding, Yeonjun lantas memejamkan kedua mata erat-erat. Napasnya memburu, kesal dan jengkel bercampur menjadi satu.

Lagi-lagi Jaehyun. Yeonjun benar-benar masih sulit menerima kenyataan kalau Jaehyun saat ini adalah kekasih resmi dari Choi Soobin.

Soobin, yang dulu pernah menjadi miliknya, kini telah menjadi milik pemuda lain. Sulit rasanya untuk menerima. Ditambah dengan fakta kalau Soobin pergi karena dirinya. Kalau saja Yeonjun tidak berulah, Soobin pasti masih dengannya. Masih menjadi milik Choi Yeonjun.

"Argh bangsat! Tolol! Yeonjun goblok!"

Yeonjun memukuli kepalanya sambil berkali-kali memaki diri sendiri. Rasa jengkelnya telah memengaruhi caranya bertindak. Yeonjun tak sadar kalau apa yang ia lakukan saat ini bisa saja menyakiti dirinya sendiri.

Mengabaikan rasa nyeri yang mulai timbul akibat ia terlalu keras memukul, Yeonjun benar-benar tidak peduli. Setidaknya sampai sebuah tangan tiba-tiba saja terangkat guna mencengkram pergelangannya kuat. Yeonjun kontan mendongak, mengerjap saat melihat Choi Beomgyu berdiri dihadapannya sembari menggelengkan kepala pelan.

"Jangan," ujar Beomgyu, pelan sekali. Kepala pemuda itu kembali menggeleng, dengan raut yang menunjukkan rasa khawatir dan prihatin secara bersamaan.

Entah kenapa, Yeonjun merasa sesak. Ini kali pertama seseorang melihat kebodohan yang ia lakukan. Kadang-kadang, ia memang suka memukul tubuhnya sendiri sebagai hukuman atas kesalahan apapun yang telah ia lakukan.

"Kakak gak boleh mukul diri sendiri. Jangan ya, Kak? Kasihan tubuh Kakak. Pasti sakit di pukul kayak gitu."

Yeonjun menurunkan tangannya yang sejak awal bersangga pada kepala. Membuat tangan Beomgyu yang memegang pergelangannya pun ikut turun mengikuti pergerakan Yeonjun.

Malu, serius. Rasanya sangat malu mendapat ceramah dari pemuda yang bahkan dua tahun lebih muda darinya. Yeonjun mau tidak mau tersenyum. Senyum canggung yang kerap ia tunjukkan saat sedang salah tingkah.

"Sorry, tadi ... Lepas kontrol."

"Kok minta maafnya ke aku? Ke tubuh Kakak dong! Kasihan dipukulin sama Kakak."

"Iya," Yeonjun terkekeh. Lalu menempatkan sebelah tangan pada kepalanya sendiri untuk kemudian ia tepuk sebanyak dua kali. "Maaf kepala," kata Yeonjun yang membuat Beomgyu tertawa pendek.

Yeonjun ikut tertawa, kembali memasukkan tangannya pada saku jaket yang ia kenakan. Selang beberapa detik berikutnya, Yeonjun sedikit mengernyit saat melihat sebuah kardus dengan ukuran sedang tergeletak di sebelah kaki Beomgyu.

"Kamu abis belanja?" tanya Yeonjun setelah melihat beberapa sayur, daging, dan juga buah yang mengintip dari balik kardus.

Beomgyu ikut menunduk. Melihat kardus yang berada dibawahnya. "Oh? Iya!" Beomgyu lalu merunduk untuk mengangkat kembali kardus tersebut.

Ia tersenyum dengan deretan gigi yang terlihat begitu lucu. "Untuk bahan percobaan. Aku mau latihan untuk praktek minggu depan."

"Wih? Praktek apa tuh?"

"Disuruh buat makanan bebas sih. Tapi harus ngurangin kadar gulanya. Aduh, aku bingung banget Kak. Aku kan suka yang manis-manis. Pasti susah deh."

ex, yeonbin ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang